Latest News

Showing posts with label Renungan Politik. Show all posts
Showing posts with label Renungan Politik. Show all posts

Sunday, December 30, 2018

PRABOWO DAN AGAMA



Posisi saya sebenarnya agama seseorang tidak  menjadi penentu buat saya untuk memilih seseorang untuk menjadi pemimpin. Melihat Prabowo dipersoalkan kemampuannya sholat, membaca Al-Qur’an atau menjadi Imam itu juga saya tidak peduli. Ketika beredar video dan foto Prabowo berjoget ria dalam acara perayaan Natal, saya juga berfikiran “so what?”.

Saya juga tidak heran misalnya ketika melihat video,  seorang Prabowo, yang mengikuti ritual Natal agama Nasrani dengan menyalakan lilin dan menyanyikan lagu-lagu rohani, yang nota bene adalah bagian dari ritual agama Kristen, menurut teman saya yg Kristen. Membuat saya bertanya-tanya juga: Prabowo Kristen atau Islam yg ultra moderat?

Tetapi kemudia saya sadar, apa hak saya dan kita semua menghakimi ke Islaman Prabowo? Sama seperti apa hak orang menghakimi ke Islaman saya karena saya tidak pakai jilbab?

Bagi saya, dan saya percaya ini berlaku bagi publik di negara manapun, untuk memilih pemimpin, yang paling penting adalah karakter seseorang. Pemimpin yang baik bagi saya adalah yang jujur, bekerja keras, memberi perhatian detil pada pekerjaannya untuk menjamin kesuksesan, secara “genuine” peduli pada rakyatnya, terutama yang dari kelompok lemah, terbuka,  transparan, sederhana, rendah hati, “acessible” dan mampu menyelesaikan konflik. Yang paling penting dari semua karakter adalah sikap yang demokratis, yang terbuka pada kritikan dan masukan, bergerak dalam koridor hukum, bahkan menghormati oposisi. Agama seharusnya tidak jadi faktor penentu.

Menjadi masalah besar soal agama ini apabila hal itu dijadikan alat untuk meraih kekuasaan. Lebih parah lagi, apabila agama seseorang dimanipulasi sedemikian rupa, seolah-olah Calon Pemimpin itu merupakan simbol dari agama tertentu. Prabowo sudah dan sedang dijadikan simbol agama Islam sejak Pilpres tahun 2014 berlanjut ke Pilgub DKI 2017 sampai sekarang oleh kelompok Ultra kanan dan radikal, yang kita tahu siapa mereka.

Prabowo tahu bahwa dijadikannya dia menjadi seolah-olah simbol Islam adalah kebohongan publik yang luar biasa. Tampilan dia yang tidak bisa baca Al-Qur’an, salam Islam yang dia ucapkan belepotan, yang menyebabkan dia tidak mampu jadi Imam, bukanlah tampilan seorang simbol Islam seperti yang  dimengerti publik. Oleh karena itu dia marah waktu ditanya ulama apakah dia mampu baca Al-Qur’an atau   tidak dan apakah dia mampu jadi Imam dalam sholat berjamaah. Dia marah dan mengatakan bahwa dia bukan santri, dia tidak belajar Islam di pesantren, ada orang yang lebih baik dari dia, apa salahnya orang lain yang jadi Imam sholat? Dia berteriak: Kenapa itu jadi persoalan?

Bagi saya dan bagi publik Indonesia, yang menjadi persoalan seharusnya  bukanlah Prabowo yang tidak bisa baca Al-Qur’an sehingga tidak bisa menjadi Imam, atau mengikuti ritual kebaktian agama Kristen, tetapi kebohongan publik yang Dia ciptakan dengan membiarkannya menjadi simbol Islam dan menuduh lawannya anti Islam. Dia memanipulasi agama untuk memenangkan pertarungan menjadi Presiden.

Persoalan terbesar dari semua cara Prabowo untuk meraih kekuasaan Presiden adalah dengan menghalalkan segala cara. Bahkan dia  menutup mata bahwa cara-cara yang dia pakai  menjadikan bangsa kita terpecah belah, antar umat beragama diadu domba, dan umat sesama agama pun diadu domba. Saya khawatir ramalannya bahwa Indonesia akan punah tahun 2030 justru akan menjadi kenyataan, tapi bukan karena kalau Jokowi kembali menjadi Presiden, tetapi apabila  Prabowo memenangkan Pilpres dengan cara-cara yang dia lakukan sekarang.

Prabowo, yang ultra moderat, barangkali berfikir bahwa suatu saat apabila dia memenangkan pertarungan kursi Presiden, dia akan mampu mengendalikan kelompok ultra kanan yang dia jadikan kenderaan untuk tidak melaksanakan agenda mereka : menjadikan Indonesia sebuah khilafah dan mengganti  dasar-dasar negara kita dan menerapkan syariat agama tertentu. Mana mungkin seorang yang ultra moderat Islam membiarkan hal itu terjadi? Ini yang sekarang berusaha ditampilkan oleh pendukung-pendukungnya dengan mengeluarkan videonya mengikuti perayaan Natal itu untuk meyakinkan publik bahwa dia bukanlah seorang yang ultra kanan.

Seorang aktifis perempuan teman saya yang berada di kubu Prabowo pernah mengatakan bahwa strategi dia adalah  sebaiknya bergabung dengan suatu  kekuatan yang tidak bisa dilawan, lalu kemudian pimpinlah kekuatan itu untuk dikendalikan. Mungkin ini salah satu halusinasi Prabowo yang dia camkan ke pendukung moderatnya, untuk memimpin Indonesia dengan memanfaatkan  kelompok agama ultra kanan itu.

Apakah Prabowo mampu mengendalikan kelompok ultra kanan dan radikal apabila dia menjadi Presiden? Apakah Prabowo yakin, bahwa gerakan yang sedang dia kendarai saat ini akan tunduk pada dia dan tidak akan memindahkan dukungannya kepada seseorang lain, (yang saat ini belum kelihatan),  untuk terus menggulirkan agenda mereka? Apakah tuduhan yang sama kepada Jokowi sekarang sebagai anti Islam dan kriminalisasi ulama tidak akan dikenakan kepada Prabowo apabila dia berusaha mengendalikan kekuatan penghancur NKRI ini?

Bagi saya dan publik Indonesia, jelas bahwa Prabowo adalah seorang Machiavelis, dia tidak malu-malu berbohong, dia tidak segan-segan memanipulasi agama, bahkan mungkin membelakangi imannya sendiri, demi memenangkan pertarungan kekuasaan. Dugaan saya, berdasarkan rekam jejaknya, yang menghalalkan segala cara, dia tidak akan segan-segan melakukan kekerasan termasuk menculik dan menyiksa orang-orang yang kritis, dia akan melakukan cara yang sama yang dilakukan Orde Baru untuk mempertahankan kekuasaan dan melemahkan kekuatan-kekuatan yang melawan dia. Itu adalah gambaran yang hampir pasti terjadi apabila Prabowo menjadi Presiden. Karakternya yang Machiavelis akan menjadi karakter ke Presidenannya.

Jadi, bagi kelas menengah Indonesia, yang saat ini belum menentukan pilihan, pelajari karakter Calon Presiden kita. Jatuhkan pilihan pada seseorang yang sudah terbukti jujur, sederhana, terbuka, aksesibel, demokratis, pekerja keras, mampu memberikan perhatian pada hal-hal detil dan genuinely peduli pada kesejahteraan rakyatnya. Jangan salah pilih, karena kucing sudah diluar karung ...

Jakarta, 29 Des 2018.
Emmy Hafild/sos/par

Thursday, December 27, 2018

Mereka bicara tanpa intelektual yg mereka miliki, namun bicara/berprilaku seperti hewan/binatang buas di hutan belantara.


Karena ilmu kejiwaan seperti yg dipakai oleh Trump/Pres.AS saat pippres, mereka bicara  tanpa intelektual yg mereka miliki, namun bicara/berprilaku seperti hewan/binatang buas di hutan belantara. Dibawah ini adalah ilmu jiwa yg menghancurkan intelektual yg mereka miliki seperti kita.

