Jawaban: LAGI-LAGI KAMPANYE HOAX DAN BOHONG OLEH KUBU PRABOWO! Kalimat kebohongan ini diucapkan Prabowo di Inna Heritage Hotel, Denpasar, Bali, pada tanggal 19 Oktober 2018 di hadapan Relawan Emak-Emak. Berikut kutipan langsung dari ceramah Prabowo:
“Hasil ini adalah data, fakta yang diakui oleh Bank Dunia, oleh lembaga-lembaga internasional yang nikmati kekayaan Indonesia kurang dari 1 persen. Yang 99 persen mengalami hidup yang sangat pas-pasan, bahkan sangat sulit.”
Kenyataannya tidak ada data yang bisa mendukung pernyataan bahwa 99 Persen Penduduk Indonesia hidup pas-pasan. Data BPS sendiri yang membantah hal ini. Berikut dilansir oleh detik:
Melansir data BPS, Selasa (23/10/2018), persentase penduduk miskin pada Maret 2018 ada sebesar 9,82%. Persentase itu setara dengan 25,95 juta penduduk Indonesia yang miskin.
BPS juga mencatat disparitas tingkat kemiskinan pada Maret 2018 antara kota dan desa cukup jauh. Persentase penduduk miskin di kota sebesar 7,02%sementara di desa 13,2%. Persentase angka kemiskinan RI itu juga menurun dibandingkan data sebelumnya di September 2017 sebesar 10,12%. Persentase itu setara dengan 26,58 juta penduduk yang dianggap miskin.
Sementara dari sisi lokasi jumlah penduduk miskin paling banyak berada di pulau Jawa yakni 13,34 juta jiwa. Kedua Sumatera sebanyak 5,98 juta jiwa, Sulawesi 2,06 juta jiwa, Bali-Nusa Tenggara 2,05 juta jiwa, Maluku-Papua 1,53 juta jiwa dan Kalimantan 0,98 juta jiwa.
BPS adalah lembaga yang paling dipercaya dan secara rutin melakukan pendataan jumlah dan kondisi ekonomi Warga Negara Indonesia. Prabowo mendapatkan data 99 persen penduduk Indonesia hidup pas-pasan dari mana sumbernya?
Pertanyaan: Tidak adakah bantahan dari pemerintah maupun Tim Kampanye Nasional
Jokowi-Ma’ruf Amin terkait hal ini?
Jawaban: Tentu ada, berikut kutipan bantahan dari beberapa pejabat maupun tim kampanye Jokowi:
“Nggak mungkin 99 persen orang hidup pas-pasan kalau 70 persen orang puas dengan kinerja ekonomi pemerintah. Data dari mana? Masa seorang calon presiden Prabowo menggunakan data sampah dan sama sekali nggak valid seperti itu?” Ali Mochtar Ngabali, Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Kepresidenan.
“Dikatakan 99 persen hidup pas-pasan itu data dari mana? Apakah ini data yang diambil dari pohon jambu di depan rumah pagi hari, lalu disampaikan ke media atau apa… Kita tunggu, kalau memang benar Pak Sandi punya resep kemiskinan kita akan turun dengan cepat, silakan disampaikan. Kalau Pak Prabowo bisa menurunkan angka pengangguran yang lebih keren dari Pak Jokowi, silakan sampaikan,” Raja Juli Antoni, Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional
“Coba lihat kampung sana, bagaimana kehidupan masyarakat kita. Lihat ke desa dong. Jangan komentarinya di Jakarta…Ya kita kan bicara by data, bukan by nyeplos, kita ini kan dikontrol dari semua orang. Kalau pemerintah bicara sembarangan dikontrol oleh semuanya, bank dunia atau orang luar ngetawain kan begitu, semua by data,” Jenderal (Purn) Moeldoko, Kepala Staf Kepresidenan.