Latest News

Showing posts with label Politik. Show all posts
Showing posts with label Politik. Show all posts

Monday, January 14, 2019

Rocky Gerung VS DR Ngabalin, Akal Sehat VS Akal Miring

Thursday, January 10, 2019

PENCERAHAN : DANSESKO TNI LETJEND TNI AGOES SUTOMO

Dansesko Letjen TNI Agoes Sutomo/Foto: Dok. Imgrum

(" Masyarakat harus yakin. TNI tetap setia pada NKRI dan rakyat. TNI tahu kapan saatnya mengambil sikap kalau negara memang dalam keadaan genting.".
Letjend. TNI. Agoes Sutomo).

(RANGKUMAN MATERI GEOPOLITIK DAN GEOSTRATEGIK INDONESIA DALAM KACA MATA INTELLIGENT);

1. Kalau kita mendengar presentasi Panglima TNI ttg perspectif ancaman pada ILC yang lalu maka kita akan paham kenapa Indonesia menjadi sasaran target incaran negara maju di dunia.

2. Kekuatan asing yang mengincar Indonesia sangat berharap Indonesia rusuh, perang saudara seperti Suriah sekarang.

3. Untuk itu mereka telah melakukan skenario (ibarat lingkar obat nyamuk) secara sistematis melakukan proxy war pelemahan Ketahanan Nasional Indonesia dari masa ke masa secara bertahap dan halus

4. Pelemahan sistem pertahanan kita itu meliputi semua bidang. Mulai dari ekonomi, politik, hukum, peraturan perundangan, sejarah, media informasi, pergeseran watak prilaku bangsa, gaya hidup, institusi pemerintah, termasuk pelemahan TNI baik secara fungsi dab wewenang.

5. Pelemahan sistem pertahanan ini tentu melalui operasi inteligent masive dan terstruktur

6. Ada USER (State /non state (negara/kelompok elit), ada AGENT HANDLE, di bawahnya AGENT ACTION, di bawahnya lagi INFORMAN berlapis.

7. Tiap struktur dan bahagian ini bergerak menurut tupoksinya masing masing, dimana diantara sesama merekapun tidak saling mengenal. Yang tahu hanya SANG USER.

8. Mereka di bayar, di latih, untuk melakukan operasi operasi cipta kondisi bahkan sabotase dengan bantuan dana tanpa batas serta dukungan power politik yang kuat.

9. Masing agent ini masuk melebur kedalam sendi sendi kehidupan bernegara kita. Ada yang masuk dan menjadi tokoh negarawan, dosen, pengamat, pejabat publik, institusi pemerintahan (Eksecutive, legislatif, yudicative), dunia perbangkan, dunia perfilman,
Bahkan sampai ke istana dan tubuh TNI-POLRI sekalipun.

10. Agent handle sebagai pengendali, Agent action sebagai eksekutor, informan sebagai pengumpul informasi lapangan.

11. Masing agent ada yg bergerak sebagai pendukung, kontra, pihak ke tiga dari pemerintahan.

12. Semua bergerak dalam rangka mengamankan setiap kepentingan USER di Indonesia. Salah satu contoh yang marak sekarang adalah bagimana merekayasa terjadi gejolak kerusuhan di Indonesia.

13. Untuk menciptakan gejolak masing agent bergerak untuk menanamkan rasa saling benci, saling curiga, saling buruk sangka, diantara sesama anak bangsa. Baik antar suku, antar agama, antar ormas, antar ulama  antar pengamat, antar kampus, antar parpol, antar tokoh bangsa. Termasuk antar institusi

14. Kita semua seolah di paksa dan di giring kepada satu titik yaitu PERANG. sekecil apapun masalah akan di peruncing dan di provokasi. Timbal balik.

15. Tujuannya hanya satu : Menjadikan anak bangsa menjadi bangsa yang sinis, egois, ambisius, sadis, anti kebersamaan.

16. Kita di jauhkan dari sifat asli bangsa Indonesia seperti : Pejuang, militan, pemberani, kuat, kompak, suka bermusyawarah, gotong royong.

17. Jadi kalau ada kejadian disekitar kita yang diluar kewajaran itu adalah salah satu bentuk hasil kerja para agent tersebut.

18. Perang saudara adalah hal yang sangat di inginkan USER asing thd indonesia. Agar kita akhirnya terpecah belah, hancur lebur, lemah untuk kemudian mereka kuasai (Jajah).

SOLUSI :
1. Jadilah kita kembali menjadi jati dirinya orang Indonesia. Sebuah kesadaran kolektif senasib satu bangsa dan satu rasa cinta tanah air. Tak ada pandang SARA. Kita adalah sebuah bangsa yang kuat dan bersaudara.

2. Jangan mau terpancing untuk menjadi "Tidak Waras" (Sesuai keinginan USER) untuk punya keinginan saling bunuh, saling memerangi, saling menghabisi antar sesama anak bangsa. Persoalan politik diselesaikan dengan cara politik yang moderat.

3. Kalau Indonesia pecah perang saudara, banyak negara sekitar kita yang tepuk tanga  dan bahagia.

4. Secara politik konstitusional. Tidak ada sebaik kembali lagi kepada UUD 1945 dan Pancasila sebagai pemersatu bangsa. Karena itu di buat oleh para Founding Father kita melalui sebuah perenungan, pemikiran, dan penghayatan yang sangat dalam sesuai dengan kondisi bangsa.

5. Ikat kembali rasa persatuan sesama anak bangsa. BUNUH segala bentuk skenario para USER tersebut dengan tidak mudah terpancing, dan justru merekat kembali rasa persaudaraan.

6. Bagi pemuda pemuda idealis dan nasionalis. Mari ikut berjuang mengambil peran dan posisi strategis negara untuk melakukan perbaikan moral dan cita cita bangsa.

7. Percayalah. TNI tetap solid dan setia terhadap NKRI. Bersama Rakyat TNI Kuat. TNI tahu kapan saat yang tepat untuk mengambil sebuah keputusan disaat negara genting.

NKRI HARGA MATI
https://nusantaranews.co/soal-user-asing-pemecah-belah-nkri-dansesko-tni-berikan-pencerahan/

Monday, January 7, 2019

PSI Beri “Kebohongan Award” untuk Prabowo, Sandiaga, dan Andi Arief


Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memberikan “Kebohongan Award Awal Tahun 2019” kepada Capres Prabowo Subianto, Cawapres Sandiaga Uno, dan Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief.
“Baru saja membuka awal tahun, sudah terjadi tsunami hoax, tsunami fitnah. Karena itu PSI merasa perlu memberikan penghargaan kebohongan kepada tiga orang,” kata Sekjen PSI, Raja Juli Antoni, dalam konferensi pers di basecamp DPP PSI, Jl. Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Jumat (4/1/2019).
Dalam kesempatan yang sama, Ketua DPP PSI, Tsamara Amany, menegaskan acara pemberian piala kebohongan ini merupakan peringatan kepada publik agar tidak menganggap berita bohong menjadi hal yang normal dalam politik.
“Ini merupakan peringatan kepada publik agar tidak terjadi normalisasi kebohongan,” kata Tsamara. Ia mengatakan piala dan piagam penghargaan kebohongan diberikan kepada tiga politisi sesuai kategori kebohongan yang mereka lakukan
“Kebohongan terlebay, paling lebay, kami berikan kepada Prabowo Subianto yang mengatakan bahwa selang cuci darah di RSCM dipakai oleh 40 orang,” kata Tsamara.
“Kebohongan selanjutnya, yaitu kebohongan hakiki, yang layak disematkan kepada Sandiaga Uno, atas pernyataan membangun tol tanpa utang. Padahal kita tahu, ternyata ada pinjaman dari bank sebesar 8,8 triliun” tegas dia.
Tsamara melanjutkan, “Ada juga penghargaan kebohongan terhalu untuk Andi Arief, yang menyebutkan ada 7 kontainer berisi surat suara yang sudah dijoblos. Tiap kontainer disebut berisi 10 juta suara, artinya ada 70 juta surat suara yang sudah dicoblos.”
Menyambung Raja Juli Antoni dan Tsamara Amany, juru bicara dan caleg PSI dapil Sumatera Utara III, Dara Adinda Kesuma Nasution, menambahkan penghargaan ini bertujuan untuk memberikan pendidikan politik kepada publik.
“Jadi, yang dilakukan PSI ini jangan dilihat dari gimmick semata. Ini bagian dari pendidikan politik, bahwa partisipasi apa pun diperbolehkan dalam demokrasi, asal bukan menyebarkan hoax atau berita bohong,” ujar lulusan Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia itu.
Di halaman Kantor DPP PSI, acara ditutup dengan penyerahan 3 piala dan piagam kebohongan kepada pengemudi ojek online untuk dikirim ke Badan Pemenangan Nasional Prabowo–Sandi dan kantor DPP Partai Demokrat.

Source: https://psi.id/berita/2019/01/04/psi-beri-kebohongan-award-untuk-prabowo-sandiaga-dan-andi-arief/

Sunday, January 6, 2019

Dear temen2 yang netral atau apatis dengan negeri ini..


Tulisan Teman tapi gak jauh beda dengan isi kepala saya

Mohon untuk disebar...sebagai bagian ikut menyelamatkan Negeri ini 🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏

Dear temen2 yang netral atau apatis dengan negeri ini..

Gini lho...
kalau udah bosen sama postingan orang, tinggal delete, gak usah dibaca atau ekstrimnya left grup, jd ngga usah ribet..

Trus kalau ada posting tentang politik, padahal postingannya untuk meluruskan hoax yang dilempar kubu radikal, atau mengajak toleransi tapi kamu jengah lalu kamu samakan orang2 yang meluruskan fitnah2 dengan yang nyebar hoax, mending gak usah bermedsos aja..

Buat yang merasa memilih netral atau merasa gak mau ribet, tapi sebel sama postingan yg ada kata kunci Jokowi Prabowo,
jalan2lah ke Eropa..

Lihatlah itu orang2 Suriah, refugee yang dulunya juga sama pilih netral, apatis, gak peduli, hidup nyaman, kerja normal,  bisa traveling, tapi sekarang semuanya lenyap....!

KENAPA??!
Itu karena saat hoax pertama disebarkan, mereka diam gak peduli, ngga mau ribut. Cari aman. Mereka pikir gak ada ngaruh buat kehidupannya.. mereka juga mikir ga mungkin merubah nasib mereka jadi lebih baik.

Tapi tanpa mereka sadari hoax yang terus disebarkan oleh kubu radikal lama kelamaan akan dipercaya seolah-olah jadi sebuah kebenaran..

Lalu selang waktu tiba2 kaget, bingung, 'hey apa yang terjadi di negara saya' ??? dan akhirnya mereka jadi pengungsi di negara orang..
Kamu mau mengalami seperti itu ???
Ini nyata lho sdg terjadi di negeri kita yg tercinta ini. Jangan tidur terus teman ! Banguun..

The choice is yours..
Gak mau ribet delete diam2, hibernasi dari medsos..

Orang2 yang berjuang meluruskan hoax bukan mencari polemik atau bikin ribet..

Orang yang menyebar hoax dengan yang meluruskan hoax berbeda..

Kalau gak ada hoax, pasti medsos nyaman gak gegeran terus..

I"m fed up with you people yang merasa netral, cinta damai tapi membiarkan hoax dan kebathilan..
Yang cuma mau berpikir yg penting keluarga gue baik2 saja..

Kita semua capek pegel, tapi lebih baik berjuang melawan hoax sebelum semua terlambat..
Jangan biarkan kita seperti suriah...

Jangan lupa, kalau udah gak kuat, lambaikan tangan ke kamera lalu pilih :
1. pencet unfollow
2. Freeze teman kamu untuk 30 hari
3. Atau left grup
3. kamu hibernasi beberapa bulan dari medsos
4. Meditasi/ traveling

Kalau gue mau cuek sih bisa aja, kenapa2 gue mau ikut pusing mikirin negara, gue bisa kabur ke negara orang..
Cuma gue gak bisa cuek, why ?
Because I do love my country Indonesia!

Jadi pilihannya mau damai semu atau damai sebenarnya ?

RENUNGKAN  & Take Action untuk memilih pemimpin baik dan menyejukkan.

Choose Wisely

Saturday, January 5, 2019

“Siapa yang bilang politik itu jahat atau tidak bagus? Politik itu baik!”


“Siapa yang bilang politik itu jahat atau tidak bagus? Politik itu baik!”
(21/06/2018)

Mengapa orang Katolik selama ini tidak banyak muncul ke dunia politik? Bukankah dengan terjun ke dunia politik berarti kita ikut memberi garam dan terang dunia? Salah satu kelemahan Gereja Katolik selama ini adalah kurang merespon situasi politik Indonesia dan kaderisasi. Contohnya, setelah era Frans Seda, Cosmas Batubara, dan YB Sumarlin, Gereja Katolik seperti kehabisan stok tokoh Katolik.