 "HYPNOWRITING an CROC BRAIN"

(Haryoko R. Wirjosoetomo)

Ada hal menTVarik yang saya temukan dalam Expert Sharing tentang Literasi Digital di kantor Kementerian Kominfo beberapa waktu lalu, di mana saya menjadi salah satu pembicaranya.

Seluruh hadirin di ruang pertemuan tersebut adalah sarjana dari berbagai Universitas ternama di Indonesia.
Tentu saja mayoritas hadirin adalah Alumni Universitas Gadjah Mada, karena acara tersebut sebenarnya digagas hanya untuk anggota grup Kagama Virtual saja.

Jika pada akhirnya mengundang peserta dari luar grup, semata karena Kementerian Kominfo tertarik dengan materi yang akan kami sharingkan dan memutuskan untuk menanggung seluruh biaya pelaksanaannya.

Nah, apa yang menarik bagi saya?

Ternyata 100-orang lebih di ruangan tersebut, bahkan sesama Pembicara lain juga, tidak menyadari bahwa sebagian terbesar status-status atau meme-meme di media-sosial yang menimbulkan kontroversi memang di-desain secara khusus untuk memicu perdebatan, percekcokan, silang sengkarut orang ramai.

Targetnya menciptakan Segregasi Sosial berdasarkan kelompok; membangun dan mengentalkan sikap ingroup-outgroup dalam masyarakat.

Tujuan akhirnya?
Menciptakan Kelompok Pendukung politik yang fanatik, pemarah dan 'Kebal terhadap Data dan Fakta' yang disodorkan kepadanya.

Kok bisa? Bisa saja..., bisa sekali!
Dengan cara bagaimana?
Menggunakan teknik Hypnowriting!

Bagaimana saya bisa bicara demikian?
Karena saya mengetahui teknik tersebut, menguasainya dengan baik dan sudah lama menggunakannya untuk keperluan wawancara investigasi.

Pertanyaan berikutnya, "Siapa orang-orang yang menggunakan Teknik Hypnowriting di atas?"

Para Cyber-Army kedua kubu-politik yang bersaing, baik di kubu-Pemerintah maupun Oposisi!
Mereka (para Cyber Army), bisa relawan, bisa pula orang profesional, tentara-Cyber sewaan, Cyber-Mercenaries.

Apa yang disasar?
CROC BRAIN manusia, dimana Security/Insecurity Feeling berada.
Kedua jenis perasaan tersebut adalah Basic Instinct, Landasan Survival Spirit Manusia.

Cara menguliknya bagaimana?
Dengan mendesain narasi-narasi dan gambar-gambar yang disisipi Pesan Subliminal, yakni 'Pesan Tersembunyi'.

Pesan tersembunyi tersebut berupa Pesan yang tidak akan ditangkap oleh Neo-Cortex di mana pikiran Kritis dan Logika berada, namun langsung menusuk ke Croc Brain!

Contoh nyata,
Apa (yang jadi) target menggembar-gemborkan isu 10 juta naker-Cina masuk ke Indonesia?
Rasa takut kehilangan pekerjaan, rasa takut tidak-kebagian lapangan kerja, rasa takut menganggur.

Konsekuensinya?
Reaksi-Primitif pun akan langsung terpicu pada saat Croc Brain merasa terancam.

Dan hampir semua orang tidak paham, bahwa REAKSI PRIMITIF CROC BRAIN TIDAK DAPAT DIHADAPI DENGAN DATA.

Silahkan Anda berbusa-busa menyangking Data satu gerobak dari sumber-sumber yang kredibel..., percumaaa Saudara... Kenapa?

Karena, DATA, hanya bisa dicerna oleh otak modern, Neo Cortex, bukan oleh Croc Brain.

Jadi, terjawab sudah keheranan Anda soal kebal-data itu kan?

Lalu bagaimana menghadapinya?
Silahkan sajikan Data, ga masalah.
Hanya saja sejak sekarang, sebaiknya Anda mesti membangun kesadaran bahwa Data tersebut tidak untuk mereka yang kebal data!

Tapi untuk memelihara kewarasan orang lain yang masih mengedepankan Neo Cortex-nya untuk berpikir.

Itu target yang harus Anda bidik.

Cinere, 11 Juni 2018

Haryoko R. Wirjosoetomo

Tulisan ini pada awalnya saya buat khusus untuk kerabat Kagama Virtual.
Atas permintaan rekan-rekan grup tersebut, saya tulis di wall pribadi agar bisa di share kepada kerabat lain yang bukan alumni UGM.

Mulai ngerti kan kita kenapa orang-orang pinter bisa kena hal-hal yang gak masuk akal?!?!

Penulis (Haryoko R. Wirjosoetomo) adalah konsultan psikologi, banyak memuat tulisan sejenis, bisa browsing untuk menemukannya.

Mudah-mudahan kita bisa mempertahankan KEWARASAN kita masing-masing.


Sekilas pengertian ISTILAH:  CROC BRAIN DAN HYPNOWRITING
===================================================
Kenapa oposisi yang notabene orang-orang berpendidikan (mulai Dosen, Dokter, Ilmuwan, Mahasiswa dan orang-orang terpelajar lainnya) banyak yang tersangkut dengan kasus hukum hanya karena hate speech (ujaran kebencian)? Apakah karena tidak bisa mengontrol emosi? Apakah karena sifa pembenci?
Padahal mereka adalah orang-orang yang seharusnya mengedepankan rasionalitas.
Sejujurnya saya agak terkejut ketika membaca aritikel dari Bpk. Haryoko R. Wirjosoetomo tentang Hypno Writing. Tentang Narasi Digital, tentang sebuah ilmu mengenai penulisan meme dan narasi di kelompok-kelompok yang cenderung radikal. Satu hal yang bisa ditarik kesimpulan adalah, Hypno Writing berdampak dan menimbulkan pola pikir primitif, barbar dan tidak mau menerima informasi yang faktual.
Oleh beliau disebut Croc Brain. Setelah saya googling, croc adalah singkatan dari crocodile yang artinya buaya dan brain artinya otak. Jadi, croc brain artinya artinya otak buaya. Wadhuuhh…. Ngeri, bukan?
Jika diamati dan dicermati, kita semua jadi maklum semaklum-maklumnya kenapa pendukung partai-partai oposisi yang disebut Kampret akan bersikeras menolak data dan Informasi yang kredibel. Mereka akan menutup diri dengan informasi-informasi yang lebih relevan. “Pokok e sampeyan salah, aku yang bener.” Itu fakta yang terjadi, bukan ?
Ketika Jokowi diisukan PKI, apa yang ada di pikiran mereka? PKI adalah kejam. PKI pernah makar. PKI memusuhi ulama.
Setelah isu PKI, lalu muncul Jokowi tidak Pro Islam, mengkriminalisasi ulama, apa eksesnya? Ruang isi kepala mereka semakin dibutakan oleh fakta bahwa Jokowi sudah puluhan kali berkunjung ke pesantren-pesantren, Jokowi bahkan memikirkan agar dari pesantren muncul santri-santri yang berkwalitas dalam berusaha dan berbisnis.
Yang paling fatal dikatakan adalah bahwa “Rezim Jokowi telah mendatangkan pekerja ilegal dari China”. Maka para pendukung mereka akan gelap mata dan dalam  alam bawah sadar mereka akan berpikir ringkas: Celaka! Lapangan kerja sudah direbut oleh China. Celaka! China telah menguasai ruang-ruang yang saya butuhkan. Lalu aku mau kerja apa? Ini yang membuat mereka semakin kalap.
Apakah narasi digital yang membuat banyak orang menjadi primitif dikerjakan oleh orang sembarangan? Ya, jelas tidak, Dul. Mereka mempunyai team ahli. Mereka mempunyai tenaga ahli di bidangnya agar kemenangan yang 48% di Pilpres 2014 menjadi modal.
Jika ustadz Tengku, akun Gerindra serta PKS membuat hiruk pikuk termasuk #GantiAnu, sejatinya mereka selalu dan selalu menghipnotis para pendukungnya agar semakin terlelap, semakin bisa diengkuk-engkuk  untuk dijadikan perkedel. Jika ke depan, apalagi tahun politik, polisi semakin sibuk menangkapi orang-orang yang menghina presiden, tentu ini sejatinya kontra produktif. Kasihan Pak Polisi. Namun, bagaimana lagi? Mau dibiarkan? Ya, rusak negeri ini.
Itulah cara-cara primitif dan bar-bar. Kasihan para pendukung oposisi, bukan?

