Latest News

Saturday, October 31, 2015

Menjelaskan sumber kekuasaan menurut French and Raven



a)  Kekuasaan Penghargaan (Reward Power)

Kekuasaan penghargaan merupakan kekuasaan yang berasal dari kemampuan seorang pemimpin untuk memberikan penghargaan, yang merupakan sesuatu yang berarti dan dibutuhkan, kepada mereka yang membutuhkan.Dengan kata lain, kekuasaan penghargaan berkaitan dengan kemampuan seorang pemimpin untuk memepengaruhi bawahan dengan memberikan ganjaran atas perilaku mereka yang positif atau perilaku yang sesuai dengan yang dikehendaki pemimpin.
Letak kekuatan dari kekuasaan ini bergantung pada daya pikat dan tingkat kepastian akan kontrol seorang pemimpin atas ganjaran tersebut. Yulk (2010:178) mengemukakan salah satu bentuk kekuasaan memberikan penghargaan terhadap bawahan adalah wewenang memberikan kenaikan gaji, bonus atau insentif ekonomi yang pantas bagi bawahan.

b)  Kekuasaan Paksaan (Coercive Power)
Luthans (1989:431) mengemukakan "source of coercive power depends on fear". Kekuasaan paksaan merupakan kekuasaan yang berasal dari ketakutan pihak lain akan hukuman yang diberikan pimpinan kepada mereka yang tidak patuh terhadap apa yang dikehendakinya. Dengan kata lain, kekuasaan paksaan merupakan kemampuan pemimpin untuk memepengaruhi perilaku bawahan dengan memberikan sanksi atas tindakan mereka yang tidak sesuai dengan kehendak pemimpin. Kekuatan kekuasaan ini terletak pada beratnya hukuman dan kemungkinan untuk menghindari hukuman itu.

c)  Kekuasaan Legitimasi (Legitimate Power)
Kekuasaan legitimasi adalah kekuasaan yang lahir dari kedudukan formal seseorang dalam organisasi. Dengan jabatan formal tersebutlah seorang pemimpin dapat mempengaruhi bawahannya dan bawahan akan patuh kepadanya. Bawahan mengetahui bahwa pimpinan memiliki hak untuk memberikan perintah dan mereka memiliki kewajiban untuk mentaatinya. Kekuasaan legitimasi ini merupakan sumber otoritas (Hoy, 2007: 203).

d)  Kekuasaan Referen (Reverent Power)
French dan Raven (dalam Yulk, 2010:181) menjelaskan kekuasaan berdasarkan referensi diperoleh dari keinginan orang lain untuk menyenangkan seorang agen yang kepadanya mereka memiliki perasaan kasih, penghormatan, dan kesetiaan yang kuat. Kekuasaan referen/referensi merupakan kekuasaan yang lahir karena seseorang memiliki daya tarik atau kharisma tertentu.Dengan kata lain, kekuasaan referen merupakan kemampuan pimpinan untuk mempengaruhi perilaku bawahan berdasarkan kegemaran dan identifikasi diri bawahan dengan pimpinannya. Orang yang memiliki kekuasaan referen akan dikagumi, dihormati dan dijadikan model untuk diteladani. Sumber kekuasaan referen adalah kepribadian dan kecerdasan interpersonal yang luar biasa yang dimiliki seorang individu.

e)  Kekuasaan Ahli (Expert Power)
Kekuasaan ahli merupakan kekuasaan yang muncul karena seseorang memiliki keahlian atau kemampuan khusus (Hoy dan Miskel, 2005:210). Setiap pengikutnya akan patuh pada apa yang dikatakannya karena merasa bahwa ia memiliki pengetahun dan keterampilan yang lebih dari yang mereka miliki dan bahwa apa yang dimiliki tersebut akan bermakna dan membantu mereka. Yulk (2010:183) mengidentifikasi bukti dari keahlian seseorang dapat terlihat dari ijasah, lisensi, dan piagam penghargaan. Akan tetapi, cara yang paling menyakinkan dalam memperlihatkan keahlian dengan menyelesaikan masalah penting, membuat keputusan yang tepat, memberikan petunjuk yang bagus, dan berhasil menyelesaikan tantangan dari proyek yang sangat sulit.