Pastor Benny Susetyo Pr mempertanyakan hal itu dalam seminar bertema “Gereja Katolik dalam Pusaran Dunia (Politik): Quo Vadis?” di Gedung Srijaya, Surabaya, 10 Juni 2018 yang dihadiri sekitar 500 peserta.

“Apakah peran kita (Gereja Katolik) menghadapi situasi semacam itu? Bolehkah pastor dan Gereja Katolik berpolitik praktis? Bolehkan umat Katolik ikut berpolitik praktis? Pertanyaan-pertanyaan itu pun diangkat oleh Pastor Benny yang saat ini bertugas sebagai Satgas Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dalam “Gereja dalam Panggung Politik.”

Seraya menghimbau dan memotivasi semua generasi muda Katolik dan umat Katolik untuk terjun di bidang politik, Pastor Benny bertanya, “Siapa yang bilang politik itu jahat atau tidak bagus? Politik itu baik!”

Maka, Pastor Benny mengajak umat Katolik untuk “berdiri sejajar dengan yang lain dalam membangun bangsa dan negara” dan mengkritik umat dan pastor yang setiap saat hanya sibuk mengurus paroki tapi tidak melihat ke luar. “Kita ini hanya berpikir paroki, hanya sibuk di dalam. Setiap kali yang dipikirkan rapat paroki, tetapi kita tidak berpikir ke luar. Harusnya sebagai umat Katolik, sebagai garam dan terang dunia, kita terjun ke dunia politik juga,” tutur imam itu.

Kelemahan lain umat Katolik adalah tidak saling mengalah dan tidak saling mendukung. “Misalnya dalam satu dapil, harusnya kita berikan kesempatan kepada calon kita yang secara kemampuan luar biasa untuk maju menjadi anggota legislatif. Tetapi yang terjadi apa? Kita malah royokan di dapil itu, sekitar 4-5 orang Katolik di situ. Hasilnya, kita kalah melulu,” jelas imam itu.

Pastor Benny juga melihat Gereja Katolik “tidak menyiapkan pendidikan dan kaderisasi politik” tetapi “hanya sibuk urusan di dalam, bertengkar di dalam, rapatnya paling ramai, jago kandang.”

Maka, Pastor Benny menghimbau peserta seminar untuk mulai belajar dari Romo Van Lith  yang meletakkan dasar Katolik di Jawa. Karena yakin bahwa pewartaan Gereja tidak akan berhasil kalau Gereja tidak menjadi Gereja pribumi, jelas imam itu, “Romo Van Lith awalnya tidak membangun gereja tetapi membangun manusia.”

Awalnya van Lith bukan membangun gereja tetapi sekolah dan kursus-kursus untuk ibu-ibu warga setempat. “Dari inilah muncul tokoh-tokoh Katolik yang nantinya menjadi  peletak dasar tokoh-tokoh Katolik yakni tokoh politik, tokoh berpengaruh, karena baru sadar investasi manusia lebih penting.”

Namun saat ini, sebaliknya, investasi tanah dan gedung lebih penting. “Dewan paroki datar-datar saja. Kalau urusan pembangunan gereja umat antusias, kalau urusan kaderisasi umat tidur karena merasa tidak penting.”

Akhirnya, imam itu mengamati, “kita seperti ini, bukan menyiapkan manusia yang mampu menjadi tanda sarana hadirnya Allah itu, karena keberhasilan diukur dari materi bukan kualitas manusianya. Bagaimana Gereja bisa hadir menjadi ajur ajer, menjadi terang dan garam dunia, itu tidak pernah dipikirkan.” (herman yos k)


https://penakatolik.com/2018/06/21/pastor-benny-susetyo-siapa-yang-bilang-politik-itu-jahat-atau-tidak-bagus-politik-itu-baik/

4 Pilar Kebangsaan terus kami gelorakan



selamat sore teman2...

ikhtiyar membangun kesadaran akan 4 Pilar Kebangsaan terus kami gelorakan, 4 pilar itu adalah:

Pancasila
Bhineka tunggal ika
NKRI
UUD 1945

kata mbah maimun zubair bila dihimpun huruf depannya akan memuat kata-kata penuh keramat: PBNU

insya allah dengan segala kerendahan hati kami mengundang teman2 semua utk hadir pada acara Haul Gus Dur ke-9 bersama Maulana Habib Luthfi bin Yahya dan Ibu Bangsa Ibu Shinta Nuriyah Wahid dan para ulama nahdhatil 'ulama di Pesantren Motivasi Indonesia di Bekasi pada tgl 7 Januari 2019 Jam 19.30 WIB

event ini diinisiasi oleh teman2 Ngopi Santri yang merupakan wadah ngobrol pemikiran dan kesadaran literasi yang digerakkan oleh para santri di lingkungan Pesantren Motivasi dengan dukungan penuh dari Gusdurian Bekasi, IPNU-IPPNU, PMII, Anshor dan Banser Bekasi.

bagi teman2 yang mau berbagi rezeki untuk kelancaran acara tersebut bisa langsung transfer ke rekening istana yatim di bawah ini:

Rekening Yayasan Istana Yatim Nurul Mukhlisin:

Bank Mandiri KCP Bekasi  No. 167 0000 598 168

event kebangsaan dalam kemasan Haul Gus Dur ini juga mengundang komunitas lintas agama, di mana saya dan sahabat saya Romo Antoro (Paroki Kabupaten bekasi) akan hadir untuk memberikan doa dan inspirasi kebangsaan.

be there 😇

PENCERAHAN DARI DANSESKO TNI LETJEND. TNI. AGOES SUTOMO



Cara Kerja Intel

PENCERAHAN DARI DANSESKO TNI LETJEND. TNI. AGOES SUTOMO ;
...................
(" Masyarakat harus yakin. TNI tetap setia pada NKRI dan rakyat. TNI tahu kapan saatnya mengambil sikap kalau negara memang dalam keadaan genting....".

Letjend. TNI. Agoes Sutomo).
(Rangkuman materi Geopolitik dan Geostrategi Indonesia dalam kaca mata inteligent) ;
........................
1. Kalau kita mendengar presentasi Panglima TNI ttg perspectif ancaman pada ILC yang lalu maka kita akan paham kenapa Indonesia menjadi sasaran target incaran negara maju di dunia.

2. Kekuatan asing yang mengincar Indonesia sangat berharap Indonesia rusuh, perang saudara seperti Suriah sekarang.

3. Untuk itu mereka telah melakukan skenario (ibarat lingkar obat nyamuk) secara sistematis melakukan proxy war pelemahan Ketahanan Nasional Indonesia dari masa ke masa secara bertahap dan halus

4. Pelemahan sistem pertahanan kita itu meliputi semua bidang. Mulai dari ekonomi, politik, hukum, peraturan perundangan, sejarah, media informasi, pergeseran watak prilaku bangsa, gaya hidup, institusi pemerintah, termasuk pelemahan TNI baik secara fungsi dab wewenang.

5. Pelemahan sistem pertahanan ini tentu melalui operasi inteligent masive dan terstruktur

6. Ada USER (State /non state (negara/kelompok elit), ada AGENT HANDLE, di bawahnya AGENT ACTION, di bawahnya lagi INFORMAN berlapis.

7. Tiap struktur dan bahagian ini bergerak menurut tupoksinya masing masing, dimana diantara sesama merekapun tidak saling mengenal. Yang tahu hanya SANG USER.

8. Mereka di bayar, di latih, untuk melakukan operasi operasi cipta kondisi bahkan sabotase dengan bantuan dana tanpa batas serta dukungan power politik yang kuat.

9. Masing agent ini masuk melebur kedalam sendi sendi kehidupan bernegara kita. Ada yang masuk dan menjadi tokoh negarawan, dosen, pengamat, pejabat publik, institusi pemerintahan (Eksecutive, legislatif, yudicative), dunia perbangkan, dunia perfilman,
Bahkan sampai ke istana dan tubuh TNI-POLRI sekalipun.

10. Agent handle sebagai pengendali, Agent action sebagai eksekutor, informan sebagai pengumpul informasi lapangan.

11. Masing agent ada yg bergerak sebagai pendukung, kontra, pihak ke tiga dari pemerintahan.

12. Semua bergerak dalam rangka mengamankan setiap kepentingan USER di Indonesia. Salah satu contoh yang marak sekarang adalah bagimana merekayasa terjadi gejolak kerusuhan di Indonesia.

13. Untuk menciptakan gejolak masing agent bergerak untuk menanamkan rasa saling benci, saling curiga, saling buruk sangka, diantara sesama anak bangsa. Baik antar suku, antar agama, antar ormas, antar ulama  antar pengamat, antar kampus, antar parpol, antar tokoh bangsa. Termasuk antar institusi

14. Kita semua seolah di paksa dan di giring kepada satu titik yaitu PERANG. sekecil apapun masalah akan di peruncing dan di provokasi. Timbal balik.

15. Tujuannya hanya satu : Menjadikan anak bangsa menjadi bangsa yang sinis, egois, ambisius, sadis, anti kebersamaan.

16. Kita di jauhkan dari sifat asli bangsa Indonesia seperti : Pejuang, militan, pemberani, kuat, kompak, suka bermusyawarah, gotong royong.

17. Jadi kalau ada kejadian disekitar kita yang diluar kewajaran itu adalah salah satu bentuk hasil kerja para agent tersebut.

18. Perang saudara adalah hal yang sangat di inginkan USER asing thd indonesia. Agar kita akhirnya terpecah belah, hancur lebur, lemah untuk kemudian mereka kuasai (Jajah).
.................

SOLUSI :
1. Jadilah kita kembali menjadi jati dirinya orang Indonesia. Sebuah kesadaran kolektif senasib satu bangsa dan satu rasa cinta tanah air. Tak ada pandang SARA. Kita adalah sebuah bangsa yang kuat dan bersaudara.

2. Jangan mau terpancing untuk menjadi "Tidak Waras" (Sesuai keinginan USER) untuk punya keinginan saling bunuh, saling memerangi, saling menghabisi antar sesama anak bangsa. Persoalan politik diselesaikan dengan cara politik yang moderat.

3. Kalau Indonesia pecah perang saudara, banyak negara sekitar kita yang tepuk tanga  dan bahagia.

4. Secara politik konstitusional. Tidak ada sebaik kembali lagi kepada UUD 1945 dan Pancasila sebagai pemersatu bangsa. Karena itu di buat oleh para Founding Father kita melalui sebuah perenungan, pemikiran, dan penghayatan yang sangat dalam sesuai dengan kondisi bangsa.

5. Ikat kembali rasa persatuan sesama anak bangsa. BUNUH segala bentuk skenario para USER tersebut dengan tidak mudah terpancing, dan justru merekat kembali rasa persaudaraan.

6. Bagi pemuda pemuda idealis dan nasionalis. Mari ikut berjuang mengambil peran dan posisi strategis negara untuk melakukan perbaikan moral dan cita cita bangsa.

7. Percayalah. TNI tetap solid dan setia terhadap NKRI. Bersama Rakyat TNI Kuat. TNI tahu kapan saat yang tepat untuk mengambil sebuah keputusan disaat negara genting......

Thursday, January 3, 2019

BUKTI APA LAGI YANG HARUS KAMI TUNJUKAN ?



1. Bayar ganti rugi korban LAPINDO.

2. IKAN Melimpah karena Kapal-kapal  Pencuri ikan ditenggelamkan oleh bu SUSI PUDJIASTUTI.

3. SINGAPURA Semakin "Segan" Kepada INDONESIA karena kebijakan TAX AMNESTI.

4. Pulau NATUNA sudah direbut oleh JOKOWI dari tangan CHINA.

5. Saham FREEPORT 51% untuk INDONESIA.

6. Mafia PETRAL yang merugikan negara bubar di tangani JOKOWI.

7. Bencana KABUT ASAP sudah berhasil diminimalisir nyaris tidak ada lagi.

8. INDONESIA jadi anggota OTDC karena PDB diatas 1T.

9. BBM satu harga seluruh INDONESIA di realisasikan.

10. SERTIFIKAT TANAH untuk rakyat miskin.

11. Dana desa, KIP, KIS untuk rakyat.

12. Listrik sudah menyala di desa terpencil

13. Jalan TRANS PAPUA di selesaikan.

14. Jalan TRANS SUMATRA dan jalan yang mnghubungkan antar provinsi sedang dalam proses penyelesaian.

15. Listrik tenaga angin di SIDRAP.

16. IRIGASI, BENDUNGAN, EMBUN dibangun untuk mengairi sawah pertanian agar bisa panen 3x setahun. ( menuju swasembada pangan)

17. Pembangunan 10 JEMBATAN GANTUNG di BANTEN sudah selesai.

18. Pembangunan 32 JEMBATAN GANTUNG sedang dalam penyelesaian.

19. Bandara KERTAJATI selesai ditangan JOKOWI sehingga menggerakan ekonomi rakyat.

20. Pelabuhan TANJUNG PRIOK sekarang bisa untuk transit kapal besar sehingga tidak perlu transit di Singapura.

21. Pemerintahan pak JOKOWI sudah bisa Mencicil utang rezim SBY 1600 T.

22. Hari SANTRI nasional di berlakukan

23. Proyek proyek mangkrak dibereskan

24. HTI pencinta KHILAFA di bubarkan

25. GOOGLE bayar pajak di wajibkan

26. Bandar NARKOBA nyawanya dihilangkan

27. Pengemplang pajak dipaksa ikut aturan

28. TEAM CYBER pungli di berdayakan

29. OTT gencar dimana mana

30. BLOK ROKAN dan BLOK MAHAKAM direbut kembali

31. OPM kembali kepangkuan ibu pertiwi

32. Pabrik gula terbesar di lampung

33. 15 bandara baru disiapkan

34. Jalan tol 5000 km diselesaikan 3,5th berjalan

35. PLBN mega di setiap perbatasan

36. Dunia mengakui kemajuan REPUBLIK
INDONESIA

37. Atlit Berprestasi Diperhatikan dengan Memberikan Bonus sebelum "Keringat Kering".

39. Bagi Pasien Cuci Darah, Operasi Jantung yang masuk Program BPJS gratis.

40. Anggaran Dana Desa.  program dana desa telah berhasil membangun jalan desa di seluruh pelosok Indonesia sampai 121.709 kilometer. Belum pernah ada dalam sejarah di Indonesia.