Thursday, December 20, 2018

Bagi saya, Jokowi sudah seperti anak saya sendiri. Saya sangat mencintainya.


Testimoni B.J. Habibie mengenai Presiden Jokowi dalam buku Menuju Cahaya:

= Ia Teguh di dalam Niat Baik =

Saya mengamati gerak juang Presiden Jokowi dan saya akui saya kagum kepadanya. Sebagai orang yang juga pernah memegang tampuk kepemimpinan tertinggi di Indonesia, saya tahu, tidak mudah memimpin Indonesia. Negeri kita memiliki persoalan yang kompleks di berbagai bidang: politik, ekonomi, kesehatan, pendidikan, sosial, dan sebagainya. Banyak sekali pekerjaan rumah yang tak terselesaikan dan senantiasa menjadi tantangan berat bagi Presiden Republik Indonesia.

Tapi, Jokowi dengan sangat tenang membuat strategi yang cerdas dan mengurai satu per satu permasalahan di negeri ini. Jelas tidak mudah. Tapi, ia konsisten dan penuh komitmen melakukan niat baiknya. Dengan teguh, ia laksanakan apa yang menurutnya akan menjadi hal terbaik bagi rakyat Indonesia dan ia buktikan itu dengan proses yang penuh kesabaran.  Ia begitu banyak melakukan perjalanan ke daerah untuk memastikan semua proyek dan program pemerintah bagi rakyat bisa terselesaikan dengan baik. Ia memastikan segalanya ada di rel yang baik.

Sepanjang itu, ia digempur oleh kritikan, caci maki, dan penghinaan. Tapi, inilah hebatnya, ia tetap teguh berjalan dan mampu menahan diri. Ia mampu mengelola emosinya sehingga segala serangan itu tidak mengubah diri dan niat baiknya. Ia hadapi keadaan yang tajam dan penuh guncangan itu dengan kesabaran yang luar biasa. Kerja keras, niat baik, dan kesabaran adalah ciri kepemimpinan Jokowi yang sangat menonjol. Indonesia di dalam kepemimpinannya sedang dibawa menuju arah yang baik. Oleh sebab itu, saya setuju buku ini diberi judul  Menuju Cahaya. Ya, kita memang sedang diajak melangkah menuju terang.

Tantangan berat di depan nanti adalah bagaimana membangun manusia Indonesia yang tangguh di dalam alam kemajuan yang sangat agresif dan mengelola kekayaan alam nusantara agar mampu menyejahterakan rakyat secara adil. Saya yakin, Jokowi akan sanggup menciptakan hal-hal indah dan mengagumkan bagi negeri ini. Sebagai mantan Presiden Republik Indonesia dan bagian dari rakyat Indonesia, saya berterima kasih memiliki presiden seperti dirinya.

Bagi saya, Jokowi sudah seperti anak saya sendiri. Saya sangat mencintainya.
BJ.Habibie

Pegunungan Erstberg tak hanya menyimpan tembaga.



Viralkan teman-teman
SABTU,  3 Maret 1973. Sejarah mencatat Presiden Soeharto meresmikan tambang tembaga milik Freeport Sulphur, (sebuah perusahaan tambang terkemuka asal Amerika Serikat) sekaligus meresmikan berdirinya kota Tembagapura. Saat memberikan pidato sambutan, Soeharto begitu sumringah.

Bagi Soeharto, gelontoran uang yang diinvestasikan Freeport ke bumi Papua merupakan bentuk kepercayaan kepada Indonesia untuk membangun masa depan. Kepercayaan itu juga telah mendorong penanam-penanam modal asing lain untuk datang ke Indonesia. Selain itu, Soeharto juga menyatakan kepercayaannya bahwa kegiatan pertambangan akan membantu memajukan masyarakat lokal disitu.

Tapi taukah anda?
Semua Itu adalah Petaka bagi Rakyat Papua

Pegunungan Erstberg tak hanya menyimpan tembaga. Salah satu gunung bernama Grasberg juga mengandung cadangan emas yang melimpah. Grasberg disebut-sebut sebagai tambang emas terbesar di dunia. Lewat kontrak karya berdasarkan UU Penanaman Modal Asing (PMA) yang diizinkan pemerintah Soeharto, Freeport memiliki hak istimewa untuk merambahnya.

Kehadiran Freeport langsung mengancam penduduk asli dari suku Amungme yang berdiam di dataran tinggi sekitar proyek tambang. Suku Amungme sangat terikat dengan tanah leluhur. Bagi mereka, Gunung Grasberg dianggap suci. Puncak Grasberg dikiaskan sebagai kepala ibu. Orang Amungme sangat menghormati kawasan keramat itu.

Terjadi konflik, Amerika pun tak peduli. Bersama Soeharto, mereka membantai anak Indonesia di Papua, yang saat itu menentang mereka, Kebun dan rumah-rumah dihancurkan, sejumlah orang dibantai. Pemerintah mengumumkan jumlah orang yang meninggal di Tembagapura sebanyak 900 orang. Para saksi lapangan memperkirakan dua kali lipatnya

Berapa keuntungan Soeharto? Dan berapa keuntungan Amerika?

Selama 14 tahun pertama beroperasi Freeport meraup keuntungan sebesar 14,9 milyar dolar AS. Sedangkan penerimaan negara dari pajak dan royalti berjumlah 5,4 milyar dolar AS. Sejak 1980, Presiden Soeharto menerima upeti setiap tahunnya sebesar 5 sampai 7 juta dolar AS tiap tahun.

Freeport telah menyerahkan uang kepada Yayasan Dana Sejahtera yang didirikan oleh Soeharto sebesar 20,3 juta dolar AS berdasarkan Kepres No. 92/1996.

Pada 1996, sekira 2000 personel dari kesatuan Kopassus dan Kostrad dikerahkan langsung di bawah perintah Presiden Soeharto demi menjaga Freeport. Untuk itu, Freeport memberikan lagi dana kepada Soeharto sebesar 40 juta dolar AS. Freeport mau melakukan itu agar situasi di Papua stabil dan mereka dapat mengeduk emas lebih banyak lagi demi target mendapatkan superprofit.

Sebaliknya, bagi Soeharto, Freeport adalah pendulang uang yang harus diamankan dari apapun.“Jika orang Papua mengganggu atau menuntut Freeport, aparat akan melakukan tindakan,”

Saya jadi paham, mengapa Jokowi ketika turun kepapua, orang papua-pun berkata, Kalau Presiden mau ke papua, itu anggap saja tuhan mau turun, hanya Jokowi yang berani ke papua. Sebelumnya saya tidak mengerti, mengapa demikian? Terjawab sudah sebabnya, karena catatan hitam Soeharto terhadap Papua begitu kelam, begitu juga dengan mantan militer lainnya yang semua punya sejarah yang sama! Menyedihkan sekali.

Alhamdulilah, kini negara kita, tanpa adanya pungli (pungutan liar) lagi yang dilakukan oleh Presiden Luar Biasa yang begitu jahatnya itu, rakyat papua berhak merdeka. Karena Indonesia kini benar-benar memerhatikan mereka.

Freeport untuk Indonesia

Satu lagi janji dan visi Presiden Jokowi terwujud, atas kerja keras Tim INALUM, didukung kerja sama yang kompak dari Kementerian ESDM, Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan dan dorongan semua masyarakat Indonesia! 🇮🇩

Kita saksikan bersama finalisasi Divestasi Saham Freeport di mana akhirnya Pemerintah Indonesia, lewat INALUM akan memiliki saham mayoritas di PT Freeport Indonesia sejumlah 51% setelah selama ini kita hanya memiliki PTFI sebesar 9%.