Simpulan :

Seorang yang memiliki kekuasaan cenderung untuk menerapkan kekuasaannya dengan semena-mena, sehingga kekuasaan ini juga akan memicu adanya konflik antar pribadi. Dengan adanya "penyelewengan" kekuasaan ini yang akan berakibat pada hilang/diperolehnya kekuasaan. Seseorang yang memiliki kekuasaan cenderung memiliki kemampuan intelektual yang diatas rata-rata. Akan tetapi kekuasaan ini perlu dikendalikan dalam penggunaannya, sehingga seseorang perlu untuk memiliki kecerdasan emosional dan spiritual. Dengan adanya tiga kecerdasan yang mengiringi seorang pemimpin/orang yang memiliki kuasa, maka insyaallah kekuasaan ini akan terjaga dengan baik.



Budiarjo, M. 1984. Konsep Kekuasaan: Tinjauan Kepustakaan. Jakarta: Sinar Harapan.

Gordon, J. R. 1991. A Diagnostic Approach to Organizational Behavior. Boaston: Allyn and Bacon.

Definisi Kekuasaan




1.  Pengertian Kekuasaan dan Perbedaanya dengan Pengaruh (Influence)
Dalam memahami definisi "power"sering sama dengan otoritas dan pengaruh.  Dalam beberapa kasus seseorang yang memiliki power adalah orang berkuasa. Sosiolog terkenal, Max Weber (dalam Luthans: 1989:429) mendifinisikan kekuasaan adalah "the probability that one actor within a social relationship will be in a position to carry out his own will despite resistance" Kekuasaan sebagai suatu kemungkinan yang membuat seorang aktor di dalam suatu hubungan sosial berada dalam suatu jabatan untuk melaksanakan keinginannya sendiri dan yang menghilangkan halangan.

Definisi klasik power dalam Hoy dan Miskel (2005:203) is the ability to get others to do what you want them to do. Owens (1995:116), mendefinisikan "power is the basic energy for initiating and sustaining action that translates intention into reality when people try to work collaboratively" Adapun Cavanaugh (dalam Tyson dan Jackson, 2000:106) mengemukakan bahwa kekuasaan merupakan sebuah konsep yang multisegi yang telah dianalisis dari berbagai perspektif: sebagai karakteristik individual, sebagai proses pengaruh interpersonal, sebagai komoditas yang diperdagangkan, sebagai tipe penyebab, dan sebagai topik dalam mempelajari nilai dan etika.

Yulk (2001:172) kekuasaan melibatkan kapasitas dari satu pihak (agen) untuk mempengaruhi pihak lain (target). Pernyataan Yulk diatas dipertegas oleh Gordon (1991:409) "individual with a high need for power try to influence and control others, seek leadership positions in group, enjoy persuading others, and are perceived by others as outspoken, forceful, and demanding. Keberhasilan seseorang dalam mempengaruhi bergantung pada tingkatannya. Keberhasilan ini dapat terlihat dari pencapaian efek yang diharapakan dari target atau pengaruh lebih rendah dari yang diharapkan. Yulk (2001:173) mengemukakan tiga hasil upaya pengaruh yaitu komitmen, kepatuhan, dan perlawanan. Dimana masing-masing definsi dijelaskan sebagai berikut.

Komitmen menjelaskan hasil dimana seorang target secara internal menyetujui keputusan atau permintaan agen dan memberikan dukungan penuh untuk melaksanakan apa yang menjadi permintaan atau mengimplementasikan keputusan secara efektif. Kepatuhan menjelaskan hasil dimana target bersedia melakukan apa yang agen inginkan tetapi lebih didasarkan pada rasa apatis daripada rasa antusiasme dan hanya memberikan sedikit dukungan. Sedangkan perlawanan menjelaskan hasil dimana seorang target menentang proposal atau permintaan, bukan hanya untuk tertarik saja, dan secara aktif berusaha menghindari untuk tidak menjalankannya.