Dan Masih banyak lagi prestasi presiden Jokowi.

So what gitu loh...?

✍🏻 Share ini berulang-ulang agar tidak buta dan tuli lagi bagi mereka yang nyinyir ✊🏻✊🏻

SEMUA LINI TETAP KITA HARUS OPTIMAL DAN FOKUS, TIDAK BOLEH TERLENA


KABAR TERMUTAHIR HASIL SURVEY KITA CERMATI

Elektabilitas Terpaut Jauh, Partai Koalisi Tak Solid, Prabowo Semakin Terintimidasi?

Oleh : Rofiq Al Fikri (Koordinator Jaringan Masyarakat Muslim Melayu / JAMMAL)

Penghujung tahun 2018 yang ditatap optimis dan gembira bagi mayoritas rakyat Indonesia, tidak dirasakan sama oleh Prabowo dan tim suksesnya. Menjelang 2019 mereka kini justru tengah terintimidasi oleh realitas politik yang tengah terjadi. Bagaimana tidak, 17 hasil survei yang dilakukan oleh 11 lembaga survei kredibel (yang terverifikasi oleh Perhimpunan Survei Opini Publik) sepanjang 2018, jarak ketertinggalan elektabilitas mereka dengan Jokowi-Maruf ada di rentang 20%.

Hasil analisis 17 hasil survei adalah 54,2% untuk Jokowi Maruf dan 32,6% Prabowo-Sandi. Dibandingkan hasil Pilpres 2014 (Prabowo 45,9%) kini raihan suara Prabowo turun drastis, sementara elektabilitas Jokowi kini bahkan telah melampaui raihan suaranya di Pilpres 2014 (53,1%). Artinya Jokowi telah berhasil menyedot para pendukung Prabowo di 2014.

Selisih 20% di Indonesia, salah satu negara (dari 5 negara) dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia bukanlah perkara sepele. Jika merujuk Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang telah ditetapkan KPU untuk Pilpres 2019, yaitu sebanyak 192 juta pemilih, 20 persen artinya Jokowi unggul sekitar 38,4 juta suara dari Prabowo.

Dengan selisih suara sebanyak itu, para akademisi politik yang puluhan tahun bekerja di bidang konsultan pemilu menghitung Prabowo dapat mengejar ketertinggalannya dalam rentang waktu 6-12 bulan (hari ini pilpres tinggal 3 bulan lagi). Itu pun dengan catatan, jika tim sukses Jokowi sama sekali tidak bekerja dan elektabilitas Jokowi tidak meningkat. Suatu hal yang sangat sulit (jika tidak ingin dikatakan mustahil) terjadi.

Kabar yang semakin membuat Prabowo beserta konsultan politik asal AS dan Rusia (yang telah dibayar mahal) semakin terintimidasi adalah fakta bahwa di daerah basis suara Prabowo di Pilpres 2014, elektabilitas Jokowi-Maruf terus merangsek naik. Dari hasil survei Litbang Kompas Desember 2018, Jawa Barat sebagai daerah penghasil suara terbesar Prabowo di 2014 (selisih mencapai 20%) kini selisihnya hanya sekitar 10%. (Prabowo 52,6%, Jokowi 39,3%).

Bahkan di Banten di mana suara Prabowo di 2014 unggul lebih dari 10% dari Jokowi, kini Jokowi berbalik unggul (Prabowo 39,3%, Jokowi 39,5%). Faktor cawapres Jokowi, K.H. Maruf Amin yang merupakan ulama Banten terkemuka menjadi alasan utama terjadinya perubahan dukungan warga Banten.

Kabar buruk bagi Prabowo dan timsesnya datang dari basis suara Jokowi di Pilpres 2014 (Jawa Tengah dan Jawa Timur), alih-alih mereka berhasil menggerogoti suara Jokowi, suara Jokowi bahkan bertambah kuat di dua wilayah itu. Di Jateng-DIY elektabilitas Jokowi mencapai 75,6% dan di Jawa Timur mencapai 70 %. Khusus di Jawa Timur, elektabilitas Jokowi naik siginifikan karena di Pilpres 2014, Jokowi hanya meraih 53,2%.

Permasalahannya yang dihadapi oleh Prabowo dan timsesnya saat ini bukan saja fakta elektabilitas bahwa ia tertinggal sangat jauh 20% dari lawannya, melainkan masalah lainnya seperti tidak solidnya dukungan partai koalisi, blunder yang konsisten dilakukan Prabowo saat berkampanye, kasus kriminal para tokoh timsesnya. Kinerja positif Jokowi sebagai petahana mulai dari menyambung tol di Pulau Jawa hingga nasionalisasi aset bangsa menjadi masalah tersendiri bagi Prabowo yang bertindak sebagai oposisi.

PAN, PKS, Demokrat Setengah Hati Dukung Prabowo. Partai yang tergabung dalam koalisi semestinya menjadi motor utama tim bergerak di akar rumput, para kader partai di tingkat RT/RW seharusnya  semangat mengkampanyekan Prabowo-Sandi. Mengapa itu tidak terjadi hari ini?

Di kubu PAN, sejak awal kita disuguhi beberapa tokoh pendulang suara PAN di daerah yang enggan mengkampanyekan Sandi. Walikota Bogor Bima Arya, kader PAN yang tergolong populer di kalangan warga khususnya milenial bahkan menolak menjadi jurkam Prabowo-Sandi.

Begitu pun beberapa Kepala daerah di Sumbar, Kalimantan yang tercatat sebagai kader PAN, justru membelot dengan menyatakan dukungannya kepada Jokowi. Peran mereka sebagai penyandang dana partai di daerah tidak bisa diremehkan. 

Kenapa itu terjadi? Alasannya mereka realistis melihat arus dukungan warganya yang mayoritas mendukung Jokowi. Dalam politik, pragmatisme adalah hal lumrah, politisi cenderung ingin berada di barisan yang kemungkinan menangnya besar. Inilah kenapa alasan para tokoh PAN membelot.

Belum selesai elit PAN di Jakarta menertibkan anggotanya yang membelot di daerah, masalah justru kembali mengguncang pimpinan PAN di tingkat pusat. Bendahara Umum PAN Nasrullah dan Ketua Badan Cyber dan Multimedia PAN Agung Mozin, ramai-ramai mengundurkan diri karena alasan tidak cocok dengan kepemimpinan Ketum Zulkifli Hasan yang dinilai otoriter dan “mata duitan”.

Bisa dibayangkan, sebuah organisasi politik besar justru ditinggalkan bendahara umumnya. Sekelas RT saja kehadiran bendahara adalah penentu bergerak tidaknya roda organisasi. Pun dengan Ketua Badan Cyber, di tengah era digital, tidak perlu ditanya seberapa siginifikan jabatan itu. Kini PAN malah kehilangan penggerak utama tim digital.

Yang lebih membuat kader PAN di akar rumput kini ramai-ramai membelot mendukung Jokowi adalah desakan kepada mertua Zulkifli Hasan, Amien Rais untuk mundur karena dianggap sudah membawa partai ke arah yang suram, perpecahan, menggunakan isu SARA untuk kekuasaan, dan pro Orba. Tuntutan itu bahkan dilayangkan oleh para pendiri PAN (Abdillah Toha, Goenawan Mohammad, dll).

Semangat PKS mendukung Prabowo sudah tak terlihat. Coba lihat sekarang, kemana suara sekjen PKS Kemal Pasha, Mardani Ali Sera, bahkan Ketumnya Shohibul Iman yang sebelumnya menggebu-gebu mendukung Prabowo – Sandi? Bahkan sampai menyebut Sandi ulama. Kini suara mereka sudah semakin sayup. Kenapa?

PKS adalah sekutu lama Prabowo sejak Pilpres 2014, bahkan di Pilkada DKI, Jabar, PKS selalu “nurut” untuk mendukung calon dari partainya Prabowo (Gerindra). Kini di Pilpres 2019 PKS pun masih “rela” menyerahkan kursi capres dan cawapres kepada dua kader Gerindra (Prabowo-Sandi). PKS barter meminta kursi Wagub DKI yang ditinggalkan Sandi, itu disetujui mulut Prabowo.

Namun hingga kini, janji tinggalah janji. DPRD DKI yang dikomandoi oleh Gerindra hingga kini belum menyepakati kader PKS yang akan menduduki kursi Wagub. Bahkan, mereka sepakat pengisian jabatan Wagub akan ditentukan pasca Pilpres 2019. Apa artinya? Tentu saja, jika Prabowo kalah, kursi Wagub tidak akan diberikan ke PKS, melainkan diberikan kepada kader Gerindra.

Kini, M. Taufiq (mantan koruptor yang jadi Pimpinan DPRD Fraksi Gerindra) dan Rahayu Sarasvati (anak Hashim Djoyohadikusumo, kakak Prabowo) tengah dipersiapkan untuk duduk di kursi Wagub DKI. Gerindra sendiri tidak percaya diri memenangkan Pilpres 2019, makanya sudah ambil ancang-ancang di kursi Wagub DKI.

PKS kini sadar, selama ini hanya menjadi korban “foolitik” Prabowo. Mereka kini mulai menarik pasukan, lebih berkonsentrasi menyelamatkan partainya agar lolos ke parlemen. Terlebih beberapa DPW PKS di daerah membubarkan diri dan bergabung dengan GARBI, embrio partai milik mantan Presiden PKS Annis Matta. Annis Matta dalam beberapa kesempatan bahkan tersebar posternya justru mendukung Jokowi.

Keadaan partai koalisi lainnya, Demokrat tambah memprihatinkan. Sejak awal mereka yang bergabung hanya sebagai formalitas (kalau tidak bergabung dengan salah satu calon mereka tidak bisa mencalonkan AHY di 2024, sementara Demokrat sudah ditolak koalisi partai pendukung Jokowi karena dianggap terlalu arogan). Orang kepercayaan SBY Andie Arief bahkan terang-terangan di medsosnya menyampaikan bahwa Jateng adalah medan yang mustahil dimenangkan Prabowo.

Kita lihat tokoh Demokrat mulai dari Gub Jatim Soekarwo, Gub Papua Lucas Enembe, mantan Wagub Jabar Deddy Mizwar yang justru menjadi jurkam Jokowi. Bahkan SBY terang-terangan membebaskan kadernya untuk memilih Jokowi-Prabowo.

Sebuah sikap seorang jenderal strategi yang melihat kemungkinan menang Prabowo sangat kecil. Sehingga ia mengambil langkah untuk menyelamatkan anaknya, setidaknya jika Jokowi menang ia bisa memohon agar AHY bisa menjadi menteri guna modal sebagai capres di 2024.

Selain partainya yang tidak solid, Prabowo juga menghadapi masalah dengan timsesnya. Mulai dari Ratna Sarumpaet yang berurusan dengan polisi karena kasus berita bohong, Ketua Jubirnya Dahnil Anzar yang diduga terlibat korupsi dana kemah Kemenpora, hingga ulama pendukungnya (salah satunya Bahar Bin Smith) yang ditahan polisi karena kasus penganiayaan anak di bawah umur. Bagi para swing voters, hal-hal seperti itu adalah penghalang utama bagi mereka untuk memutuskan memilih Prabowo.

Blunder terus menerus juga dilakukan Prabowo yang membuat dirinya dinilai tidak pantas disebut sebagai pemimpin sebuah bangsa. Prabowo terus menghujat rakyatnya (tukang ojek, tampang Boyolali, wartawan), tidak bisa solat, tidak bisa mengaji, tidak bisa solawat, hingga tidak tahu letak negara Haiti (yang harusnya di Amerika dia katakan di Afrika). Suatu hal yang sederhana, namun bagi kaum milenial sangat mengena.