Sejak Kontrak Karya I di tahun 1967, melewati berbagai kasus dan isu serta 6 presiden, baru sekarang di tahun ke 51 Freeport kembali ke pangkuan ibu pertiwi sehingga manfaat dari sumber daya alam mineral ini bisa benar2 menjadi berkah bagi masyarakat lokasi di Papua dan seluruh bangsa Indonesia.

Karena Jokowi yang benar-benar cinta terhadap rakyatnya, tanpa memikirkan pamrih ataupun timbal balik, dimana ia punya kesempatan saat ini untuk berbakti pada negara, ia lawan semua mafia-mafia brengsek itu, yang sekarang, karena Jokowi terlalu berani, mafia-mafia itupun makin kepanasan dengan ulah Jokowi, Rokan sudah diambil alih, kini Freeport sudah jelas milik anak negeri.

Nikmat mana lagi yang mau kalian dustakan? Sebarkan artikel ini agar semua tau sejarah Indonesia.

Saturday, December 8, 2018

Erick Thohir! Erick Thohir! S.O.S!



Ada kabar baru, stagnasi suara pemilih Jokowi mulai bergerak. Sayangnya, bukan naik, tapi justru turun. Saya tak peduli bagaimana kondisi Prabowo. Kalah sudah biasa baginya. Mungkin sudah jadi semacam tradisi.

Tetapi untuk Jokowi, ini jadi pertaruhan serius. Bagi orang-orang yang melihat perkembangan baik di era Jokowi, ini akan jadi kabar duka. Dari hasil pengamatan selama ini, Tim Kampanye Nasional Jokowi-Amin itu mandul.

Hasil yang tidak memuaskan itu memang akumulasi banyak hal. Namun jelas ada masalah di sana. Sebelum menjadi semakin parah, kerusakan itu harus secepatnya diperbaiki.

Tentunya, puncak kegusaran bertumpu pada nama besar Erick Thohir dan timnya. Apa yang sudah dikerjakan orang ini? Atau kita bikin sederhana saja, konsep apa yang menjadi acuan kerja mereka? Sejauh ini saya tak melihat adanya rel yang kokoh. Semuanya abstrak dan asal ngalir.

Pada titik ini, sebenarnya Jokowi benar-benar ditinggal sendiri.

Orang-orang partai itu lebih mirip benalu. Mereka menempel Jokowi, tapi tak ada timbal-balik. Barangkali ada setumpuk rencana, ribuan meeting. Namun tanpa hasil.

Pemilih loyal Jokowi hari ini adalah hasil jerih-payah Jokowi sendiri. Sisa-sia dari pancaran pamornya, yang sayangnya telah sampai puncaknya. Dengan ungkapan klise, mulai meredup. Jika boleh menyebut, mungkin ada kelompok-kelompok kecil yang tulus bekerja. Tapi mereka seperti berada di luar sistem.

Makin tergerusnya suara Jokowi mengindikasikan, mesin politiknya tak bekerja dengan baik. Sekadar mempertahankan yang ada saja tak bisa. Padahal Pilpres masih cukup lama. Jika trend ini terus terjadi, lampu merah untuk Jokowi.

Di medsos Jokowi sudah kalah. Seleb medsos pendukung Jokowi mungkin banyak, tapi hasil akhirnya tak seriuh sebelah. Tidak ada ledakan berkesinambungan. Satu energi yang konstan. Kini, trend di dunia nyata juga mengalami penurunan. Padahal sebagai incumbent, Jokowi punya hampir segalanya.

Lalu apa saja yang sudah mereka kerjakan?

Nyatanya, kelengkapan persenjataan politik itu tidak menambah efek apa-apa. Bertahan pada titik aman saja tak. Sementara saya melihat relawan masih mabuk kemenangan. Beberapa tampak bekerja. Yang lain entah menunggu apa. Sepertinya masih saling curi pandang dengan Erick Thohir. Dugaan saya, logistik belum turun.

Pilpres 2019 memang memunculkan gairah berbeda. Dulu 2014, orang-orang berjuang pro bono demi memenangkan lelaki cungkring dari Solo itu. Sekarang dalam pengamatan saya, banyak yang masuk angin. Ingin tampil paling depan, tapi tak jelas jasanya.

Pamrih ini membuat gerak mereka kurang lincah. Saling lihat dan tunggu. Kecintaan seperti dulu terhadap Jokowi, agaknya mulai luntur. Banyak yang sekadar menempel-jilat pada kue manis kekuasaan. Cita-cita demi Indonesia yang lebih baik, mulai kurang gaungnya.

Ini memang baru lampu kuning, tapi krusial sifatnya. Sebaiknya TKN itu perlu dievaluasi lagi. Mereka yang tak bisa bekerja, diberi tugas ringan saja, misalnya sibuk jual retorika di media massa. Urusan permesinan politik, serahkan pada ahlinya. TKN harus dibentuk menjadi sebuah organ solid. Orang-orang yang jelas fungsi dan kerjanya.

Kubu Jokowi-Amin agaknya masih dalam sikap nyaman dan tenang. Mereka sibuk membayangkan, nanti dapat posisi apa?

Padahal kekacauan sedang direncanakan di sebelah. Seolah memang tanpa bentuk dan ngawur. Tapi mereka terus bekerja. Mereka sebenarnya menunggu momentum untuk membuat kerusakan. Mungkin berawal dari satu kesalahan kecil. Soal kesabaran, kekalahan telah menempa mereka demikian.

Timses Prabowo memang lebih gemuk dan tampak asal pasang. Tetapi, militansi mereka jangan dipertanyakan lagi. Ingat bagaimana PKS mendoktrin jamaahnya. Belum lagi dendam kesumat Gerindra dan klan Muhamadiyahnya Amien. Bohir politik yang kecewa dengan sepak-terjang Jokowi, pastinya tak diam begitu saja.

Gerakan sekecil apapun harus diwaspadai. Terutama kesalahan dari organ sendiri. Tidak ada kelas remedial dalam kasus ini. Seperti sepenggal puisi getir Chairil, "Sekali berarti / sudah itu mati."

Ini sinyal darurat untuk Erick Thohir. Ada tanda-tanda pergeseran posisi serang di lautan. Sementara biduk yang dikendalikannya mengalami kebocoran. Sebagai nakhoda, dia harus cermat menyeleksi kelasinya, membaca arah angin dan menghitung kecukupan logistik. Tukang ngorok, doyan makan, pemalas, mestinya cepat dibuang.

Kita sedang berperang, Tuan, bukan melancong dengan kapal pesiar. Erick Thohir, Erick Thohir, S.O.S!!!

Kajitow Elkayeni

https://seword.com/politik/erick-thohir-erick-thohir-sos-i_lZYXHDX

Waspada Serangan Balik Singapura .... Save Jokowi !!!!!



Tahun madu dan hubungan mesra Singapura dengan Indonesia dimulai sejak Lee Kuan Yew berkuasa di Singapura dan Soeharto berkuasa Indonesia. Dilanjutkan dengan pengganti Lee Kuan Yew dan Presiden SBY.

Hubungan manis terganggu sejak Jokowi berkuasa di Indonesia.

Apa saja kebijakan Pemerintahan Jokowi yg mengganggu kepentingan Singapura ?.

1. Pembubaran Petral di Singapura.

- Selama ini semua transaksi ekspor impor migas dan BBM dilakukan di Singapura.

- Perputaran uang di perbankan Singapura dari hasil transaksi 2 juta barrel per hari mencapai 150 juta USD per hari atau sekitar 60 milyar USD per tahun.

- Sekarang transaksi keuangan tersebut berhenti total.

2. Kebijakan menyuling minyak mentah di Indonesia dan pembangunan kilang minyak di Indonesia.

- Selama ini sebagian minyak mentah Indonesia disuling di Singapura serta Indonesia juga mengimpor BBM dari hasil kilang Singapura.

