Showing posts with label Sederhana. Show all posts
Showing posts with label Sederhana. Show all posts
Monday, November 5, 2018
REKAM JEJAK PRESIDAN REPOLBLIK INDONESIA JOKO WIDODO
REKAM JEJAK
👣👣👣
Erick Thohir :
Saya bergabung dengan Timses Dia bukan karena rencana-rencananya, tapi lebih karena track recordnya. Ya..rencana pasti diperlukan, tapi rekam jejak jangan diabaikan. Rencana boleh dibuat oleh siapa saja, tapi rekam jejak adalah hal yang pernah dibuatnya dan melekat sebagai catatan yang tidak boleh diabaikan, karena rekam jejak adalah prestasi yang sesunguhnya.
Tulisan ini meremind bagaimana Dia ada untuk Indonesia dan sekarang terasa begitu nyata, bagaimana kerjanya, dan apa hasilnya. Rekam jejaknya sebagai anak bantaran kali, hidup dalam kemiskinan dan serba kekurangan membuatnya menjalani hidup penuh perhitungan. Dia ditempa oleh kesulitan, dibina oleh pengalaman, disatukan oleh tujuan dan dia dilindungi oleh rahmat Tuhan.
Kerja kerasnya, karirnya, prestasinya sebagai walikota, gubernur, dan presiden yang sedang dijalaninya dengan progress kerja yang luar biasa, sampai banyak orang mengatakan tidak ada presiden seperti dia sebelumnya, saya tidak membenarkan 100% kalimat itu, tapi sebagai presiden yang mengemban amanah rakyat, Dia adalah sosok yang mengerti tentang tanggung jawab, bukan asal jawab dan gagap menikmati jabatan hanya sekedar bersandar, lalu tanpa sadar negaranya bubar karena kebanyakan gaya rekaman segala, lupa kalau presiden dipilih untuk melayani, bukan menikmati, menggemukkan diri. Dia bukan setipe makhluk ini, Dia punya nyali, harga diri, dan jiwa mengabdi yang tinggi.
Kontestasi 2019 pasti luar biasa, suara dimana-mana, serangan diluar nalar manusia, kita dipaksa mengatakan keburukan atas sebuah kebaikan, dan sebaliknya kezholiman mereka paksakan menjadi kebaikan. Semua unsur itu menjadi catatan, dan kita tau rekam jejak para pelaku yang nyaris tanpa bisa menunjukkan kinerjanya yang sekarang, atau bekasnya yang pernah dia kerjakan.
Serunya kontestasi sekali ini adalah karena Dia head to head kembali dengan Pesaingnya sang capres abadi, 4 kali ikut kontentasi adalah record satu-satunya yang pernah ada didunia, sama seperti Candi buaya mulutnya saja yang menganga tanpa lidah perasa. Bualannya kemana-mana, semua gak nyambung, hanya saja dada dipaksa membusung agar dilihat cantiknya saja, tapi gak bisa apa-apa.
Meme dan joke yang disampaikan netizen kadang ada benarnya. Head to head Dia vs Pesaingnya dilihat dari rekam jejaknya satupun tidak ada alasan kita memilihnya.
1. Dia dibesarkan dgn tempaan ........
Pesaingnya dibesarkan dgn kekayaan.
2. Dia hidup dlm kesulitan.... Pesaingnya Hidup berkecukupan.
3. Dia tnggal di bantaran kali ....
Pesaingnya 60% tinggal diluar negeri.....
4. Dia lahir di Indonesia. Pesaingnya kita tdk tau dia lahir dimana...
5. Dia pernah jd walikota 2 priode... .
Pesaingnya pernah jadi tentara.
6. Dia pernah jadi gubernur.... Pesaingnya dipecat dari tentara.
7. Dia jelas agamanya Pesaingnya Cuma sekedar ada.
8. Dia Jelas keluarganya... Pesaingnya tak usah ditanya.
9. Dia skg Presiden. Pesaingnya Tukang nakut-nakuti.
10. Dia Membesarkan Indonesia...
Pesaingnya akan Membubarkan Indonesia.