Sebaliknya, Jokowi malah terus membuat warganya tersenyum di akhir kepemimpinan di periode pertamanya. Mulai dari menyambungkan seluruh wilayah di Pulau Jawa dengan tol, terjaganya harga BBM dan harga bahan pokok, hingga aset Freeport, Blok Migas Rokan, Blok Migas Mahakam yang kembali dikuasai BUMN Indonesia setelah puluhan tahun dikuasi asing (Amerika). Kebanggaan rakyat sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat justru kini semakin tumbuh.

Bandingkan dengan prestasi Prabowo yang hampir tidak diketahui rakyat, apalagi wakilnya Sandiaga Uno yang justru terkenal di mata warga meninggalkan jabatannya sebagai Wagub tidak sampai satu tahun (dari 5 tahun masa jabatan). Apalagi program OK OCE Sandi saat kampanye Pilkada DKI diketahui tidak berjalan, warga di Jakarta tidak jadi diberi modal usaha, bahkan beberapa toko OK OCE mart diketahui tutup karena bangkrut.

Dengan keadaan seperti ini, tidak heran jika Prabowo dan timsesnya semakin terintimidasi, semakin “ngawur” jika berbicara di publik. NAMUN, KUBU JOKOWI TIDAK BOLEH LENGAH, PARA PENDUKUNGNYA TETAP haru5s MENGKAMPANYEKAN PRESTASI JOKOWI (sesuatu yang tidak dimiliki kubu Prabowo) dan PROSPEK INDONESIA MENJADI NEGARA MAJU di PERIODE ke-2 JOKOWI.

SELAMAT TAHUN BARU 2019

#01SALAMJEMPOL 👍
#01JOKOWILAGI 👍
#01JOKOWIAMIN 👍
#01INDONESIAMAJU 👍

PERANG JOKOWI UNTUK INDONESIA



(Perang Politik Indonesia Yang Tidak Terlihat Oleh Publik)

1. PERANG MELAWAN USA

Ketika awal Jokowi berkuasa, yang paling berbahaya secara politik adalah sikap Jokowi yang ingin memaksa Freeport mengakhiri Kontrak Karya dan patuh kepada UU Minerba. Karena ini menyangkut kepentingan AS yang Lima Presiden sebelumnya tidak mampu menghadapi.

Apalagi Jokowi bukan presiden yang pemimpin Partai, yang tentu tidak punya kekuatan terorganisir di akar rumput menahan gejolak serangan politik dalam negeri.

Benarlah. Tahun 2015 suhu politik memanas dengan munculnya skandal “Papa minta saham” yang berkaitan dengan Dirut PT. Freeport Indonesia dan Setya Novanto bersama Murez.

Isi rekaman itu menyeret nama nama mantan presiden sebelumnya yang terlibat dalam konspirasi tingkat tinggi.

Setya Novanto lolos dari kasus ini karena dia tidak mau bersaksi atas isi rekaman itu.

Secara tidak langsung Novanto menyelamatkan muka para presiden sebelumnya.

Tanpa operasi Intelligent Asing tidak mungkin rekaman yang sudah setahun lebih muncul lagi kepublik dan membuat gemetar elite politik. Ini seakan sinyal kepada Jokowi bahwa jangan main main dengan Freeport.

Apakah itu cukup? Belum.

Pada bulan Februari 2016, Kapal selam AS berkekuatan nuklir mendekati perairan Indonesia. Ini provokasi yang berbahaya.

Jokowi telah memerintahkan TNI AL harus tanpa ragu menjaga teritori Indonesia. Tim reaksi cepat Western Fleet Quick Response (WFQR) TNI AL dipiloti Kapten Laut (P) S Hayat dan Lettu Laut (P) Asgar Serli bergerak cepat menuju wilayah perairan Nongsa, Batam.

Pusat Penerbangan TNI AL yang bermarkas di Tanjungpinang harus melaksanakan prosedur tetap dalam Standar operasi tempur untuk menjaga teritory Indonesia.

Berita ini tidak begitu di perhatikan oleh Publik. Padahal saat itu prajurit TNI berhadapan dengan Angkatan laut AS yang menggunakan Kapal selam modern untuk mendekati perairan Indonesia.

Saya yakin apalah arti kekuatan Helikopter Helikopter BO 105 nomor lambung NV-408, di bandingkan dengan kekuatan angkatan laut AS. Tapi prajurit TNI tanpa sedikitpun ragu terus me shadow kapal selam itu untuk segera menjauh dari perairan Indonesia.

Selesai? Belum. Masih ada lagi.

Di penghujung tahun 2016 atau bulan november terjadi aksi massa umat islam yang dikenal dengan gerakan GNMF MUI untuk memenjarakan Ahok yang dituduh menistakan agama.

Namun sebetulnya diarahkan untuk menjatuhkan Jokowi. Terbukti dalam aksi 411 ratusan ribu orang berdemontrasi mengepung istana negara. Dan ada kesengajaan membuat bentrok yang memancing kerusuhan di depan istana.

Aparat dengan kesetian tinggi kepada Presiden berhasil menjaga ketertiban demo tersebut walau sempat terjadi gesekan massa dengan aparat.

Selesai? Belum lagi.

Sebulan kemudian diadakan lagi aksi 212, tujuan tetap sama memenjarakan Ahok dengan target Istana negara.

Kali ini Jokowi datangi peserta demo dengan percaya diri, dan memastikan dia tidak takut dan memberi pesan dia bukan musuh umat islam.

Apakah itu cukup? Belum.

Pada saat hari Pilkada DKI, Kapal induk bertenaga nuklir milik Amerika Serikat (AS) USS Carl Vinson memasuki wilayah Indonesia  dengan alasan mengawal kunjungan Wakil Presiden AS Mike Pence ke Indonesia.

Kunjungan dengan kawalan berkekuatan besar ini secara tidak langsung AS menerapkan 'smart power' terhadap Indonesia.

“Kamu jangan coba coba melawan saya“.

Pada bulan itu juga memang sedang dilakukan perundingan dengan Freeport. Jokowi menghadapi tekanan itu dengan tenang. Dalam pertemuan dengan Jokowi, Mike Pence tidak jadi menyinggung soal Freeport.

Provokasi AS di perairan Indonesia dan adanya pressure group sebagai proxy AS yang membuat stabilitas politik dalam negeri terganggu, menguatkan argumen para elite politik dan Jenderal bahwa berhadapan dengan kepentingan AS di Indonesia sangat berbahaya.

Tahun 2017 Prabowo mengatakan bahwa Indonesia harus menghormati kepentingan AS. Bahkan Prabowo sampai mengingatkan pemerintah Jokowi bahwa Amerika Serikat pernah membantu bangsa Indonesia pada beberapa hal.

Tentu ini berkaitan dengan kekisruhan perundingan dengan Freeport yang enggan melepaskan sahamnya 51% kepada Indonesia. Tapi Jokowi memastikan lewat Jonan bahwa opsi divestasi 51% saham Freeport tidak bisa ditawar.

Sikap Jokowi sudah jelas sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2017 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. Pemegang KK harus beralih operasi menjadi perusahaan IUP (Izin Usaha Pertambangan) dan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).

Sikap ini dipegang dengan konsisten.

2. PERANG MELAWAN CHINA

Bukan hanya AS yang dibuat Jokowi tidak berdaya. China juga merasakan sikap keras Jokowi.

Dalam pertemuan APEC di Beijing. Jokowi dengan tegas akan memberikan ruang ALKI kepada AS. Dengan demikian tidak berdesakan dengan China di Malaka.

Bahkan Jokowi menolak dengan keras klaim China atas laut China Selatan dan menggantinya nama laut China Selatan menjadi laut Natuna Utara.

Itu membuat pemerintah China geram, tapi apa daya yang dihadapi adalah Jokowi si manusia keras kepala yang sangat mencintai negerinya. Masih bilang Jokowi antek Cina?

Setelah pertemuan APEC di Beijing Jokowi akan membangun pelabuhan check point di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Sulawesi. Waktu itu baik China dan AS setuju untuk mengakhiri konflik Laut China Selatan.

Atas kesepakatan itu China merasa aman dengan program OBOR untuk menghubungkan China ASEAN.

Pembangunan kereta logistik digelar dari Guangxie melalui Vietnam, Thailand, Malaysia Singapore dan rencana dengan jembatan laut Malaka akan terhubung dengan Indonesia (Dumai).

Saat sekarang jalur kereta sudah sampai di Malaysia dan sedang membangun tunnel ke Singapore.

Sementara AS sedang memperkuat investasi explorasi gas di blok Santa Fee, blok Masela (laut Arafuru- Maluku) dan blok Mahakam, Kalimantan Timur.

Tetapi dalam perjalanannya Jokowi tidak pernah komit dengan kesepakatan APEC itu. Jokowi tidak menanggapi proposal jembatan Selat Malaka yang menghubungkan Dumai dengan Malaka. Padahal proyek itu sudah dapat izin prinsip dari pemerintah SBY.

Program Toll Laut Jokowi bukannya mendukung OBOR malah bersaing dengan OBOR. OBOR (One Belt One Road) tidak akan dapat peluang menyentuh Malaka sebelum Sumatera terkoneksi dengan toll laut maupun toll darat. China dibuat pusing.

Bagaimana dengan AS?

Blok Mahakam di take over oleh Pertamina awal tahun ini dan Blok Masela di bangun di darat dan sekarang justru Jokowi akan membangun pangkalan militer di Kepulauan Arafuru.

AS tambah pusing.

Jokowi tidak mau mengorbankan Geostrategisnya untuk kepentingan asing.

"Bagaimana mau kerjasama kalau tidak ada yang komit. Jokowi seenaknya mengabaikan komitmen yang dibuatnya," kata seorang konsultan Geostrategis kepada.

Janji China akan menggelontorkan dana USD 30 miliar untuk jalan toll Sumatera & toll laut, nyatanya hanya 10% saja yang cair. Mau komit bagaimana?

Amerika juga sama, tidak ada niat baik menyelesaikan masalah Freeport dengan mulus. Mau komit bagaimana ?

Saya rasa ini hanya pertimbangan fairly.

Kalau mau bersinergi, China dan AS harus tunjukkan itikad baik. Sekarang Indonesia, dengan atau tanpa China atau AS pembangunan jalan terus sesuai agenda.

AGENDA JOKOWI UNTUK INDONESIA

China selesaikan saja komitmen membiayai jalan toll Sumatera dan toll laut, dalam koridor B2B.

Kemudian AS gunakan Jepang & Eropa bangun koneksitas Kalimatan & Sulawesi. Dukung penyelesaian masalah Freeport.

Kalau itu semua sudah selesai, Jokowi akan komit. Karena kalau infrastruktur terbangun, Indonesia juga siap bersaing dalam program OBOR-nya China dan Grand Pacific-nya Amerika.

Tidak mungkin Indonesia hanya jadi penonton pertumbuhan ekonomi global yang terperangah melihat infrastruktur konektivitas kawasan Asia Pasifik sementara infrastruktur lokal masih compang-camping.

TERLALU BANYAK MUSUH

Memang perjuangan mempertahankan NKRI itu tidak mudah. Apalagi proxy AS dan China ada disemua Partai Politik di Indonesia.

Musuhnya bukan saja orang asing tetapi juga dari dalam negeri yang berkedok pengamat, tokoh agama dan politisi. Mereka tanpa rasa malu secara vulgar menunjukan keberpihakannya terhadap asing.

Tidak ada mereka berdemo memberikan dukungan kepada Presiden dalam upaya nasionalisasi Sumber Daya Alam kita.

Bagi mereka bagaimana caranya agar agenda asing terkabulkan dan Jokowi jatuh, entah bagaimana caranya.

Yang penting mereka dapat uang dan kekuasaan. Mereka ngak peduli hanya jadi jongos asing dan membela kepentingan asing.

JEJAK KEMENANGAN JOKOWI

Dipenghujung tahun 2018 Blok Mahakam, Blok Sanga-Sanga dan Blok Rokan dikuasai sepenuhnya 100% oleh Pertamina.

Divestasi 51 persen saham PT Freeport Indonesia selesai dengan pembayaran lunas oleh PT Inalum pada 21 Desember 2018.

Jokowi masih bisa tersenyum tanpa beban menyapa rakyat dengan gaya santainya.

Belakangan AS dan China harus bermanis muka kepada Jokowi agar Indonesia berperan dalam proposal Indopacific dan tetap saja Jokowi menentukan arah proposal itu sesuai dengan kepentingan Indonesia.

Sementara gerakan pressure group semakin kehilangan ide dan pijakan politik. Beberapa diantara mereka kini tersangkut kasus pidana dan mungkin ada yang hampir gila karena ngoceh salah terus.