- kebijakan ini membuat Kilang Singapura akan stop berproduksi.

- Industri perkapalan mengangkut migas akan berhenti.

- Pelabuhan Singapura akan berkurang muatannya.

- Bisnis dan keuangan yg berkaitan dengan kilang minyak Singapura dan industri perkapalan tangker Singapura akan hancur.

3. Wewenang jasa pandu kapal di Selat Malaka diambil alih Indonesia (yang selama ini dikuasai Singapura).

- Pendapatan jasa pandu kapal akan masuk ke Indonesia.

- Setiap hari ribuan kapal hilir mudik melalui Selat Malaka.

(Selama ini semua pendapatan jasa pandu masuk ke Singapura).

4. Pembangunan pelabuhan Hub internasional Kuala Tanjung di Sumatera Utara.

- Sekarang semua kapal mother vessel yg lewat Selat Malaka akan singgah di Pelabuhan Kuala Tanjung.

- Ekspor Impor Indonesia tidak perlu pakai kapal feeder ke Singapura lagi.

Sudah bisa langsung tanpa via Singapura.

- Bisnis ekspor impor dan bisnis perkapalan serta pelabuhan Singapura akan hancur.

5. Kebijakan Tax Amnesti Indonesia.

- Uang dan aset warga negara Indonesia di Singapura kena pengampunan pajak di Indonesia dengan membayar kewajiban ke Indonesia.

- Tidak mudah lagi mencuci uang di Singapura.

- Bisnis perbankan dan bisnis properti Singapura akan terganggu.

6. Dimulainya pelaksanan peraturan transparansi bank dan keterbukaan Bank terhadap data nasabah.

- Semua uang hasil kejahatan korupsi, kejahatan ekstra ordinary (extra ordinary crime) dan transnegara akan bisa diambil kembali.

7. Berakhirnya perjanjian wewenang pengaturan udara di Laut Cina Selatan dan perairan Indonesia sekitar selat Malaka yg selama ini dikuasai Singapura.

- Setiap hari sekitar 20 ribu pesawat yg melewati kawasan udara Selat Malaka dan Laut Cina Selatan.

- Semua penerbangan membayar Air Transport Control Fee (ATC Fee) atau Jasa Pandu Udara kepada otoritas bandara Singapura.

- Tarifnya 1 USD per mile. Satu kali pandu pesawat jaraknya sampai 20 - 50 mile

- Diperkirakan Singapura mendapat ATC Fee sebesar 10 milyar USD per tahun.

- Semua ATC Fee akan masuk ke Indonesia.

8. Berakhirnya perjanjian kebebasan pesawat tempur Singapura melakukan latihan terbang tempur dengan negara mitranya di udara laut China Selatan.

- Sekarang semua pesawat Angkatan Udara Singapura bila mau terbang harus ijin Indonesia.

2019 - 2024 Indonesia Maju. hatevan@gmail.com

Monday, November 12, 2018

Puisi Gus Mus : Ketika Agama Kehilangan Tuhan



Ketika Agama Kehilangan Tuhan. Oleh Ribut Kennedy, seniman.

Dulu agama menghancurkan berhala. Kini agama jadi berhala. Tak kenal Tuhannya yang penting agamanya. Dulu orang berhenti membunuh karena agama. Sekarang orang saling membunuh karena agama. Dulu orang saling mengasihi karena beragama. Kini orang saling membenci karena beragama

Agama tak pernah berubah ajarannya dari dulu. Tuhannya pun tak pernah berubah dari dulu. Lalu yang berubah apanya? Manusia nya?

Dulu orang belajar agama sebagai modal untuk mempelajari ilmu lainnya. Sekarang orang malas belajar ilmu lainnya maunya belajar agama saja.

Dulu pemimpin agama dipilih berdasarkan kepintarannya. Yang paling cerdas di antara orang-orang lainnya. Sekarang orang yang paling dungu yang tidak bisa bersaing dengan orang-orang lainnya. Dikirim untuk belajar jadi pemimpin agama.

Dulu para siswa diajarkan untuk harus belajar giat dan berdoa untuk bisa menempuh ujian. Sekarang siswa malas belajar tapi sesaat sebelum ujian berdoa paling kencang karena diajarkan pemimpin agamanya. Untuk berdoa supaya lulus.

Ketika agama kehilangan Tuhan. Dulu agama mempererat hubungan manusia dengan Tuhan. Sekarang manusia jauh dari Tuhan karena terlalu sibuk dengan urusan-urusan agama. Dulu agama ditempuh untuk mencari wajah Tuhan. Sekarang agama ditempuh untuk cari muka di hadapan Tuhan.
Esensi beragama telah dilupakan. Agama kini hanya komoditi yang menguntungkan pelaku bisnis berbasis agama. Karena semua yang berbau agama telah didewa-dewakan. Tak kan pernah dianggap salah, tak pernah ditolak dan jadi keperluan pokok melebihi sandang, pangan, papan. Agama jadi hobi, tren dan bahkan pelarian karena tak tahu lagi mesti mengerjakan apa

Ketika agama kehilangan Tuhan. Agama kini diperTuhan kan. sedang Tuhan itu sendiri dikesampingkan Agama dulu memuja Tuhan. Agama kini menghujat Tuhan.

Nama Tuhan dijual, diperdagangkan, dijaminkan, dijadikan murahan. Oleh orang-orang yg merusak, membunuh, sambil meneriakkan nama Tuhan.

Tuhan mana yang mengajarkan tuk membunuh? Tuhan mana yang mengajarkan tuk membenci? Tapi manusia membunuh, membenci, mengintimidasi, merusak sambil dengan bangga meneriakkan nama Tuhan. Berpikir bahwa Tuhan sedang disenangkan ketika dia menumpahkan darah manusia lainnya.

Ketika agama kehilangan Tuhan. Agama dijadikan senjata tuk menghabisi manusia lainnya. Dan tanpa disadari manusia sedang merusak reputasi Tuhan dan sedang mengubur Tuhan dalam-dalam dibalik gundukan ayat-ayat dan aturan agama.

https://islam-institute.com/puisi-gus-mus-ketika-agama-kehilangan-tuhan/

Wednesday, October 24, 2018

INDONESIA TANPA JOKOWI



INDONESIA TANPA JOKOWI

Oleh :
Rudi S. Kamri

MEMBAYANGKAN Indonesia tanpa Jokowi setidaknya sampai akhir 2024 membuat saya terhenyak seketika. Saya seolah mati suri. Bagaimana mungkin semua alur pembangunan semesta yang sudah direncanakan dengan cermat akhirnya akan kembali ke titik NOL atau setidaknya akan terbengkalai begitu saja.

Saya meyakini bahwa lawan tanding Jokowi di Pilpres 2019 ini TIDAK BERKEMAMPUAN untuk  membuat program yang pro-rakyat. Premis saya sudah teruji dari rekam jejak mereka selama ini yang menghalalkan segala cara untuk meraih kemenangan. Apa yang terjadi pada Pilgub DKI Jakarta 2017 menguatkan kekhawatiran saya. Bagaimana mereka tega memporak-porandakan semua tatanan sosial dan menghancurkan nilai hakiki spritualitas masyarakat dengan berbagai cara. Kesucian Agama dibawa oleh mereka ke level dasar dengan dalil-dalil penggalan yang dicoba dicekokkan kepada para pendukungnya. Ayat dan mayat adalah menu hari-hari yang disajikan dengan aroma kepentingan. Dan celakanya sebagian masyarakat lunglai terperdaya.

Saya melihat ada indikasi kuat mereka akan menggunakan pola yang sama untuk Indonesia. Mereka akan membanjiri rakyat dengan berbagai fitnah, kebohongan dan aneka ramuan ujaran kebencian. Contohnya kasus Ratna Sarumpaet. Kasus ini adalah salah satu amunisi yang mereka tembakan. Hanya sayangnya porak-poranda karena dikemas dengan strategi kebodohan yang memalukan. Saya meyakini hal-hal seperti ini akan berulang mereka lakukan kembali. Dengan kemasan berbeda dan strategi yang lain warna.

