Showing posts with label Survey Politik. Show all posts
Showing posts with label Survey Politik. Show all posts
Friday, July 6, 2018
Sekedar Info Perihal Manuver Politik - Bahan Renungan saja
MANUVER JK & AKSA MAHMUD TIKAM JKW DARI BELAKANG
Manuver JK-Aksa Mahmud, Prabowo Tersisih, Muncul Poros Anies-AHY
1. Pendaftaran Capres makin dekat, peta politik berubah dengan cepat
"Capres/Cawapres 2019 Didaftarkan 4-10 Agustus 2018, Pemilu Serentak 7 April 2019"
👉https://t.co/zcBovzi5Ad
2. Diam-diam Aksa Mahmud yg mengaku diutus JK menemui Rizieq Shihab. Tujuannya satu menawarkan barter politik
"Wapres JK Buka Suara Soal SP3 Rizieq Shihab"
👉https://t.co/3uDdiVAFay
3. Aksa Mahmud menjanjikan Rizieq Shihab bebas dari tuntutan hukum dan bisa pulang ke tanah air
"JK Soal Kasus Chat Habib Rizieq: Kalau Bukti Tak Cukup, Ya SP3"
👉https://t.co/J5u5NrzW33
4. Lobby dari Aksa Mahmud syaratnya satu, Rizieq mendukung calon yg diajukan oleh @Pak_JK pada pilpres 2019 yakni @aniesbaswedan
@Aryprasetyo85
"Pengamat: Bisa Juga JK Dorong Anies Lawan Jokowi"
👇https://t.co/wfwK3LUGAV
5. Skenario mengangkat @aniesbaswedan sudah lama dibenak Aksa Makmud
Aksa makin percaya diri setelah Anies berhasil saat Pilgub DKI kalahkan Ahok
"Aksa Mahmud dan Jusuf Kalla di Belakang Anies-Sandi"
👉https://t.co/NULBL4xja1
6. @aniesbaswedan dianggap oleh JK-Aksa Mahmud sebagai figur alternatif untuk bertarung dengan @jokowi
Popularitas dan elektabilitasnya Anies lumayan sehingga potensial untuk dijual
" Peluang Anies Baswedan di Pilpres 2019 Menurut 3 Lembaga Survei"
👉https://t.co/RP9UERZFrl
7. Bagi JK - Aksa Mahmud, @aniesbaswedan juga dianggap menawarkan kebaruan dibandingkan @prabowo maupun @Nurmantyo_Gatot
"Pengamat: Anies Baswedan Punya Peluang Diusung di Pilpres"
👉https://t.co/j7NspgFcrM
8. Aksa Mahmud tidak hanya menawakan @aniesbaswedan ke Rizieq FPI tapi juga ke @Gerindra , @PKSejahtera dan @PDemokrat
"PKS Sebut jika Prabowo Tak Maju, Anies Layak Jadi Capres"
👉https://t.co/GimSQtlVct
9. Gayung bersambung di @Gerindra , Sandiaga Uno mengajukan proposal ke @Pak_JK dengan daya tarik Anies
Walaupun masih dalam rumus @prabowo - @aniesbaswedan
"Gerindra buka peluang Anies Baswedan maju dampingi Prabowo di 2019"
👉https://t.co/AZB5i4SHQn
10. Tujuannya @sandiuno satu, yaitu agar @Pak_JK mau mendukung paket Prabowo-Anies
Itu artinya, melepaskan JK dari @jokowi
"Sandiaga: JK Bilang 'Gimana Prabowo Sama Anies?'
👉https://t.co/5nrSdvR1Ae
11. @aniesbaswedan juga ditawarkan ke Partai @PDemokrat melalui pertemuan @SBYudhoyono - @Pak_JK beberapa hari yang lalu
SBY tertarik utk memasangkan Anies dgn AHY
"JK Bertemu SBY di Mega Kuningan"
👉 https://t.co/QVw7v5Ia45
12. Bagi SBY - JK, paket @aniesbaswedan - @AgusYudhoyono ini dianggap paket anak muda yg akan jadi lawan tangguh Jokowi
"Duet Anies-AHY Berpeluang Besar Kalahkan Jokowi"
👉https://t.co/TJwQZ8ibfL
13. Aksa Mahmud juga mendekati @PKSejahtera
PKS mulai tertarik dengan memasangkan @aniesbaswedan dengan @aheryawan Masalahnya PKS butuh dana
Aksa menjanjikan aliran dana segar untuk PKS
Mahar politik membuat urusan dengan PKS beres
"PKS Dorong Duet Anies-Aher di Pilpres 2019"