Pemilu 2019 adalah panggung Jokowi, untuk periode kedua dengan dukungan penuh dari koalisi partai yang akan menguasai kursi  minimal 70% di DPR.

Jangan biarkan Jokowi berjalan sendirian. Rakyat Indonesia cinta damai berjuanglah bersama Jokowi demi membela Indonesia.

Robert Erik Latumahina.
Cooas by wall fb Tunggul Jati.

Sunday, December 30, 2018

PRESIDEN JOKOWI MINTA SEMUA PIHAK PISAHKAN SOAL POLITIK DAN AGAMA


Presiden Jokowi Minta Semua Pihak Pisahkan Soal Politik dan Agama
Presiden Joko Widodo meminta semua pihak agar memisahkan persoalan politik dan agama. Menurut Presiden, pemisahan tersebut untuk menghindari gesekan antarumat.
“Memang gesekan kecil-kecil kita ini karena pilkada, karena pilgub, pilihan bupati, pilihan wali kota, inilah yang harus kita hindarkan,” kata Presiden saat meresmikan Tugu Titik Nol Peradaban Islam Nusantara di Kecamatan Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Jumat (24/3/2017), seperti dikutip Antara.
Karena rentan gesekan itulah, Presiden meminta tidak ada pihak yang mencampuradukkan politik dan agama.
“Dipisah betul, sehingga rakyat tahu mana yang agama, mana yang politik,” kata Jokowi.
Jokowi berpesan kepada masyarakat untuk menghindari konflik horizontal, seperti antarsuku atau antaragama. Keberagaman suku, agama, dan bahasa, kata Kepala Negara, justru harus jadi kekuatan NKRI.
“Saya hanya ingin titip ini mumpung pas di Sumatera Utara, ingin mengingatkan semuanya bahwa bangsa kita terdiri dari macam-macam suku dan agama, bermacam-macam ras,” ungkapnya.
Presiden menyebutkan bahwa Indonesia terdiri atas 714 suku dan 1.100 bahasa daerah. Itu menjadi keanekaragaman bangsa yang harus terus ditanamkan kepada masyarakat.
“Suku yang saya ingat, Suku Gayo, Suku Batak, Suku Sasak, Suku Minang, Suku Dayak, Suku Jawa, Suku Sunda, Suku Betawi, yang paling ujung timur Suku Asmat, Suku Bugis, dan yang lain-lainnya,” sebut Jokowi.
Presiden meminta para pemuka agama untuk mengingatkan para umatnya tentang keragaman yang harus dirawat agar tidak menimbulkan perpecahan.
“Para ulama agar disebarkan, diingatkan, dipahamkan pada kita semua, bahwa kita ini memang beragam, anugerah yang diberikan Allah bahwa kita beragam,” katanya.
Presiden mengatakan, jika perbedaan bisa dirawat dan dipersatukan akan menjadi kekuatan besar.
“Ini ada sebuah kekuatan besar, sebuah potensi besar, tetapi kalau kita tidak bisa menjaga dan merawat, ada gesekan, ada pertikaian, itulah yang harusnya yang awal-awalnya kita ingatkan,” ujar Jokowi.
Jangan mencampurkan persoalan agama dan politik, Jika dua hal itu bercampur, potensi untuk menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat sangat tinggi.


Sumber berita Presiden Jokowi Minta Semua Pihak Pisahkan Soal Politik dan Agama : kompas.com

Rocky Gerung Dikeroyok Ali Mochtar Ngabalin ft Akbar Faisal

Friday, December 28, 2018

Surat Terbuka untuk Amien Rais


Saudara Amien Rais yang kami hormati,
Setelah memerhatikan perkembangan kehidupan politik di negeri kita Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini, khususnya kiprah Saudara sendirian ataupun bersama Partai Amanat Nasional (PAN), kami sebagai bagian dari penggagas dan pendiri PAN merasa bertanggung jawab dan berkewajiban membuat pernyataan bersama dibawah ini demi mengingatkan akan komitmen bersama kita pada saat awal pendirian partai sebagai berikut:

1. PAN adalah partai reformasi yang menjunjung tiggi kebebasan berpendapat dan menegakkan demokrasi setelah 32 tahun dibawah kekuasaan absolut orde baru yang korup dan otoriter.

2. PAN adalah partai yang berazaskan Pancasila dengan landasan nilai-nilai moral kemanusiaan dan agama.

3. PAN adalah sebuah partai modern yang bersih dari noda-noda orde baru dan bertujuan menciptakan kemajuan bagi bangsa.

4. PAN adalah partai terbuka dan inklusif yang memelihara kemajemukan bangsa dan tidak memosisikan diri sebagai wakil golongan tertentu.

5. PAN adalah partai yang percaya dan mendukung bahwa setiap warga negara berstatus kedudukan yang sama di depan hukum dan mempunyai hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara, tidak mengenal pengertian mayoritas atau minoritas.

Dengan menggunakan kacamata prinsip-prinsip PAN tersebut diatas, kami mendapatkan kesan kuat bahwa Saudara Amien Rais (AR)  sejak mengundurkan diri sebagai ketua umum PAN sampai sekarang, baik secara pribadi maupun mengatasnamakan PAN, seringkali melakukan kiprah dan manuver politik yang tidak sejalan dengan prinsip-prinsip itu.

- Saudara makin lama makin cenderung ekslusif, tidak menumbuhkan kerukunan bangsa dalam berbagai pernyataan dan sikap politik saidara..

- Saudara sebagai tokoh reformasi yang ikut berperan dalam mengakhiri kekuasaan orde baru, telah bersimpati, mendukung, dan bergabung dengan politisi yang beraspirasi mengembalikan kekuatan orde baru ke kancah politik Indonesia

- Saudara telah menjadikan agama sebagai alat politik untuk mencapai tujuan meraih kekuasaan.

- Saudara sebagai ilmuwan ilmu politik telah gagal mencerdaskan bangsa dengan ikut mengeruhkan suasana dalam negeri dalam menyebarkan berita yang jauh dari kebenaran tentang  kebangkitan PKI di negeri kita.

- Saudara sebagai orang yang berada diluar struktur utama PAN terkesan berat menyerahkan kepemimpinan PAN kepada generasi berikutnya dengan terus menerus melakukan manuver politik yang destruktif bagi masa depan partai.

Atas dasar pertimbangan semua itu, kami sebagai bagian dari pendiri PAN yang bersama saudara saat itu meyakini prinsip-prinsip yang akan kita perjuangkan bersama, menyampaikan surat terbuka ini sebagai pengingat dari sesama kawan.

Untuk itu barangkali sudah saatnya Saudara mengundurkan diri dari kiprah politik praktis sehari-hari, menyerahkan PAN sepenuhnya ke tangan generasi penerus, dan menempatkan diri Saudara sebagai penjaga moral dan keadaban bangsa serta memberikan arah jangka panjang bagi kesejahteraan dan kemajuan negeri kita.

Salam hormat dari kami semua,
Jakarta,  26 Desember 2018
Abdillah Toha
Albert Hasibuan
Goenawan Mohammad
Toeti Heraty
Zumrotin

Sunday, December 23, 2018

UNTUK HMI YANG UNJUK RASA BELA MUSLIM UIGHUR DI CINA

Ilustrasi saja

SURAT TERBUKA UNTUK HMI YANG UNJUK RASA BELA MUSLIM UIGHUR DI CINA
oleh Novi Basuki, santri yang kini terdaftar sebagai Mahasiswa Sun Yat-sen University, Guangdong, Cina

MOJOK.CO – Santri yang lagi kuliah di Cina ini bikin surat terbuka untuk sahabat-sahabat HMI yang melakukan demo ke Kedutaan Besar Cina di Jakarta soal bela muslim Uighur.

Oke, jadi begini.

Disebabkan kakanda dan ayunda sekalian sudah ngegas duluan dengan menggelar unjuk rasa serempak di beberapa kota wabil khusus di Kedutaan Besar Cina di Jakarta, saya merasa tak perlu untuk banyak berbasa-basi di surat ini. Saya mau langsung ke pokok permasalahan saja.

Begini. Ada satu kalimat dalam Kitab Han (Han Shu) susunan Ban Gu (32–92) yang berbunyi: “Bai wen bu ru yi jian.”

Terjemahan ugal-ugalannya: “Informasi yang didapat dari mendengar penuturan orang sebanyak seratus kali, keakuratannya akan kalah dengan yang diperoleh dari melihat sendiri meski cuma sekali.”

Saya tiba-tiba kepikiran wejangan tersebut sehabis membaca berita berisi pernyataan kakanda Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (Ketum PB HMI) yang bilang kaum Uighur di Xinjiang “dilarang beragama” oleh Pemerintah Cina.

Terus terang saya kaget dibuatnya. Awalnya saya kira medianya yang salah kutip. Eh, setelah saya menemukan video di Youtube, ternyata kakanda Ketum PB HMI memang mengatakan begitu dalam orasinya yang heroik di depan gedung Kedubes Cina, kemarin (18/12).

Saya jadi pengin tahu dari mana sebenarnya kakanda Ketum PB HMI mendapatkan informasi itu? Semoga bukan dari Ibu Ratna Sarumpaet ya?

Bukan apa. Sependek dan sesempit pengetahuan saya yang sejak 2010 menimba ilmu di Cina, saya tidak pernah tahu kalau Pemerintah Cina sampai melarang warganya dari suku mana pun untuk menganut agama apa saja yang hendak diimani.

Mau memeluk agama yang mesiasnya bernama Hulaihi Wasalam—umpamanya—ha monggoh. Tak akan ada masalah. Konstitusi Cina menjaminnya.

Makanya, kalau kakanda Ketum PB HMI lagi selo, saya sarankan membaca soal jaminan kebebasan beragama ini dalam Undang-Undang Dasar Cina Bab 2 Pasal 36. Agar nggak ganggu jadwal demo kakanda Ketum PB HMI yang padat merayap, saya bantu kutipkan sekaligus alihbahasakan di sini:

Warga negara Cina mempunyai kebebasan beragama. Instansi negara, kelompok masyarakat, dan perorangan tidak boleh memaksa warga negara untuk menganut agama atau tidak menganut agama.

Tidak boleh mendiskriminasi warga negara yang menganut agama dan yang tidak menganut agama. Negara melindungi aktivitas keagamaan yang normal (zhengchang de zongjiao huodong). Siapa pun tidak boleh melakukan kegiatan yang dapat merusak ketertiban sosial, merugikan kesehatan warga negara, dan merintangi sistem pendidikan negara dengan menggunakan agama.”

Na‘am, yang dijamin sama Pemerintah Cina bukan hanya kebebasan warganya untuk beragama, melainkan pula kebebasan mereka untuk tidak beragama dengan menjadi ateis a.k.a kafir kafah.

Sedangkan bagi yang beragama, Pemerintah akan terus berusaha mengayomi sepanjang aktivitas keagamaannya tetap berada dalam koridor “normal” alias tidak melanggar norma dan hukum yang berlaku.

Mungkin terkecuali di bumi datar, saya haqqul yaqin tidak akan ada negara mana pun di bumi bulat ini yang akan tinggal diam mengetahui aktivitas keagamaan warganya yang kerjaannya memprovokasi jemaatnya untuk memberontak kepada pemerintahan yang sah, misalnya.

Sialnya, justru hal seperti itulah yang kini terjadi di Xinjiang yang kebetulan penduduknya mayoritas bersuku Uighur penganut agama Islam.

Kita tahu, orang-orang Uighur—terutama yang tinggal di Xinjiang bagian selatan—memang sudah lama ingin memerdekakan diri dari Cina. Bahkan sejak Cina masih dikuasai Dinasti Qing. Yakni sebelum Cina diperintah Partai Nasionalis yang pengaruhnya sejak 1949 disingkirkan Partai Komunis sampai sekarang.

Sejak dulu—sebagaimana dipaparkan Wang Ke dalam mahakaryanya yang berjudul Dong Tujuesitan Duli Yundong: 1930 Niandai zhi 1940 Niandai (Gerakan Kemerdekaan Turkestan Timur: 1930–1940) terbitan The Chinese University of Hong Kong—kelompok-kelompok separatis Xinjiang memang menggunakan agama (dalam hal ini Islam) untuk melegitimasi gerakannya.

Kenapa? Sebab, kata guru besar Kobe University itu, hanya agamalah yang bisa dipakai buat menarik simpati suku lain yang juga tinggal di sana. Andaikan kelompok-kelompok separatis Uighur memakai isu kesukuan, niscaya muslim bersuku Kazakhs yang juga tak sedikit jumlahnya di Xinjiang, akan sulit bersimpati kepada mereka.

Terbukti, bahkan kakanda dan ayunda yang berada di Indonesia pun bersimpati—untuk tidak menyebut “terkompori”. Padahal, yang dibidik oleh Pemerintah Cina—baik tatkala masih kedinastian maupun sekarang yang komunis—bukanlah agamanya. Juga bukanlah muslim yang moderat. Melainkan kelompok-kelompok separatis yang menggulirkan sentimen agama guna mencapai tujuan politiknya.