Pada dasarnyanya sebenarnya mereka tidak mencintai Indonesia. Mereka tidak pernah peduli dengan rakyat. Mereka hanya menghamba pada kekuasaan yang akan dipakai mereka untuk memuaskan birahi setaniyah yang terlanjur 'nge-blendded' dalam pola pikir dan perilaku mereka. Membayangkan Indonesia akan dikelola olah Kaum Tuna Nalar dan Tuna Empati seperti mereka, membuat saya sesak nafas akut.

Inilah alasan kuat mengapa saya sangat mendukung Jokowi. Karena di tangan Jokowi selama ini, saya melihat negeri indah yang bernama Indonesia Raya ini berubah berwarna dan beraura cerah. Ini bukan untuk saya atau anda yang membaca tulisan ini. Tapi untuk untuk anak cucu kita. Semua ini untuk mempermudah Generasi Emas Indonesia 2045 dalam membawa bangsa ini ke peradaban yang lebih tinggi.

Pilihan saya terhadap Jokowi bukan berarti Jokowi tanpa kekurangan. Banyak hal yang harus beliau sempurnakan ke depannya. Meskipun saya menyadari bahwa pada periode awal pemerintahan Jokowi 2014 - 2019 bukan pekerjaan ringan dan mudah. Menerima warisan keadaan negara yang compang-camping dari Pemimpin yang mengidap GLORIFIKASI dan "merasa paling" seperti SBY bukan perkara gampang. Tapi dengan ketekunannya, Jokowi berhasil mengurai kekusutan masalah satu persatu. Ke depan dengan modal hasil kerja 5 tahun belakangan ini saya yakin langkah-langkah penyempurnaan dari Jokowi relatif lebih mudah.

Kalau anda semua mempunyai ketakutan yang sama dengan saya dalam membayangkan Indonesia Tanpa Jokowi, mari kita mendukung Jokowi dengan cerdas dan tepat langkah. Jangan kita membuat blunder euforia yang over dosis. Kita jangan pernah percaya dukungan banyak partai adalah 'golden ticket' buat Jokowi. Disamping itu hasil kerja Jokowi yang hebat bukan merupakan jaminan utama rakyat di level grassroots dan kaum milenial pasti serta merta memilih Jokowi.

Rakyat di pedesaan, kaum marjinal di perkotaan dan kaum milenial mempunyai LOGIKA tersendiri. Kita tidak bisa memaksakan logika kita kepada mereka. Yang harus kita lakukan adalah kita masuk dalam alam pikiran mereka dan mencoba menyelami logika mereka. Ini yang saya namanya Empati Sosial.
Kepekaan empati sosial kaum relawan pendukung Jokowi adalah modal utama kita untuk secara halus dan bertahap untuk meluruskan pemahaman dan logika mereka ke arah yang lebih baik.

Satu hal yang perlu saya sampaikan berdasarkan hasil survei suatu lembaga yang kredibel, bahwa hanya 30% rakyat Indonesia yang bermain Medsos (FB, IG, Twitter YouTube). Sisanya yang 70% mereka tidak bermain Medsos. Jadi kita (termasuk saya) jangan keasyikan, kegenitan dan kepedean hanya bermain Medsos. Mari kita turun ke bumi realita membantu anak cucu Indonesia agar mereka tidak terwarisi dengan negara yang amburadul apalagi ada jejak khilafah yang siap mencengkeram Indonesia. Yakinilah, bahwa keganasan manusia pro khilafah jauh lebih kejam dibanding PKI. Rakyat di Suriah, Afghanistan, Irak dll sudah merasakan hal itu.

Jadi membayangkan Indonesia Tanpa Jokowi ?
Perutku jadi mual...
Dan nafasku tersengal....
Anda juga kan ?

Salam SATU Indonesia
21102018

Dari segi security Indonesia paling lemah karena terdiri dari banyak pulau



Mendengar ocehan Bosan,membuat hati tambah bosan.Bosan semakin hari tambah galau.Gimana mungkin HR bisa bergerak,ditempat pengunsiannya saja sudah dicekal.Itu hanya,isu-isu yang dibuat-buat seperti sebelumnya guna memancing simpati akar rumput yang masih layu belum tersirami koalisi waras. Bowo sudah ketinggalan,tdk ada lagi pengaruhnya di abri.Abri sekarang sudah semakin solid.Kepulangan HR ke Indonesia sebelum April 2019 hanya sebuah mimpi di siang bolong.Keculai kalau dia bertobat,mengakui kesalahannya kepada Jkw.

Yang sangat perlu diperhitungkan adalah gerakan pendanaan dari negara tetangga,Aus,Spore,Malay,karena bagaimana pun juga mereka sangat berkepentingan terhadap Indonesia sehubungan kebijakan2 yg sudah dijalankan oleh Jkw.Terlebih-lebih AS.Sementara orang bilang,Freeport itu kan perusahaan ? Apa hubunganya ?? Haha....ingat bung ! Tahu kah Anda sudah berapa puluh ribu,1.000. ton emas Indonesia di bw ke AS....Waaaah luar biasa banyak.Bgm mungkin tidak ada sangkut pautnya dengan Negara AS.Hahahaaa. Bgm pun juga bank2 di negar tetangga tempat penyimpanan uang orang Indonesia, sangat berkepentingan dengan kebijaksanaan Jkw.Sehingga dgn cara apapun mereka ingin membantu pihak luar agar perekonomian mereka tidak terusik. Selamat pagi.

Dari segi security Indonesia paling lemah karena terdiri dari banyak pulau.Narkoba,senjata,uang sangat mudah masuk ke dalam negeri tanpa perlu tranferan.Mereka menyusup via pulau-pulau kecil, ratusan pulau di Riau Kepulauan sono.Sangat sulit dipantau,dan tidak cukup persoanal guna memantaunya.Tanpa kerja sama rakyat, memberi pengertian kpd rakyat tentang persatuan dan kesatuan, Indonesia tetap di ambang kehancuran.Teringat akan Ahok soal sistem penyelidikan guna membongkar kekayaan pribadi pejabat secara terbalik.Selidiki sumber kekayaanya,bila dinilai mencurigakan langsung dibui sampai diketahui sumbernya secara tuntas. (JMG)


Godaan tidak berhenti di zaman Adam atau Pilatus.



Sulit untuk menyangkal ada udang di balik bakwan.Sulit untuk menolak adanya politik dagang sapi para caleg kristiani.Demikian juga dlm penyelengara negara.Mungkin banyak orang belum atau tidak menyadarinya search google dari waktu kewaktu hingga detik ini yang paling top adalah tetap Tuhan.Melebihi pencaharian apa pun di muka bumi ini.Melebihi uang dan sex.Percetakan Alkitab tetap mendominasi jumlah terbesar dari percetakan buku apa pun di dunia ini dari tahun ke tahun.Sadar atau tidak nama Tuhan tetap dominan bhn promosi dan perdebatan umat manusia tanpa henti.

Ular mengalahkan manusia pertama Adam, karena mengunakan "atas nama"perkataan Tuhan.Dalam Mat 26 diceritakan bgm seorang murid menjual gurunya dgn harga yg sangat murah.Persoalan pokok bkn masalah harga melainkan sarana mencapaian kekuasaan.Peristiwa sama terjadi menjelang Pileg dan Pilpres sekarang ini.Semua kelihatan datang bak sang penolong mendekati Keuskupan,Gereja,Masjid,Musola,Medsos komuniti,kantong,dan komunitas identitas lainnya.Mereka datang dan memperlihatkan diri sbg bagian dari penyelamat rakyat dari ketempurukan dan kesulitan.Mereka memperlihatkan diri sebagai utusan pembela rakyat.