Rekam jejak itu jelas fakta, dan kita berpegang apa adanya bukan dipaksa percaya yang belum ada. Tidak ada alasan orang waras memilihnya, karena dia tak pantas untuk Indonesia, biarlah Pesaingnya dipuja-puja kaumnya dan hatinya dibutakan oleh pujian dari orang-orang yang berkerumun disekelilingnya untuk sekedar cari makan.
Tugas kita adalah menjaga Indonesia dari incaran para gali politik yang akan mencabik, kita tidak boleh hanya sekedar mengembik, kita harus berani MENGHARDIK agar kaum pemakai cadar ini tak sempat bersandar. Rona wajah yang ditutupinya terekam dalam jejaknya, walau kelihatan matanya tapi sulit kita percaya, apa benar dia bisa membuat besar Indonesia, atau malah akan membakarnya, karena sejatinya dia akan merampoknya.
KITA HARUS TERUS WASPADA AGAR PARA PERAMPOK TIDAK MEMBAKAR RUMAH KITA UTK MENGAMBIL ISINYA. MARI KITA JAGA INDONESIA DENGAN SEGALA DAYA UPAYA.
Dia SAJALAH JANGAN PERNAH BERUBAH
Bismillah semoga Allah tetap menjaga Republik Indonesia yg kita cintai dg sepenuh hati. Aamiin
https://mediacyberarj.wordpress.com/rekam-jejak-oleh-ketua-tkn-jokowi-maruf-amin/
Monday, August 20, 2018
Maafkan rakyatmu yg tdk tahu diri, yg hanya mengenalmu dari opini2 dan sosial media.
Kepada bpk presiden RI:
Saya bukan pendukungmu, bahkan sy pembencimu. Sy tak rela engkau kembali jadi presiden. Bukan karna harga2 pada mahal spt kata orang, toh kami masih pada mampu untuk belanja, padahal kami bukan orang mampu. Saya menolakmu karna masalah idiologi, masalah kapasitasmu dan semua predikat tentangmu spt yg sy yakini selama ini.
Maka ketika gempa menimpa kami, dan engkau datang berkunjung. Sy tetap tdk respek. Toh itu tugasmu pak presiden.
Maka ketika engkau datang ke Lombok Utara dan masyarakat pada menyambutmu, sy diam saja dan hanya melihatmu dari jauh dgn rasa sinis. Bahkan sy melarang anak istri untuk ikut larut dlm euforia kegembiraan menyambutmu. Padahal sy lihat istri sy pengen juga mendekat, ikut salaman bahkan berfoto2 spt yg dilakukan masyarakat lainnya.
Sampai datang waktu sholat.
Sampai datang waktu sholat.
Kulihat bapak presiden tetap ingin sholat jamaah bersama kami walau diingatkan sarana yg tdk memungkinkan. Dgn tenang bpk presiden menuju gentong biru tempat penampungan air untuk berwudhu. Sangat hati2 dan memakai air sedikit sekali, mungkin karna tahu air bersih sulit kami dapatkan. Dan agar jamaah lainnya tetap kebagian air untuk berwudhu. Lalu menyilahkan orang lain berwudhu di tempat itu.
Sampai pada saat sholat sy masih mencari2 kesalahannya. Bacaannya standar2 saja spt imam lainnya.
Orang2pun bersalaman dgn bpk presiden tanpa canggung. Tapi sy tetap menjauh dan tdk peduli.
Ketika bapak presiden ikut tidur di tenda, sy diam2 mulai memperhatikannya. Sosok yg mungkin sudah letih malam itu, tetap tampil penuh perhatian, menyapa rakyatnya dan berdiskusi pendek entah apa yg ditanyakan.