Anehnya, kelompok-kelompok separatis ini agaknya tidak benar-benar berniat memperjuangkan Islam. Buktinya, Jüme Tahir, imam besar Masjid Id Kah Xinjiang yang terkenal moderat dan pro-pemerintah itu pun dihabisi dengan keji selepas memimpin salat Subuh pada 30 Juli 2014 silam.

Akhirnya saya jadi bertanya-tanya: yang dibela oleh kakanda dan ayunda itu muslim Uighur yang mana?

Muslim Uighur yang moderat?

Meski sebenarnya mereka sih kayaknya nggak perlu dibela juga. Karena sepengamatan saya, mereka masih bisa beribadah dan berbisnis laiknya sedia kala. Ayo deh, mari kapan-kapan saya temani kakanda dan ayunda pergi ke Xinjiang untuk mengetahuinya. Ajak Abang Fadli Zon juga boleh deh.

Atau muslim Uighur yang suka membikin gaduh suasana Xinjiang pakai isu agama buat meraih agenda politiknya yang kakanda dan ayunda bela?

Ingat, justru muslim garis kaku nan ngamukan macam itulah yang—kata Profesor Beijing Foreign Studies University Xue Qingguo dalam esai bahasa Arabnya di harian Al-Hayat edisi 30 Agustus 2017—merusak citra Islam sebagai agama yang damai dan menjadikan “beberapa tahun belakangan Islamophobia mempunyai pangsa pasar yang cukup signifikan di Cina”.

Sebentar, sebentar, ini saya ngomongin negara mana sih sebenarnya? Kok rasanya rada-rada mirip sama sebuah negeri yang bentar lagi mau Pilpres ya?

https://mojok.co/nvb/esai/surat-terbuka-untuk-hmi-yang-unjuk-rasa-bela-muslim-uighur-di-cina/

Thursday, December 20, 2018

Adjie menyebut ada lima pengaruh yang membuat elektabilitas Prabowo-Sandiaga menurun paska Reuni Aksi 212



Penyebab Elektabilitas Prabowo-Sandiaga Merosot Paska Reuni 212

Akurat

2018/12/19 20:58

Ikuti

Calon Presiden No urut 2 Prabowo Subianto menyampaikan pidato di hadapan jutaan umat muslim dalam aksi reuni 212 di Kawasan Monas, Jakarta, Minggu (2/12/2018). Penyelenggaraan reuni ini merupakan kali kedua setelah juga dilakukan pada 2017 yang dikuti dari 21 Provinsi di Indonesia. | AKURAT.CO/Dharma Wijayanto

AKURAT.CO, Lembaga survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyimpulkan bahwa Reuni Aksi 212 tidak berpengaruh terhadap elektabilitas kandidat Pilpres 2019. Justru, paska Reuni 212 elektabilitas pasangan Prabowo-Sandiaga menurun.

Survei dilakukan pada 5-12 Desember 2018 kepada 1.200 responden. Survei dilakukan dengan metode multistage random sampling. Margin of error survei ini adalah 2,8%.

Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby mengatakan, pada November 2018 elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin 53,2 persen. Sementara elektabilitas Prabowo-Sandi sebesar 31 persen. Sedangkan paska reuni 212, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebesar 54 ,2 persen dan Prabowo-Sandi 30,6 persen.

"Pasca reuni 212, elektabilitas kedua Capres tidak banyak berubah dan cenderung stagnan," kata Adjie saat memaparkan hasil surveinya di Kantor LSI Denny JA, Jakarta Pusat, Rabu (19/12).

Adjie menyebut ada lima pengaruh yang membuat elektabilitas Prabowo-Sandiaga menurun paska Reuni Aksi 212. Pertama, mayoritas pemilih yang suka dengan Reuni Aksi 212 sulit dipengaruhi pernyataan Habib Rizieq Syihab (HRS), terutama terkait soal NKRI bersyariah dan seruan ganti presiden. Masih kata Adjie, responden yang menyatakan suka terhadap Reuni 212 hanya 12,8 persen yang mendukung pernyataan 2019 Ganti Presiden.

"Kedua yang kita lihat adalah ada pemilih yang datang ke Prabowo dan ada yang pergi ke Prabowo. Yang datang ke Prabowo terutama PA 212 dan FPI. Kemudian yang pergi dari Prabowo NU, Muhammadiyah, Ormas Islam lainya, dan yang tidak merasa dari Ormas Islam manapun," ujarnya.

Ketiga, kata Adjie, kepuasan responden atas kinerja Jokowi umumnya masih tinggi. Penilaian atas kinerja Jokowi sebagai presiden tidak banyak berubah sebelum ataupun sesudah Reuni Aksi 212 dan publik diketahui masih tetap puas di angka yang cukup tinggi, yakni sebesar 72,1 persen.

Keempat, Ma'ruf Amin dianggap menjadi jangkar Jokowi untuk pemilih muslim. Sekitar 65,8 persen pemilih setuju bahwa simbol Islam tidak bisa digunakan untuk menggerus dukungan terhadap petahana. Mengingat Jokowi memilih ulama sebagai wakilnya.

Kelima, responden menilai Jokowi bukan musuh Umat Islam. "Oleh karena itu, gerakan Reuni Aksi 212 tidak bisa digunakan untuk menjadikan Jokowi Musuh bersama," ujarnya.

ANAK IDEOLOGIS ITU JAUH LEBIH BAIK DARI ANAK BIOLOGIS !


Ir.  KPH.  Bagas Pujilaksono WIDYAKANIGARA,  M. Sc.,  Lic. Eng.,  Ph. D.
UNIVERSITAS GADJAH. MADA, Yogyakarta


Kepada Yth,
Rakyat Indonesia
Di Nusantara

Hal: Playing the Victim

Dengan hormat,
Sebagai akademisi UGM,  saya sangat perihatin melihat totonan di panggung politik di tanah air jelang Pilpres dan Pileg 2019 yang kebanyakan tidak berkualitas dan tidak mendidik sama sekali.  Saya berani berspekulasi,  bahwa cara-cara seperti ini hanya bisa dilakukan oleh orang yang moral dan etikanya pincang yang semata hidupnya hanya untuk memburu kekuasaan.

Pelanggaran UU Pemilu adalah perbuatan kriminal.  Mustinya,  siapa saja yang terlibat atau yang merasa dilibatkan,  membawa masalah ini ke ranah hukum, agar tidak menggelinding menjadi bola liar yang ujung-ujungnya hanya memfitnah pihak-pihak lain yang secara nalar sehat tidak punya kepentingan sama sekali.  Pernyataan politik dari Seorang Ketum Partai Politik tertentu yang menyebutkan pihaknya adalah bukan pesaing pak Jokowi adalah pernyataan politik yang prematur, salah alamat, sembrono dan gegabah.  Dalam hal ini, PDI Perjuangan sebagai bagian utama dari koalisi partai politik pendukung pak Jokowi, nalar sehat atau waras, PDI Perjuangan tidak punya urgensi dan kepentingan merusak atribut partai politik tertentu.  PDI Perjuangan sebagai partai besar yang perilaku politiknya bersifat ideologis, secara kelembagaan sangat menjunjung tinggi etika dan moral. Justru,  di masalalu,  fakta sejarah menunjukkan,  PDI Perjuangan yang selalu diusik keberadaannya oleh rezim yang berkuasa dan kader-kadernya diculik. Apa kepentingan dan keuntungan politik PDI Perjuangan mengusik keberadaan partai politik kelas gurem?  Tidak nalar!

Ada peribahasa jawa: nabok nyilih tangan yang artinya perbuatan jahatnya dilakukan dengan cara bermain drama politik seolah-olah orang lain yang melakukannya.  Padahal yang melakukan adalah oknum. Yang namanya oknum itu tidak merepresentasikan partai politik tertentu dan tindakan kriminalnya jelas bukan atas komando partai.  Tuduhan ini adalah cara-cara jahat dan pengecut. Pengerusakan atribut partai politik tertentu adalah pelanggaran UU Pemilu dan perbuatan kriminal yang harus ditindak tegas. Bukan malah dipolitisir dengan menyuruh badut politiknya untuk menyalak-nyalak melempar fitnah keji, bahwa tindakan pelakunya atas komando partai politik tertentu.  Tujuannya jelas untuk merusak citra partai politik tersebut.  Sebenarnya ini hanya bentuk kepanikan dari Ketum Partai Politik tersebut,  karena dari hasil beberapa survey,  partainya tenggelem di bawah ambang batas parlemen (parlement threshold). Rakyat sudah cerdas dan bijak dalam memilih.  Tenggelamnya partai politik tersebut dikarenakan banyaknya kader-kader elit partai politiknya yang terlibat korupsi di masalalu.  Ini fakta,  mau mengelak?  Jika partai politik tersebut betul-betul tenggelam di 2019, maka masadepan anak-anaknya akan gelap gulita.  CAKRA MANGGILINGAN!  Pak Ketum itu hanya bermain kata-kata: demi rakyat,  untuk rakyat..salah. Yang benar demi isteri dan anak-anaknya.  Anak itu tidak usah dimanjakan,  direkayasa jadi ini, dan jadi itu.  Biarkan anak mencari masadepannya sendiri.  Anak tidak harus melewati jalan yang sama dengan orang tuanya.  Pemimpin macam apa yang bisa diharapkan dari anak yang belum selesai menthil emaknya?  Biarkan anak dewasa dengan dirinya sendiri dan menjadi dirinya sendiri. Itu jauh lebih baik dan terhormat.  Lebih-lebih,  negeri ini bukan milik nenek moyangnya,  jadi cara-cara pemunculan putra mahkota karbidtan sudah tidak laku lagi. ini tontonan comberan macam apa?  ANAK IDEOLOGIS ITU JAUH LEBIH BAIK DARI ANAK BIOLOGIS!  Apalagi cara-cara yang ditempuh masih dengan modus lama, betapa bodohnya negarawan ini yang konon ngakunya ahli strategi.  Strategi macam apa?  Strategi comberan!  Politik itu dinamis,  suatu cara efektif di masalalu,  belum tentu efektif di masa sekarang,  karena variabel yang berpengaruh banyak.  Jadi nggak perlu Playing the Victim dengan cara memposisikan sebagai orang yang didholimi atau pakai acara nangis segala.  Memalukan! Hebatnya,  pak Ketum ini kalau ngomong gayanya menggurui,  dia pikir orang Indonesia itu goblog-goblog semua,  dan selalu memposisikan sebagai orang yang serba tahu,  padahal faktanya dalam banyak hal dia tidak tahu apa-apa.  Saran saya,  pak Ketum segera lapor polisi,  nggak usah dilempar ke publik yang harapannya jadi bola liar untuk memfitnah banyak pihak.  Sekali lagi ini perbuatan pengecut, keji dan biadab.  Rakyat rindu munculnya pemimpin yang tampil jujur dengan wajah dan hatinya.  Bukan pemimpin yang wajahnya penuh bopeng dosa masalalu dan hatinya dengki karena dipenuhi dengan agenda politik terselubung.

Jadi partai politik kelas gurem itu tidak usah over acting dan banyak cita-cita.  NARIMO ING PANDUM!  Bijak melihat fakta politik dan cerdas dalam mensikapinya.

Mustinya kampanye diisi dengan adu program,  kalau memang punya program,  bukan malah sibuk fitnah sana fitnah sini.  Ini sungguh sangat tidak mendidik.  Kasihan rakyat, saat kampanye rakyat diobok-obok,  dan namanya selalu dicatut jadi jargon-jorgan politik: demi rakyat,  dan untuk rakyat, namun habis pemilu rakyat ditinggal.  Bohong-bohongan semua!

Apa yang bisa diharapkan dari calon pemimpin yang bisanya hanya sibuk nyebar fitnah,  nebar kebencian dan memporovokasi rakyat?  Di lain hal sangat minim dengan ide-ide cemerlang. 

Munculnya hal-hal aneh di panggung politik jelang pilpres dan pileg 2019, sebabnya hanya satu,  yaitu karena para maling,  penjahat dan koruptor negara mulai ketakutan dengan sepak terjang pak Jokowi yang sangat membahayakan keamanan uang hasil rampokannya yang disimpan di luar negeri.  Ibaratnya para monyet turun gunung,  ikut nimbrung di panggung politik di tanah air,  dengan menghalalkan segala cara,  hanya untuk menyelamatkan hartanya.  Jelas bukan?

Terimakasih.

Yogyakarta,  2018-12-18
Hormat saya,
(KPH. Widyakanigara)

Fusse Note:
Mohon rekan-rekan seperjuangan dan media,  surat terbuka ini diviralkan.  Terimakasih.