Godaan tidak berhenti di zaman Adam atau Pilatus.Percobaan dalam perebutan kekuasaan tanpa henti,besar dan kecil terus berlangsung selama manusia hidup.Jualan termahal tetaplah yang terindah yaitu"atas nama Tuhan". Keindahan Tuhan tidak terbatas dan tidak terjangkau akal pikiran manusia.Kecenderungan melawan ketidakterbatasan tetap ada dari kerterbatasan,karena kecongkakan dan kesombongan manusia.Sering kepintaran,kekayaan,dan kekuasaan yg mereka miliki menjadi tempat teratas,melebihi Tuhan.Lagi-lagi mereka mendirikan menara Babel.Karena kurang undrstand firman Tuhan.(JMG)

Tuesday, October 16, 2018

BAKARLAH..., NANTI KUPADAMKAN...



🔥 BAKARLAH..., NANTI KUPADAMKAN...

Seorang gadis cantik sedang berjalan seorang diri, tiba-tiba disergap sejumlah pemuda brandalan bau alkohol...
Tasnya direbut,
dompetnya diambil,
perhiasannya dipreteli, 
dan 
rame-rame mau perkosa...

Tapi pucuk dicinta ulam pun tiba, tidak tahu darimana asal-usulnya, mendadak datang seorang pemuda "ksatria,"
menghajar para pemuda-pemuda brandalan itu, sampai babak belur dan lari terkencing-kencing...

Lalu pemuda "ksatria" itu, dengan penuh simpatik menghampiri gadis cantik, yang telah kusut-masai, lalu memberinya minum, menghiburnya dan mendampinginya, sampai keadaan menjadi normal kembali...
(Istilahnya dalam politik, menjadi aman terkendali..!!)
Tentu saja gadis cantik, yang semula nyaris kehilangan asa itu, akan bersujud syukur penuh terima kasih, dan menganggap pemuda itu adalah pahlawan bagi dirinya dan 
(ehem-ehem) 
layak menjadi pendamping hidupnya....
Gadis cantik itu sama sekali tidak menyangka kalau kejadian itu sebenarnya settingan, sudah diatur sedemikian rupa, dan yang mengatur itu adalah ksatria palsu itu sendiri...

Rakyat netizen yang saya hormati...

Skenario mirip film, zaman Rhoma Irama  inilah, yang sekarang tenar kembali, setelah diangkat menjadi :
"teknik resmi" kampanye presiden di Amerika Serikat.

Teknik canggih namun penuh rekayasa, hoax, fitnah dan tipu daya ini disebut : Teknik "Firehose at Falsehood." 
atau 
mudahnya diartikan teknik :  "Memadamkan api saat kebakaran..."

Teknik yang dikembangkan, oleh konsultan politik bayaran, bernama Rob Allyn asal AS ini, konon...terbukti mampu mengantarkan George Bush dan Donald Trump, menjadi orang nomor satu di AS. Sementara Vincente Fox menjadi orang nomor satu di Meksiko, menyingkirkan partai pesaing, yang telah bercokol selama 71 tahun...!!

Akhir-akhir ini santer kabar, bahwa bule kelahiran :
18 Okotober 1959. 
(yang dikenal jago rekayasa dan memutar-balikan fakta ini) juga masuk ke Indonesia, membantu :
Bapak Prabowo Subianto, 
sejak tahun 2000 untuk memenangi Pilpres...

Tentu tehnik-tehnik, yang dibawa juga, tidak jauh-jauh berbeda, dengan yang telah saya ilustrasikan di atas...

Intinya...Indonesia (yang aslinya memang sudah agak ruwet) seolah-olah dibikin ruwet, seruwet-ruwetnya, syukur-syukur sampai "terbakar," 
lalu mereka rame-rame, bak pahlawan memadamkannya...😭

Maka jangan heran, ada orang yang terus berteriak-teriak :
- Indonesia akan bubar, 
- akan bangkrut,
- ekonomi dikuasai asing, 
- banjir TKA China,
- rakyat tidak bisa makan, 
- BUMN dijual semua,
- kekayaan alam dikuasai asing, 
- utang mencekik,
- listrik naik, 
- gas naik, 
- BBM naik, 
- biaya kesehatan naik, 
- tempe setipis kartu ATM dsb dsb dsb...
pokoknya issue apa saja, yang bisa membuat Indonesia "terbakar" segera.

(Ini kayak pemuda brandalan, yang sengaja diutus, untuk mengganggu gadis tadi...!! 
Brandalannya perlu dibuat serem, mata pece sebelah, penuh tato, bekas sayatan, bau alkohol dll...)

Padahal berita-berita, yang lebih valid dari dalam maupun luar negeri, justru melaporkan keadaan yang sebaliknya...!!

Bandingkan dengan, kasus saat :
Basuki Tjahaya Purnama.
memimpin Jakarta dulu.  
Jakarta saat itu terus digoyang berbagai issue : 
- dari issue SARA,
- sampai mayat tidak disholatkan,  
- hingga muncul demo berjilid-jilid, yang membuat rakyat Jakarta, mengalami keletihan, seletih-letihnya...
(Dan ini memang yang diharapkan...!!)

Lalu setelah Jakarta "terbakar" dengan aneka issue rekayasa, terutama issue penistaan agama, 
sampai Ahok terjungkal, 
lalu mereka rame-rame, turun gunung memadamkan api, menciptakan kesan seolah-olah di bawah Anies Baswedan semua aman terkendali...

"Ya...kan...? apa kubilang, zaman dipimpin Ahok, Jakarta ribuutt  melulu, kapan kita bisa kerja, tapi sekarang setelah dipimpin Anies, alhamdulillah damaai dan tenaang..." 
Hahaha....persis cara kerja pak petugas pemadam kebakaran, hanya saja yang membuat kebakaran, di sana-sini bukan siapa-siapa, tetapi mereka-mereka sendiri...

Teknik :
_"firehose at falsehood"
sangat membutuhkan kebohongan, 
yang seedan-edannya---seperti yang dilakukan, Ratna Sarumpaet dan sutradaranya, tidak peduli saat Indonesia sedang menghadapi musibah memilukan---karena dengan kebohongan yang super edan seperti itu, agendanya, agar Indonesia cepat "terbakar." 

Lebih mudah diraih, dalam tempo sesingkat-singkatnya, demi efisiensi biaya...

Dan mereka bisa segera tampil, sebagai pemadam kebakaran (palsu)...

Kayak pemuda gombal tadi, yang berlagak kesatria menolong gadis lugu, padahal aslinya pemuda ndeso plonga-plongo...hahaha..!!😜
Tapi  Tuhan maha tahu. 
Akan ada jalan, buat yang benar untuk menang. 
Begitu kata Eric Tohir, bos besar kampanye pemenangan JKW-Ma’ruf Amin. 

In syaa Allah...Yang di atas tidak akan rela bangsa ini di porak-poranda, hanya karena gara-gara kampanye gila, model Rob Allyn...

Figur Jokowi sebagai pemimpin yang tidak mudah "terbakar" oleh fitnah dan hoax jenis apapun, bagai tembok besar China yang melindungi bangsa ini, dari kampanye kotor model Rob Allyn...

Rakyat netizen yang saya hormati...
Jangan pernah beri kesempatan, mereka :
"membakar" Indonesia," 
dan 
menjadi pemadam kebakaran gadungan...!!

Jakarta sudah cukup menjadi, experimen raksasa bagi kita semua, untuk lebih cerdas melihat masa depan Indonesia...🇮🇩

Diam adalah selemah-lemahnya iman...!!
Salam seperjuangan...
Merdeka...!! 🇮🇩 - ☝🏼 - 🇮🇩

Tuesday, September 25, 2018

Bahan Renungan Politik dan Refleksi Musim Pilpres



POLITIK ITU DAGELAN  !!!

Jadi gini....
Pak Prabowo itu dulunya calon wapres pasangan Bu Mega pas pilpres 2009. Pak Fadli Zon itu juru kampanye Pak Jokowi dan Pak Ahok dgn baju kotak2nya di pilgub DKI 2012. Pak Anies itu tim sukses Jokowi-JK plus mantan Menteri Pendidikan.. sebelumnya Pak Anies juga peserta capres versi konvensi Partai Demokrat. sekarang nempel sama Pak Prabowo dan PKS.
Padahal dulu Pak Anies berkali-kali dituding Syiah oleh PKS.