👉https://t.co/wL0wb8Xof6
14. Darimana Aksa Mahmud akan memperoleh dana mengusung @aniesbaswedan ?
Inilah lihainya klan @Pak_JK , semua ada skenarionya
"Bank Muamalat Berharap Sahamnya Diambil Alih Pemerintah"
👇https://t.co/ZGWOJs8FpE
15. Skenarionya melalui upaya merampok melalui sakitnya Bank Bukopin dan Bank Muamalat
"OJK Akui Kredit Bermasalah Bank Muamalat di Atas Ambang Batas"
👉https://t.co/yhcQn9Uu1b
16. Sebanyak 30 persen saham Bank Bukopin ada di tangan Group Bosowa yg dimiliki Aksa Mahmud
"Bosowa Resmi Kuasai 30 Persen Saham Bukopin"
Bosowa kini resmi menjadi pemegang saham pengendali perseroan"
👇https://t.co/EuEDR7hBwC
17. Sedangkan rumornya, debitor macet terbesar dari Bank Muamalat juga adalah keluarga @Pak_JK dan Aksa Mahmud
"Terancam Ambruk, Ada Apa dengan Bank Muamalat?"
👉https://t.co/q34iTN3fCu
18. Dengan skenario mengulang peristiwa bank gagal Century, Aksa Mahmud mengharapkan ada guyuran dana talangan yg akan digunakan untuk dana politik
"Bank Muamalat Berharap Pemerintah Berminat Suntikan Modal"
👇https://t.co/7M5IPVDHHv
19. Skenario memperoleh dana politik melalui bank yg sakit atau bank gagal seperti siklus dalam pemilu
"Tahun Politik & 15 Bank Gagal Sistemik"
👉https://t.co/9qrgZwYLhE
20. Ingat.....
Kasus Bank Bali dilanjut dengan Bank Century
Itu cara yg paling mudah untuk dapat dana politik segar
"Bambang Soesatyo Sebut Dana Century Digunakan Parpol untuk Menangi Pilpres"
👉https://t.co/XvzzISmb4q
21. Jokowi dibuat berada di posisi makan buah simalakama
Kalau dimakan akan pahit karena mengalirkan dana politik ke Aksa Mahmud
Sedangkan kalau dibiarkan akan berdampak pada kepercayaan fondasi ekonomi
" Boediono sebut dana talangan Century cegah krisis"
👇https://t.co/pR136vXWc6
22. Aksa Mahmud memang licin
Dia bangun image seolah olah bermanuver sendiri tanpa diketahui JK
Tapi siapa pernah tahu dalamnya lautan
"Cerita Lengkap Aksa Mahmud Soal Peran JK untuk Anies-Sandi"
👉https://t.co/nF0JPlGD8d
23. Aksa Mahmud juga mendekatii @SBYudhoyono karena tahu betul kalau SBY masih punya tabungan dana yg besar
"HEBOH...ANONYMOUS MEMBUKA DAFTAR KORUPSI DAN KEKAYAAN SBY"
👉https://t.co/Ldb3h4lGOj
24. Aksa Mahmud mendekati PKS karena tahu betul kalau PKS adalah partai yg paling mudah dibayar
Ada uang urusan berjalan mulus
Semulus paha Neno
"Presiden PKS: 2019 Kami Memang Kekurangan Logistik"
👉https://t.co/Z3Clh1WL76
25. Aksa Mahmud juga mudah untuk memprovokasi Amien Rais supaya membentuk poros bersama melawan @jokowi
"Amien Rais Total Menolak Jokowi"
👉https://t.co/fJFrPhJCn8
26. Sekarang @prabowo ditinggal sendirian
Nasibnya terlunta lunta jadi tak tentu
Prabowo jelas bokek sehingga tidak bisa beli PKS
PKS mudah berkhianat untuk mendukung kandidat yg mampu membayar
"Capres 2019: Selain Prabowo, PKS Masih Dekati Gatot Nurmantyo"
👉https://t.co/KFB5d4Nrx3
27. Teriakan nyinyir Fadli Zon-pun menjadi hambar
Pahit...getirr..lidah serasa kelu
Lutut gemetaran, biji serasa kesemutan
Karena tuannya mbah @prabowo terancam gagal Nyapres
"Raja Juli Antoni Sindir Fadli Zon untuk Urus Prabowo yang Terancam Gagal Nyapres"
👉https://t.co/K3i031ap4t
28. @prabowo @Gerindra ditelikung Aksa Mahmud yg mengaku utusan JK
Manuver Aksa membuat mimpi Prabowo makin buyar, ambyaaar seperti nasi kucing lepas karet gelangnya
Tercecer berserakan
Dieker-eker pitik tapi ora diuntal
"Prabowo Terancam Gagal Nyapres"
👉https://t.co/NPnnATv5Ko
29. Prabowo babak belur dihantam kiri kanan
Tapi diam-diam ada yang sedang siapkan @aniesbaswedan sebagai Capres yg muncul tiba-tiba
Waspadalah...waspadalah
"Saat Anies Baswedan Dideklarasikan Jadi Capres 2019"
👇https://t.co/qY0A9mosho
Matur nuwun sederek sedoyo masyarakat twitterland
Anda merasa ditelikung?
Atau merasa di khianati?
Galau? Stroke? Frustasi?