Miliarder Rockefeller di Balik Penjarahan Kekayaan Alam Indonesia

Miliarder Amerika Serikat, David Rockefeller, meninggal pada usia 101 tahun pada Senin (20/3) waktu AS. Ia tercatat sebagai orang tua terkaya di dunia

Nama David Rockefeller kembali bergaung setelah berita kematiannya meramaikan pemberitaan dunia. Orang tua terkaya sekaligus cucu termuda John D Rockefeller meninggal dalam usia 101 tahun, Senin (20/3). Rockefeller ternyata merupakan sosok di balik masuknya sejumlah perusahaan multinasional ke Indonesia termasuk Freeport.
Dilansir dari Bloomberg, pada saat kematiannya yang diakibatkan gagal jantung, kekayaan Rockefeller bernilai 3,3 miliar dolar AS. Angka tersebut membuatnya menjadi orang terkaya ke-604 di bumi. Selain berprofesi sebagai ekonom di Chase National Bank, peraih gelar PhD di bidang ekonomi dari University of Chicago ini juga merupakan kolektor seni dan seorang filantropis.
Pada 2006, ia mewariskan 225 juta dolar AS untuk Rockefeller Brothers Fund yang didirikan bersama saudaranya pada 1940. Rockefeller Brothers Fund didirikan untuk mempromosikan perubahan sosial di seluruh dunia.
Tahun sebelumnya, ia menyumbangkan 100 juta dolar AS untuk dua lembaga New York, Moseum of  Modern Art yang didirikan ibunya dan Rockefeller University, sekolah riset kesehatan yang diawali oleh sang kakek. Pada 2008, Rockefeller memberikan 100 juta dolar AS untuk almamaternya Harvard University di Cambridge, Massachusetts.
Kematian David Rockefeller menutup satu bab sejarah keluarga tersebut. Dikenal sebagai 'the Brothers', David, Laurance, John, Nelson, dan Wintrop melintasi yang saling berpotongan, bisnis, politik, filantropi, dan seni. Tidak ada keluarga AS lain yang pernah melakukannya.
"Tidak ada individu yang telah memberikan kontribusi untuk kehidupan komersial dan sipil di New York City lebih lama dari David Rockefeller," ujar mantan wali kota New York City Michael Bloomberg.
Selain memberi dampak bagi AS, miliarder yang terkenal dengan kedermawanannya itu rupanya juga memiliki peran penting bagi arah pembangunan Indonesia saat ini.
Seperti ditulis jurnalis Australia John Pilger di the Guardian dan buku berjudul Tell Me No Lies, pada November 1967 digelar konferensi tiga hari yang disponsori Time-Life Corporation di Jenewa, Swiss dan dipimpin Rockefeller. Semua perusahaan raksasa mengirim perwakilannya seperti perusahaan-perusahaan minyak besar, bank termasuk Chase Manhattan, General Motors, Imperial Chemical Industries, British American Tobacco, Siemens, US Steel, dan banyak lainnya. Mereka menanti bagi-bagi sumber daya alam dari presiden baru yang dianggap Richard Nixon hadiah terbesar dari Asia Tenggara.
Di seberang meja, ekonom pro-AS yang diutus Soeharto menyetujui pengambilalihan perusahaan dari negara mereka sektor per sektor. Freeport mendapat gunung tembaga di Papua Barat, konsorsium AS/Eropa mendapat nikel, dan perusahaan raksasa Alcoa mendapat sebagian besar bauksit Indonesia.
Tidak hanya itu, perusahaan-perusahaan Amerika, Jepang, dan Prancis mendapat jatah hutan tropis Sumatra. "Ketika penjarahan itu selesai, Presiden AS ke-36 Lyndon Johnson mengirim ucapan selamat," ujarnya.
https://www.republika.co.id/berita/ekonomi/bisnis-global/17/03/21/on5p2e382-miliarder-rockefeller-di-balik-penjarahan-kekayaan-alam-indonesia

Pegunungan Erstberg tak hanya menyimpan tembaga.



Viralkan teman-teman
SABTU,  3 Maret 1973. Sejarah mencatat Presiden Soeharto meresmikan tambang tembaga milik Freeport Sulphur, (sebuah perusahaan tambang terkemuka asal Amerika Serikat) sekaligus meresmikan berdirinya kota Tembagapura. Saat memberikan pidato sambutan, Soeharto begitu sumringah.

Bagi Soeharto, gelontoran uang yang diinvestasikan Freeport ke bumi Papua merupakan bentuk kepercayaan kepada Indonesia untuk membangun masa depan. Kepercayaan itu juga telah mendorong penanam-penanam modal asing lain untuk datang ke Indonesia. Selain itu, Soeharto juga menyatakan kepercayaannya bahwa kegiatan pertambangan akan membantu memajukan masyarakat lokal disitu.

Tapi taukah anda?
Semua Itu adalah Petaka bagi Rakyat Papua

Pegunungan Erstberg tak hanya menyimpan tembaga. Salah satu gunung bernama Grasberg juga mengandung cadangan emas yang melimpah. Grasberg disebut-sebut sebagai tambang emas terbesar di dunia. Lewat kontrak karya berdasarkan UU Penanaman Modal Asing (PMA) yang diizinkan pemerintah Soeharto, Freeport memiliki hak istimewa untuk merambahnya.

Kehadiran Freeport langsung mengancam penduduk asli dari suku Amungme yang berdiam di dataran tinggi sekitar proyek tambang. Suku Amungme sangat terikat dengan tanah leluhur. Bagi mereka, Gunung Grasberg dianggap suci. Puncak Grasberg dikiaskan sebagai kepala ibu. Orang Amungme sangat menghormati kawasan keramat itu.

Terjadi konflik, Amerika pun tak peduli. Bersama Soeharto, mereka membantai anak Indonesia di Papua, yang saat itu menentang mereka, Kebun dan rumah-rumah dihancurkan, sejumlah orang dibantai. Pemerintah mengumumkan jumlah orang yang meninggal di Tembagapura sebanyak 900 orang. Para saksi lapangan memperkirakan dua kali lipatnya

Berapa keuntungan Soeharto? Dan berapa keuntungan Amerika?

Selama 14 tahun pertama beroperasi Freeport meraup keuntungan sebesar 14,9 milyar dolar AS. Sedangkan penerimaan negara dari pajak dan royalti berjumlah 5,4 milyar dolar AS. Sejak 1980, Presiden Soeharto menerima upeti setiap tahunnya sebesar 5 sampai 7 juta dolar AS tiap tahun.

Freeport telah menyerahkan uang kepada Yayasan Dana Sejahtera yang didirikan oleh Soeharto sebesar 20,3 juta dolar AS berdasarkan Kepres No. 92/1996.

Pada 1996, sekira 2000 personel dari kesatuan Kopassus dan Kostrad dikerahkan langsung di bawah perintah Presiden Soeharto demi menjaga Freeport. Untuk itu, Freeport memberikan lagi dana kepada Soeharto sebesar 40 juta dolar AS. Freeport mau melakukan itu agar situasi di Papua stabil dan mereka dapat mengeduk emas lebih banyak lagi demi target mendapatkan superprofit.

Sebaliknya, bagi Soeharto, Freeport adalah pendulang uang yang harus diamankan dari apapun.“Jika orang Papua mengganggu atau menuntut Freeport, aparat akan melakukan tindakan,”

Saya jadi paham, mengapa Jokowi ketika turun kepapua, orang papua-pun berkata, Kalau Presiden mau ke papua, itu anggap saja tuhan mau turun, hanya Jokowi yang berani ke papua. Sebelumnya saya tidak mengerti, mengapa demikian? Terjawab sudah sebabnya, karena catatan hitam Soeharto terhadap Papua begitu kelam, begitu juga dengan mantan militer lainnya yang semua punya sejarah yang sama! Menyedihkan sekali.

Alhamdulilah, kini negara kita, tanpa adanya pungli (pungutan liar) lagi yang dilakukan oleh Presiden Luar Biasa yang begitu jahatnya itu, rakyat papua berhak merdeka. Karena Indonesia kini benar-benar memerhatikan mereka.

Freeport untuk Indonesia

Satu lagi janji dan visi Presiden Jokowi terwujud, atas kerja keras Tim INALUM, didukung kerja sama yang kompak dari Kementerian ESDM, Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan dan dorongan semua masyarakat Indonesia! 🇮🇩

Kita saksikan bersama finalisasi Divestasi Saham Freeport di mana akhirnya Pemerintah Indonesia, lewat INALUM akan memiliki saham mayoritas di PT Freeport Indonesia sejumlah 51% setelah selama ini kita hanya memiliki PTFI sebesar 9%.

Sejak Kontrak Karya I di tahun 1967, melewati berbagai kasus dan isu serta 6 presiden, baru sekarang di tahun ke 51 Freeport kembali ke pangkuan ibu pertiwi sehingga manfaat dari sumber daya alam mineral ini bisa benar2 menjadi berkah bagi masyarakat lokasi di Papua dan seluruh bangsa Indonesia.

Karena Jokowi yang benar-benar cinta terhadap rakyatnya, tanpa memikirkan pamrih ataupun timbal balik, dimana ia punya kesempatan saat ini untuk berbakti pada negara, ia lawan semua mafia-mafia brengsek itu, yang sekarang, karena Jokowi terlalu berani, mafia-mafia itupun makin kepanasan dengan ulah Jokowi, Rokan sudah diambil alih, kini Freeport sudah jelas milik anak negeri.

Nikmat mana lagi yang mau kalian dustakan? Sebarkan artikel ini agar semua tau sejarah Indonesia.

Saturday, December 8, 2018

ASYIKNYA FAHAM POLITIK GLOBAL



Kekacauan ini berawal dari:

Barat/Kapitalis (Amerika, Inggris, Perancis, Uni Eropa, Australia, Saudi, Israel, dan sekutunya) mulai terdesak oleh kemajuan Timur/Sosialis (Rusia, Cina, Korut, Iran, sebagian Amerika latin, dll), untuk memenangkan perang dagang/dingin ini.

Pilihannya adalah Barat akan menggunakan strategi utamanya, yakni sekuat tenaga men-Suriahkan semua negara muslim agar menjadi amunisi Barat untuk melawan kekuatan Timur (Rusia-Cina-Iran- dan sekarang ditambah Suriah).

Agen penjualan Barat untuk menjerat dunia muslim adalah Saudi dengan senjata andalan untuk menakut-nakuti negara muslim lainnya adalah menggunakan kuota haji.

Lihat bagamana Qatar dan sekarang Palestina yang diembargo jamaah hajinya. Dengan cara licik itulah yang akhirnya Barat melalui Saudi dapat mengendalikan negara-negara Islam.

Kenapa Barat melalui tangan Saudi mulai ikut campur negara Indonesia?
Sebab sekarang Indonesia sudah menjadi negara strategis di bawah kepemimpinan Jokowi.

Dan kekhawatiran Barat terhadap negara Indonesia adalah Barat sangat kawatir bila Indonesia sebagai negara strategis akan lebih condong dan dekat dengan dunia Timur (Rusia-Cina-Iran) sehingga mengancam dominasi Barat terutama di wilayah Asia Tenggara.

Indikasi kekhawatiran USA dan sekutu nampak sekali dengan rencana USA dan sekutunya membangun pangkalan militernya di Papua Nugini.

Terkait rencana pembangunan pangkalan militer di Papua Nugini tersebut dapat diartikan sebagai kabar baik sekaligus kabar buruk bagi Indonesia.

Kabar baiknya adalah USA secara tidak langsung mengakui bahwa Indonesia sudah setara negara maju dan memiliki kekuatan yang dianggap mengancam kepentingan USA di wilayah Asia tenggara dan Australia.

Kabar buruknya adalah Indonesia sudah menjadi golongan negara yang ditarget untuk dihancurkan seperti Irak pada masa Saddam Husein, Libia, Suriah, Korut ketika berpotensi tidak patuh atau bahkan melawan kepada Barat.

POINT PENTINGNYA ADALAH: Selalu ada keterlibatan Barat pada setiap kekacauan dan kehancuran sebuah negara.
Dan selalu ada keterlibatan Saudi pada setiap konflik dan permusuhan sesama umat Islam.

Karena konspirasi jahat mereka kaum Zionis, Kapitalis, dan Wahabis menganut faham: RAMPOKLAH RUMAH YANG SEDANG TERBAKAR!.

Tanda-tanda Indonesia sudah dianggap menjadi ancaman bagi Barat adalah kemajuan yang telah dicapai saat ini.

Di samping itu, Barat merasa Indonesia sudah mulai tidak bisa diatur lagi seperti pada zaman Sukarno dulu.

Bukti Jokowi dianggap melawan Barat adalah kegigihannya mengambil alih aset-aset USA seperti freeport, PT Newmont Nusa Tenggara, Blok Rokan, dan lain sebagainya.
Apa yang dilakukan Jokowi mirip dengan apa yang juga dilakukan Sukarno.

Keberanian Jokowi mengeksekusi bandar narkoba yang datang dari negara-negara Barat juga tidak sedikit mengusik hubungan dengan negara yang bersangkutan.