Adanya tiga hasil yang berbeda dalam mempengaruhi orang ini berkaitan dengan motif dan persepsi orang/target dalam hubungan dengan tindakan orang yang memberikan pengaruh dan konteks dimana interaksi itu terjadi. Sehingga kondisi psikologi seseorang sangat menentukan tingkat keberhasilan dalam memberlakukan pengaruh ini.

Dari beberapa definisi tersebut kekuasaan dapat diartikan sebagai suatu potensi atau suatu pengaruh. Penggunaan kekuasaan selalu mengakibatkan perubahan dalam kemungkinan bahwa seseorang atau kelompok akan mengangkat suatu perubahan perilaku yang diinginkan. Perubahan ini oleh Rogers sebagai pengaruh (influence). Pengaruh memiliki jangkauan yang lebih luas dari kekuasaan.

2. Perspektif Kekuasaan Mintzberg

Henry Mintzberg (dalam Hoy dan Miskel, 2005:213) mengemukakan cara lain dalam menganalisis kekuasaan di dan sekitar organisasi. Power dalam organisasi dapat dikontrol dari aspek sumber daya, keterampilan teknis atau ilmu pengetahuan. Dalam beberapa kasus, ketiga aspek diatas penting fungsinya dalam  organisasi.

Mintzberg juga mengemukakan empat internal power system yang kesemuannya merupakan bentuk dasar dalam mengontrol organisasi. Keempat sistem kekuasaan ini yaitu sistem otoritas, sistem ideologi, sistem ahli, dan sistem politik. Keempat sistem kekuasaan ini dijelaskan pengertinya sebagai berikut (Hoy dan Miskel, 2005:214).

The system of authority is the formal flow of power through legitimate channels. There are two subsystem of control here, personal and bureaucratic. The system of ideology is the informal agreements among teachers about the school and its relations to other group. The system of expertise is the interplay among experts or professionals to solve critical contingencies that the organization confronts. The system of politic is the network of organizational politics, which lack the legitimacy of the other three system of power.

Sistem otoritas merupakan aliran formal kekuasaan yang melegitimasi, sehingga terdapat subsystem  yang mengontrol yaitu pribadi dan birokrasi. Sistem otoritas ini merupakan tahap awal dalam administrasi sekolah. Sistem ideologi  merupakan persetujuan diantara para guru tentang sekolah dan hubungannya dengan sekolah lain. Sistem ideologi ini dapat memberikan pemahaman tentang misi pada seluruh warga sekolah. Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin merupakan aktor utama dalam pengembangan ideologi.

Ketika sistem otoritas dan ideologi telah diberlakukan dalam sekolah, maka tingkat keberagaman pekerjaan akan meningkat. Pada saat ini diperlukan sistem ahli/profesional. Kepala sekolah perlu mendiskusikan dengan ahli terkait permasalahan yang dihadapi sekolah. Dengan demikian sekolah akan memiliki perkembangan/perluasaan dalam struktur organisasi yang memberikan dampak pada birokrasi yang profesional.

Dari pemaparan diatas Hoy dan Miskel (2005:216) memberikan kesimpulan dalam penentuan sistem kekuasaan bagi kepala sekolah yang efektif, yaitu: (a) Menyampaikan sistem otoritasnya, otoritas formal saja tidak cukup untuk pemimpin; (b) Membawa pada sistem ideologi, termasuk budaya organisasi dan organisasi tidak resmi merupakan sumber lain otoritas; (c) Membawa sistem profesional, dapat dilakukan dengan mendiskusikan kekuasaan dengan guru untuk memberdayakan mereka; dan (d) Ketahui dan pahami tentang sistem politik.