Pak SBY itu mantan Menterinya Bu Mega.. maju nyapres bareng pak JK didukung Pak Surya Paloh.

Pilpres berikutnya giliran Pak JK nyapres bareng Pak Wiranto melawan Pak SBY dan Pak Boediono yg didukung Pak Aburizal Bakrie.
Lalu kemana Pak Aburizal Bakrie...??

Sekarang temanan sama Pak Prabowo yg dulu kompetitornya di pilpres 2009 dan lucunya teman dgn Bu Rachmawati yg notabene musuh besar pengusaha dan para militer. 🤣🤣

Masih ingat Pak Amien Rais...? Ini lebih unik lagi.. Menggulingkan Gus Dur sehingga Bu Mega naik padahal sebelumnya paling gak sudi Bu Mega jadi Presiden.
Dia berusaha keras agar ibu mega jadi Presiden.

Pilpres berikutnya dgn jargon guru & anak petani ngelawan Pak SBY dan Pak Prabowo di pilpres 2004 dan 2009. Sekarang Pak Amien Rais akrab dgn Pak Prabowo di kubu oposisi....!!
Padahal jaman 98 Pak Amien Rais ini target Letnan Jenderal Prabowo utk di aman kan.

Bagaimana dgn PKS...??
Semua juga udah tahu ceritanya.
Para kader gila²an  Campaign menjatuhkan Pak Prabowo di pilpres 2009 dan pilkada DKI 2012.
Lalu sekarang?? Berteman akrab ama Gerindra yg selama jaman Pak SBY adalah musuh bebuyutan.
Waktu itu PDIP & Gerindra oposisi, sementara PKS masuk koalisi di Satgab Pak SBY.

Siapa lagi ya ... ??
Hmm.

Jadi jangan kaget kalau²lah mana tahu besok Bang Jonru jadi pembela Pak Jokowi. Denny Siregar jadi pembela Pak Prabowo.
Nothing is Impossible !!!
Makanya hukum bermain politik itu
"if you know the rule of the game, just enjoy playing the game." 😜

Karena dalam alam politik ga ada kawan sejati, atau musuh abadi, yg ada cuma kepentingan abadi.

Mari kita yg rakyat biasa ini ingat selalu bahwa politik itu permainan yg dinamis. 
Maka jangan korbankan kawan, sahabat, sodara hanya karena berbeda pilihan politik. Ambil sikap yang wajar² ajalah..

Serta yang paling penting, jangan libatkan anak² kita dalam urusan pilihan politik..

Para kawula dewasa silahkan berdebat hebat dgn segala teori tapi biarkan anak-anak itu tumbuh dengan dunianya..
Dunia bermain dan bergembira tanpa peduli latar belakang suku, agama, ras dan antargolongan serta pilihan pilkada atau pilpres bapak ibunya..

Jangan wariskan generasi pendendam..
Berbeda pendapat itu wajar dalam alam demokrasi, yang jadi masalah ketika memaksakan kehendak kita dan menjelek²an.

Stop Bermusuhan karena Politik, Masyarakat hanya akan jadi budak alat kesejahtraan keluarga raja, siapapun pemenangnya 2019. Kita harus bisa legowo dan tidak menyimpan dendam dan sama membangun bangsa dan negara lewat tenaga dan pikiran.

Tetap teguh pegang politik yang bermartabat dan pegang terus moral politik,moral Pancasila dan Undang-Undang Dasar 45, pegang terus NKRI Harga Mati.

Hanya mengutip sebuah kutipan.
Salam damai dan salam waras. 🙏

JANGAN TERJEBAK SITUASI POLITIK, AKHIRNYA SILATURRAHMI KITA PUTUS



JANGAN TERJEBAK SITUASI POLITIK, AKHIRNYA SILATURRAHMI KITA PUTUS

Himbauan utk rekan2baik senior maupun yunior diwilayah NKRI
🙏🙏

Mengingatkan untuk
Diri sendiri dan juga Sobat2, Sahabat2 dan Saudara2 Kita ,
Demi menjaga Tali Silaturahmi
Saling menghargai,
Saling menghormati yg sudah terjaga dgn baik..

Mulai hari ini Nuansa Pilpres 2019 sudah mulai menggeliat.
Baik di Facebook, Group WhatsApp dll.
Tentunya masing2 sudah punya pilihan utk Pilpres 2019 untuk Indonesia yang lebih baik.

Tingkatkan rasa menghargai dan menghormati yang menjadi pilihan Sobat2, Sahabat2, Saudara2 dan dilingkungan Keluarga kita,
Jangan Pilpres ini hanya menjadi
- Ajang Saling Hujat,
- Ajang Saling Jago,
- Merasa paling Benar,
- Merasa paling Baik dan
- Merasa paling pintar.

Karena kita semua hanyalah Rakyat biasa Yang sudah menjelang Tua, yg hanya akan menjadi
Korban Politik
Korban Kepentingan Pribadi
Dalam Ajang Pilpres.

Siapapun Presiden dan Wakilnya utk kita yg
Rakyat biasa maka tetap akan menjadi diri kita seperti saat ini, misalnya:
-Yang Dokter tetap Dokter
- Yang Profesor tetap Ptofesor
- Yang Dosen tetap Dosen
- Karyawan tetap Karyawan
- Pengusaha tetap ya Pengusaha
- Guru ya tetap  Guru
- Pemancing ya tetep aja Pemancing
- Dan apapun Profesinya.
- Pokoknya tidak akan merubah Posisi kita Kecuali diri kita sendiri yang merubah dan Atas kehendak Allah SWT

- Begitu pula yang Pengangguran ya tetap nganggur kalau tidak usaha mencari pekerjaan.
- Pensiunan tetap pensiunan penghasilannya, kita juga yg mempertebal amal ibadah untuk menghadap Sang Pencipta

Jadi janganlah terjebak dengan situasi Politik saat ini
Jabat erat2 tangan Sobat2, Rekan2, Sahabat dan Saudara2 kita agar tetap Tali Silaturahmi semakin Erat diantara kita semua.

Ingat!!!!!
Kita Sehat, Sakit dan kita Mati pun bukan Capres dan Cawapres
- Yang men Do'a kan
- Yang Menggotong
- Yang menguburkan kita
Akan tetapi tetap Keluarga, Sobat2, Sahabat Teman2 serta Saudara2 kita yg melakukannya.

Sekali lagi Yuukkk.......
Kebijaksanaan dan Kedewasaan kitalah yang akan bisa menjaga Situasi Politik menjelang Pilpres ini utk
- Tetap bisa Menjaga Toleransi
- Saling menghormati dan menghargai pilihan Sobat2, Sahabat2 dan Saudara2 kita.

SEPENGETAHUAN DAN SEPENDAPAT KITA KITA BERUSAHA:
-Memilih Pemimpin yang Rekam Jejaknya Bagus dan Baik ( Walau tidak jaminan kedepan )
-Memilih Pemimpin Nyata-nyata Anti Korupsi,Tidak Menyusahkan Rakyata.
-Memilih Pemimpin Yang Sederhana,tdk berpura-pura,Rendah Hati,dan Rajin Berdoa.

KEBAIKAN PEMIMPIN YG KITA ANGGAP BAIK KITA BERITAHUKAN KE TEMAN KITA
KALAU DIA TETAP TIDAK MENERIMA BIARIN SAJA...KITA TETAP BERSAHABAT.

AKHIRNYA KITA DO'AKAN PEMIMPIN YANG TERPILIH:
Siapapun Presiden dan Wakilnya.

YG KITA HARAPKAN PEMIMPIN YG TERPILIH MAMPU MEMBAWA
- Bangsa ini menjadi Bangsa yg bermartabat
- Rakyat yang Sehat dan Sejahtera
- Rakyat yang Tenteram dan Aman
- Pemerintahan yang Adil dan Makmur

JANGANLAH JADI MANUSIA BODOH DAN MERUGI DENGAN SITUASI POLITIK AKAN TETAPI JADILAH MANUSIA YANG BERMANFAAT UTK ORANG BANYAK.

Tags