Juga ketidak sukaan negara-negara sekitar seperti Singapura dengan kebijakan tax amnestinya yang merugikan Singapura. Pembubaran Petral yang berkantor di Singapura juga sedikit banyak mengurangi keuntungan negara Singapura tersebut.

Ketidak sukaan Singapura sangat terlihat sekali ketika dalam penyelenggaraan acara The World In 2019 Gala Dinner malah memberi panggung lebar pada elit-elit Indonesia yang menjelek-jelekkan negaranya sendiri.

Singapura lebih memilih mengundang elit-elit Indonesia yang lebih pro Barat.
Acara tersebut sangat kuat terkesan sebagai upaya Singapura mulai ikut intervensi pilpres di Indonesia dan membantu melobi mencari dukungan internasional agar pada pilpres 2019 dipimpin oleh presiden yang pro Barat sehingga menguntungkan bagi Singapura yang juga bagian dari sekutu Barat.

Kebijakan Jokowi melalui mentri Susi Pujiastuti dengan penenggelaman kapal yang berdampak membunuh kehidupan nelayan-nelayan negara tetangga Indonesia. Sehingga negara-negara tetangga Indonesia tersebut merasa dirugikan oleh kebijakan presiden kita saat ini.

Intinya:
Dengan keberanian presiden saat ini yang membuahkan hasil menyebabkan negara-negara tetangga yang disokong Barat gerah terhadap Indonesia.

Indikasi mereka gerah adalah mereka mulai menghimpun strategi untuk menjatuhkan pihak-pihak yang memiliki komitmen besar untuk kemajuan bangsa Indonesia.

Di antara indikasinya adalah melalui agen-agen Barat yang disusupakan di negara Indonesia akan menghasut dan meng-agitasi rakyat untuk saling menyerang, mencaci-maki, dan saling memfitnah dengan tujuan negara Indonesia terjebak pada konflik saudara seperti di Irak, Libia, Suriah, dan Yaman.

Namun sayangnya, selalu ada penghianat dari dalam bangsa sendiri hanya untuk ambisi kekuasan sesaat.
Mereka rela menjual diri ke Barat hanya untuk mendapat dukungan menjadi penguasa atau berharap mendapat dukungan terhadap kepentingan diri dan kelompoknya saja.

Ciri-ciri kelompok ini biasanya suka membuat pesimis rakyat, menakut-nakuti masyarakat, menjelek-jelekkan bangsa sendiri di forum-forum internasional di luar negeri, dan bahkan secara diam-diam mendukung pengakuan Zionis yang merampas negara Palestina.

Suasana negara Indonesia yang dipimpin Jokowi saat ini terlihat mirip dengan suasana saat akhir-akhir Sukarno menjabat presiden, sebelum Beliau terguling dari jabatan presidennya.

Saat itu banyak kebijakan Sukarno yang dianggap melawan dan merugikan Barat, seperti ganyang Malaysia, keluar dari PBB dan membuat PBB tandingan, serta sempat juga keluar dari perhelatan olimpiade.

Tindakan berani Sukarno tersebut sebetulnya bentuk protes Sukarno terhadap kebijakan Barat yang dirasa tidak adil bagi negara lemah dan negara-negara Timur.

Ketidak adilan kebijakan Barat tersebut terlihat dari standart ganda yang digunakan.
Seperti ketika Irak menyerang sparatis Kurdi dianggap sebagai pembantaian, namun ketika Israel menghabisi nyawa warga Palestina dianggap Israel mempertahankan haknya.

Namun malang! Keberanian Sukarno tersebut malah menyebabkan dia harus terguling dari jabatan kepresidenannya dan pada akhirnya dia harus menerima untuk terkucilkan hingga akhir hayatnya.

Dengan demikian, Barat dan sekutu ikut andil dalam menggulingkan Sukarno, dan kemudian diserahkan kepada Suharto yang dianggap siap berkomitmen menjaga kepentingan Barat di Indonesia dan Asia Tenggara.

Pilihannya hanya satu, yaitu siapapun presiden sebuah negara di dunia dan juga termasuk presiden Indonesia yang dirasa tidak pro Barat pasti akan dijatuhkan melalui berbagai macam cara, di antarnya melalui gerakan separatis radikalis.

Sebaliknya, kalau sebuah negara ingin aman dari interfensi dan eksploitasi perompak dan perampok kapitalis Barat, pilihannya hanya ada dua; Pertama, Jangan sekali-kali menjadi negara strategis (maju).
Kalau tidak, maka jadilah negara boneka Barat dan sekutu.

Fakta ini sudah nyata dan terang benderang dilakukan oleh Barat dan sekutu yang didukung Saudi di Irak, Libya, Suriah, Yaman, dll.

Saudi akan mensupport kekacauan ini dengan harapan presiden Indonesia akan lebih pro Barat, untuk dijadikan teman melawan Timur yang sudah mulai mendominasi dunia.

Indikatornya banyak, di antaranya bisa dilihat sejauh mana kedekatan kedubes Saudi dengan petinggi-petinggi oportunis dan radikalis di Indonesia saat ini.

Dan perhatikan saja kicauan kedubes KSA dengan menyudutkan NU lewat bansernya sebagai golongan sesat.

Kenapa harus NU dulu yang dihancurkan? Sebab selama Indonesia masih beramaliah NU (Sunni) maka negara tersebut pasti akan sulit untuk dikuasai Barat.

Jadi jangan heran bila Saudi dan Wahabinya ketika merasa terganggu kepentingannya oleh sebuah golongan Islam, mereka akan mudah menyudutkan dengan tuduhan Syiah, ateis, dan liberal.

Seperti mereka akan terus menuduh Syiah dan liberal kepada organisasi NU dan para kiyai-kiyainya.

Tuduhan dan serangan itu terus dilakukan agar orang-orang Islam yang awam meninggalkan NU. Dengan harapan, bila NU kehabisan jamaah, maka secara struktural dan kultural NU akan lemah.

Dengan NU yang semakin lemah tersebut, maka harapannya misi Wahabi sebagai pintu masuk misi Barat akan leluasa di Indonesia dan di negara-negara muslim lainnya.

Fakta yang tidak terbantahkan adalah dari seluruh negara mayoritas muslim, hanya negara berfaham Wahabi saja yang dapat dikuasai dan dikendalikan Barat.

Sedangkan negara-negara yang berfaham Sunni (Ahlussunnah wal Jamaah) kecenderungannya akan lebih sulit diatur oleh Barat.
Apalagi faham Syiah yang merupakan musuh dedengkotnya Barat.

Kebencian Wahabi kepada NU sangat beralasan, sebab hanya NU yang berani melawan Saudi secara lantang ketika Saudi menghancurkan Yaman sedangkan ormas-ormas Islam yang berafiliasi dengan Wahabi diam-diam saja.

Keberanian itu sudah ditanamkan oleh para pendiri NU sejak dulu ketika para kiyai pendiri NU memperotes Saudi yang berencana menghancurkan makam Nabi yang dianggapnya syirik.

Jadi motto Barat adalah;
Kalau ingin menguasai sebuah negara maka hancurkan dulu faham Sunni-nya.

Sebagaimana upaya kapitasil menghancurkan dunia Islam dengan menyerang dahulu golongan Sunninya di kekhilafahan Islam, mulai dari dinasti Umayyah, Abasiah, hingga dinasti Ottoman Turki, dari perang salib yang berjilid-jilid.

Hingga perang dunia ke satu, ke dua atau nanti bahkan akan menciptakan perang dunia ketiga bila Barat sudah tidak punya cara lain untuk membendung kekuatan Timur yang terus berkembang sangat maju.

Kenapa Saudi selalu setia terhadap Barat, karena kerajaan Saudi takut dan tidak punya pilihan ketika faktanya Saudi merupakan negara hadiah dari Barat berkat bantuan klan Saudi yang memberontak Khilafahan Turki.

Barat dapat menguasai dunia pada era renaissance berkat runtuhnya dinasti Islam Turki yang dimulai dari pemberontakan klan Saudi yang merebut kedua kota suci Islam, Makkah dan Madinah.

Raja Saudi yang pertama merasa berhutang kepada Barat yang telah membalas dendamkam kepada khilafah Turki yang telah membunuh kakeknya: Saud (Nama Yahudinya adalah Moordakhai).

Dan juga Saudi mendapatkan fasilitas keamanan tingkat tinggi dari Barat sebab jasanya yang mendukung berdirinya Israel Raya.
(Sejarah terkait ini sangat panjang).

Kembali fokus ke Indonesia:

Pintu masuknya kepentingan Barat ke Indonesia adalah gerakan-gerakan Wahabi yang disokong Saudi yang berbungkus ajaran, kegiatan, dan gerakan keagamaan.

Dengan cara memantik sentimen agama oleh kaum ekstrimis dan radikalis tersebut diharapkan akan muncul kekacauan umat Islam di Indonesia.
Sebab dengan cara ini akan lebih mudah dan lebih murah biayanya.

Kenapa murah?
Sebab cara ini lebih efektif dilakukan karena orang-orang bodoh agama dan orang-orang ekstrimis-fanatis dalam agama akan lebih mudah dipancing emosinya.

Tujuan emosi orang bodoh disulut adalah agar terjadi kekacauan.

Kenapa harus terjadi kekacauan terlebih dahulu?
Alasannya agar Barat melalui Amerika yang mengklaim sebagai polisi dunia mudah masuk dan mendapat pembenaran serta dukungan global.

Ketika USA dan sekutu sudah dapat masuk ke dalam sebuah negara yang sedang kacau, saat itulah misi Barat dilancarkan.

Misi Barat yang dimaksud adalah Barat akan mudah menguasai aset-aset strategis dan aset-aset energi sebuah negara tanpa harus investasi (mengeluarkan) modal.

Lagi-lagi hal ini sesusi dengan strategi dan motto imperialisme: RAMPOKLAH RUMAH YANG SEDANG TERBAKAR!

Kenapa tanpa modal? Karena Barat merasa (mengklaim) telah berjasa membantu mengamankan sebuah teritorial dan negara.

Sehingga negara yang dipimpin oleh orang-orang bodoh dan orang-orang oportunis akan merasa berterimakasih kepada Barat yang sejatinya penipu tersebut.

Biasanya mereka minta kompensasi penguasaan aset strategis untuk membiayai kegiatan mendominasi global melalui pangkalan-pangkalan militernya di seluruh dunia.

Khususnya di Indonesia, hal itu sudah terjadi sejak era Suharto yang menyerahkan aset strategis di Indonesia sebagai kompensasi (ucapan terimakasih) karena Barat yang telah membantunya menjadi presiden dan merasa terima kasih karena Barat telah dianggap melindungi sebuah negara seperti Indonesia saat itu.

Sayangnya, kaum oportunis tersebut selalu melahirkan generasinya.
Sehingga kaum oportunis yang lahir di era sekarang pemikirannya tetap sama, yakni berharap bahwa fakta sejarah kelam tersebut dapat kembali terjadi saat ini agar mereka dapat mengambil keuntungan dari kekacauan yang timbul.

Usaha yang bisa mereka lakukan adalah dengan cara memunculkan kekacauan melalui sentimen-sentimen agama.

Perhatikan saja golongan elit-elit politik mana yang lebih memiliki kedekatan akses komunikasi dengan Barat dan Saudi.

Kelompok elit mana yang mudah menggunakan isu-isu anti komunis yang diasosiasikan anti Rusia dan Cina untuk menjatuhkan lawan politiknya.

Perhatikan saja kelompok elit mana yang mudah menggunakan gerakan-gerakan berbungkus agama untuk mendegradasi pihak yang anti Barat sebab ingin mengangkat martabat negara Indonesia yang mereka sangat cintai.

Indikatornya sangat mudah terlihat bagi para intelek namun sulit terbaca bagi mereka yang bodoh agama dan bodoh sejarah.

Lihat saja setiap ada aksi gerakan keagamaan, pasti ada donatur-donatur terselubung dari Barat dan dari kelompok-kelompok pro barat.

Dan ada donatur-donatur elit Orde Baru yang merupakan kepanjangan tangan kepentingan Barat untuk menjajah kembali Indonesia dengan cara menanamkan hegemoni militer dan ekonominya.

Dan perhatikan saja! Elit politik mana yang mendukung Australia untuk memindahkan kedubesnya di Jerusalem.

Banyuwangi, 04-12-2018

Ainur Rofiq Sayyid Ahmad
Penulis adalah;
1. Ketua Umum LDSI
2. Pengasuh Umum Jaringan Pondok Pesantren Sunni seluruh Indonesia.


https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://m.facebook.com/sewordcom/posts/2312611342146362&ved=2ahUKEwiyjKr36YrfAhWYb30KHYOuD1UQFjAAegQIAxAB&usg=AOvVaw2d9WZNlQSZtfpf7jwh6QKJ

Tags