3. Pengertian Otoritas (Authority)

Bolman dan Deal (dalam Hoy dan Miskel 2005:203) berpendapat bahwa otoritas merupakan salah satu dari bentuk kekuasaan, dimana organisasi di ciptakan dan di kontrol oleh otoritas termasuk didalamnya penentuan tujuan, desain struktur, pengaturan pegawai, dan monitor aktivitas untuk mencapai tujuan organisasi.

Bernard (dalam Luthans, 1989: 429-430) mendedinisikan otoritas (authority) sebagai ?the character of a communication (order) in a formal organization by virtue of which it is accepted by a contributor to or member of the organization as governing the action he contributes. Yulk (2001:173) memberikan penjelasan bahwa otoritas melibatkan hak, preogratif, kewajiban, dan tugas yang berkaitan dengan posisi khusus dalam organisasi atau sistem sosial.

Pemimpin yang memiliki wewenang langsung terhadap seorang target mempunyai hak untuk membuat permintaan yang konsisten dengan otoritasnya, seseorang yang menjadi target itu memiliki kewajiban untuk mematuhinya. Sehingga otoritas berbeda dengan kekuasaan, karena otoritas terdapat legitimasi dan penerimaan. Weber (dalam Hoy dan Miskel, 2005:203) mendifinisikan otoritas sebagai "the probability that certain specific commands (or all commands) from a given source will be obeyed by a given group of persons"

Terdapat dua kriteria otoritas dalam sekolah antara hubungan kepala sekolah dan wakil kepala sekolah/guru yaitu: (a) voluntary compliance to legitimate command; and (b) suspension of one's own criteria for decision making and acceptance of the organizational command (Hoy dan Miskel, 2005:204). Sehingga dalam hubungan kepala sekolah dan wakil/guru, otoritasnya dapat berupa kerelaan dalam pemenuhan perintah legitimasi dan penilaian yang dimiliki oleh seorang dalam pengambilan keputusan dan menerima perintah dalam organisasi.

Dari penjelasan diatas, Blau dan Scott menyimpulkan bahwa karakteristik dasar dalam hubungan otoritas adalah kesediaan subordinate (wakil kepala sekolah/guru) untuk menunda keinginannya dalam menetukan keputusan dan mengikuti petunjuk dari superior (kepala sekolah) (dalam Hoy dan Miskel, 2005:204).

Hoy dan Miskel (2005:204) mengemukakan hubungan otoritas dalam sekolah memiliki tiga karakteristik, yaitu: (1) a willingness of subordinate to comply; (2) a suspension of the subordinate' criteria for making a decision prior to a directive; and (3) a power relationship legitimized by the norm of group.

Otoritas dapat berjalan ketika ada kepercayaan (norma) dalam suatu legitimasi sekolah dengan menggunakan kekuasaan yang benar dan tepat. Weber (dalam Hoy dan Miskel, 2005:204) membedakan tiga jenis otoritas, yaitu karismatik, tradisional, dan legal (sah).