Orang2pun bersalaman dgn bpk presiden tanpa canggung. Tapi sy tetap menjauh dan tdk peduli.
Ketika bapak presiden ikut tidur di tenda, sy diam2 mulai memperhatikannya. Sosok yg mungkin sudah letih malam itu, tetap tampil penuh perhatian, menyapa rakyatnya dan berdiskusi pendek entah apa yg ditanyakan.
Tubuh pemimpin itu rela merebahkan tubuhnya di bawa tenda beralaskan karpet di lapangan sepak bola ini dgn kondisi yg sangat memprihatinkan. Sejak tidur ditenda ini. Sy tdk pernah pulas, selalu was was dan terbangun begitu mendengar bunyi apapun. Khawatir dgn gempa susulan, khawatir dgn semua kemungkinan buruk yg siap menimpa kami.
Tapi malam ini, alampun seperti diam memberi kenyamanan untuk kami beristirahat. Begitu syahdu, begitu damai perasaan keluarga sy.
Baru kali ini sy pulas tertidur seperti ada seseorang yg melindungi kami, menjaga istirahat kami, berada ditengah2 kami seperti rakyat lainnya.
Baru kali ini sy pulas tertidur seperti ada seseorang yg melindungi kami, menjaga istirahat kami, berada ditengah2 kami seperti rakyat lainnya.
Sebelum tertidur, sy masih melihat dari jauh sosok pemimpin itu terbangun duduk. Mengitari pandangannya melihat dgn seksama pada rakyatnya yg bergelimpangan diatas tikar.
Bapak presiden ikut merebahkan badannya, ikut bersama kami merasakan dinginnya malam,.
Bapak presiden ikut merebahkan badannya, ikut bersama kami merasakan dinginnya malam,.
Malam ini begitu damai dan tenang. Bahkan suara tangis anak2 yg biasanya berisik malam ini tdk terdengar. Anak sy juga tidak rewel. Malam yg begitu tenang. Seakan tidur kami di nina bobokkan oleh seorang ayah pada anak2nya.
Ya, seorang presiden pada rakyatnya.
Ya, seorang presiden pada rakyatnya.
Sewaktu bapak presiden pamit untuk melanjutkan perjalanannya, barulah sy mendekat untuk ikut menjabat tangan itu. Dgn lirih sy ucapkan terimakasih dan kata maaf yg mungkin tdk dimengerti oleh bapak presiden.
Dalam hati sy memohon pada sang khalik, maafkan hambamu yg sangat kejam membenci pemimpinnya ini. Kulihat ketulusan pada wajah kurusnya, kulihat keteduhan pada matanya. Kulihat senyum tipisnya yg ikhlas sambil menjabat tangan sy. Ingin rasanya memeluk tubuh kurus yg keletihan itu sambil memohon maaf, ampun atas kesalahan2 yg kulakukan.
Tapi sy hanya bisa berkata pelan "maafkan sy pak." Hanya itu yg keluar dari mulut sy, karna bapak presiden dgn cepat menjabat tangan2 yg lain. Sy melihat punggung itu menjauh ditemani bapak gubernur kami TGB. Sosok pemimpin2 yg baru saja memperlihatkan jatidirinya, tabiat dan karakternya, bukan pencitraan spt yg selama ini sy tuduhkan...
Maafkan sy bapak presiden. Maafkan rakyatmu yg tdk tahu diri, yg hanya mengenalmu dari opini2 dan sosial media. Walau sy masih bersyukur, masih sempat meminta maaf sebelum ajal menjemput dan mempertanggung jawabkan semua dosa2 sy terhadap sang ulil amry kepada sang Khalik Allah SWT...
Tanjung, Lombok Utara.
Agustus 2018
Muh. K. Anwar
Agustus 2018
Muh. K. Anwar
https://www.facebook.com/deddy.y.sitorus/posts/10156481130900930?__tn__=K-R