Sini sama om...om pangku sinih
Chirpified: Manuver JK-Aksa Mahmud, Prabowo Tersisih, Muncul Poros Anies-AHY https://t.co/Mzia0kWTZB
Ary Prasetyo
copas dr sebelah:
Masih Perlukah Survey Politik?
Masih Perlukah Survey Politik ?
Setelah pilkada serentak ini di beberapa grup WA yang saya ikut, banyak teman-teman membahas hasil survey dan quick count (QC). Bila sekedar membandingkan angka boleh-boleh saja, tetapi di dalam statistika angka itu mempunyai makna tersendiri. Angka adalah suatu nilai hasil sebuah proses. Walaupun survey dan QC itu bertujuan untuk memprediksi perolehan suara suatu pasangan calon pemimpin daerah, keduanya mempunyai parameter yang berbeda. Artinya membandingkan hasil survey dengan QC itu bukan ‘apple to apple comparison’.
Data hasil survey dan QC pilkada memang memperlihatkan perbedaan. Akan tetapi hal itu tidak berarti dapat disimpulkan bahwa survey tidak berguna. Atau bahkan ada yang mengatakan survey ‘abal-abal’ hasil rekayasa suatu kelompok. Kita harus melihatnya secara bijak, rasional, tidak diganggu oleh sentimen emosional senang atau sedih yang berlebihan. Apapun hasilnya, survey dalam politik itu sangat bermanfaat.
Sejauh metodologi yang dipergunakan benar dan dijalankan dengan disiplin maka hasil survey dapat dipertanggungkan. Secara politik hasil survey tersebut banyak manfaatnya bagi semua kandidat yang dijadikan parameter (angka yang akan diduga). Tentu sangat berguna bagi kandidat dengan nilai prediksi tinggi ataupun rendah. Karena memang nilai dugaan itu bukan titik akhir. Tetapi baru merupakan indikator (peluang) terhadap sesuatu yang akan terjadi. Bagi pasangan yang cerdas, hasil survey selanjutnya dipergunakan untuk pengaturan strategi agar pada ujungnya diperoleh suara yang tinggi alias menang.
Parameter dalam survey bersifat dinamis, bergerak akibat banyak faktor yang berpengaruh. Dalam statistika parameter jenis ini disebut “random parameter” (parameter acak) yang memerlukan pendekatan statistika lebih tinggi, misalnya statistika Bayesian. Walaupun tentunya pendugaannya bisa didekati melalui teori statistika konvensional (statistika frekuentis) dengan asumsi parameter tetap (fixed parameter) seperti halnya dalam QC. Tetapi setidaknya harus memasukan faktor waktu, misalnya rentang bulan pelaksanaan survey. Di sinilah azas kemanfaatan survey bagi strategi ke depan. Namun tentunya hasil survey dan QC tidak bisa dibandingkan secara ‘head to head’ seakan-akan kedua metode itu memiliki tipe parameter yang sama. Padahal keduanya mempunyai jenis parameternya berbeda.
Selain kompleksitas teori statistika untuk pendugaan parameter acak, dalam teknik penarikan contoh (sampling technique) ada dua sumber penyimpangan atau error (galat). Pertama adalah galat akibat sampling atau sampling error. Kedua adalah galat akibat non sampling error atau disebut juga systematic error (galat sistematis).
Kesalahan atau galat akibat sampling itu bisa diperkecil dengan penambahan ukuran contoh (sample size). Adapun kesalahan non sampling error tidak bisa diselesaikan dengan penambahan ukuran contoh. Hal ini baru bisa diperkecil dengan metode yang lebih tinggi dan instrumen yang bisa menggiring konsistensi jawaban. Itu pun tetap akan menyisakan galat yang sulit dikoreksi.
Dalam hal tipe kesalahan atau galat (error) ini, pada QC hanya ada sampling error. Sehingga metodenya tidak rumit dan hasilnya tidak berbias, sejauh metode yang diterapkan sesuai dengan teori. Sedangkan dalam survey, selain ada sampling error juga ada systematic error (non sampling error). Penjumlahan kedua galat itu tentu akan membuat akurasi hasil survey tidak akan setajam QC.
Faktor non sampling error itu bisa berupa waktu pelaksanaan, demografi responden, lokasi, instrumen, dan pelaku surveyor. Selain itu juga ada faktor kejujuran responden yang sering dianggap sampling error, padahal bukan. Semua ini mengakumulasi menjadi systematic error yang menjadi tantangan menarik bagi para ahli statistika.
Terlepas dari kompleksitas survey tersebut, tetap saja survey yang sering dilakukan saat ini sangat berguna bagi dunia politik. Asal kita bisa menyikapinya secara rasional dan bahkan saintifik, bukan sekedar luapan emosional. Jadi kalau ada pertanyaan ‘apakah survey itu berguna?’ Jawabannya sangat berguna. Titik
Asep Saefuddin
Rektor Universitas Al Azhar Indonesia/Guru Besar Statistika FMIPA IPB serta Anggota Dewan Etik Perhimpunan Survei dan Opini Publik (PERSEPI)