Max Weber  membagi otoritas atas tiga jenis yakni otoritas karismatik, otoritas tradisional dan otoritas legal (Hoy, 2007: 204).
  1. Otoritas karismatik, lahir karena adanya kepercayaan anggota masyarakat pada seorang individu pemimpin yang memiliki kesaktian luar biasa atau keutamaan-keutamaan pribadi. Otoritas karismatik ini seringkali tidak rasional, emosional dan sepenuhnya bergantung pada karakteristik dan kualitas pribadi pemimpin.
  2. Otoritas tradisional merupakan otoritas yang didasarkan pada keyakinan akan kesucian kedudukan pemimpin. Karena alasan itu, kedudukan pemimpin merupakan sesuatu yang patut dihormati. Ketaatan pada otoritas ini merupakan sebuah tradisi yang diwariskan turun temurun.
  3. Otoritas legal merupakan otoritas yang didasarkan pada hukum dan diperoleh secara formal melalui prosedur yang benar. Dengan kata lain, kedudukan seorang pemimpin memiliki dasar rasional dan dasar hukum. Ketaatan bawahan kepada pemimpin tidak terletak pada pribadi atau kedudukan pemimpin melainkan pada hukum.
Robert Peabody (dalam Hoy dan Miskel, 2005:205) membedakan otoritas menjadi otoritas formal, fungsional, dan informal. Blau dan Scott (dalam Hoy dan Miskel, 2005:205) memberikan penjelasan yang ringkas yaitu formal atau informal berdasarkan pada sumber legitimasi dari kekuasaan.
  1. Otoritas formal berada dalam organisasi dan secara legal ditetapkan dalam posisi, peraturan dan ketentuan. Dalam batas tertentu, pihak organisasi (pemimpin) berhak untuk memberikan perintah sementara para bawahan wajib untuk mentaati perintah tersebut.
  2. Otoritas fungsional merupakan otoritas yang berasal dari berbagai sumber seperti kompetensi dan kepribadian individu. Kompetensi ini tidak dibatasi oleh posisi atau kedudukan sesorang. Kemampuan teknis dapat juga menjadi sumber kontrol dan perintah yang legal dalam sebuah organisasi formal tanpa sebuah kedudukan tertentu.
  3. Otoritas informal merupakan otoritas yang bersumber dari perilaku pribadi dan atribut tertentu yang dimiliki individu. Di luar dari sebuah kedudukan formal, beberapa anggota organisasi tertentu membentuk sebuah norma kesetiaan untuk mendudukung rekan mereka. Norma yang informal ini mendukung dan melegitimasikan kekuasaan dan memberikan sebuah otoritas informal.

D.  Sumber Kekuasaan

Budiradjo (1984) memberikan penjelasan tentang kekuasaan memiliki tiga sumber. Adapun sumber kekuasaan itu berasal dari aktor (orang yang kerkuasa), karakteristik orang yang dipengaruhi dan situasi organisasi. Dari ketiga sumber diatas yang kemudian memunculkan seseorang memiliki kuasa.

1. Kekuasaan yang Bersumber dari Aktor atau Orang yang Berkuasa.

Sejarah sumber kekuasaan (dalam Thoha, 2009:332)dapat ditelusuri dari pernyataan Machiavelli yang dikemukakan pada abad ke-16, dimana dikemukakan hubungan yang baik tercipta jika didasarkan atas cinta (kekuasaan pribadi) dan ketakutan (kekuasaan jabatan). Berangkat dari pernyataan tersebut selanjutnya Amitai Etziomi membahas sumber kekuasaan ada dua yaitu kekuasaan jabatan (position power) dan kekuasaan pribadi (personal power).

Yulk (2001:175) mengklarifikasikan kedua sumber kekuasaan ini dengan komponennya yaitu kekuasaan posisi (kekuasaan yang memiliki legitimasi, kekuasaan memberikan penghargaan, kekuasaan memaksa, kekuasaan akan informasi, kekuasaan secara ekologis) dan kekuasaan personal (kekuasaan berdasarkan keahlian). Selanjutnya Peabody (dalam Thoha, 2009:333) membagi sumber kekuasaan menjadi empat kategori, yaitu: kekuasaan legitimasi (undang-undang, peraturan, dan kebijakan), kekuasaan jabatan, kekuasaan kompetensi (keahlian teknis dan professional), dan kekuasaan pribadi.

Disisi lain kekuasaan tetap merupakan kualitas abstrak yang memampukan kapasitas. Tokoh pelopor sumber kekuasaan sehingga hasil temuannya sampai meluas dan digunakan oleh para peneliti lanjutan adalah John R. P. French dan Bertram H. Raven (dalam Owens, 1995:118; Hoy dan Miskel, 2007: 208; Yulk, 2001:175; Luthans, 1989:430; Tyson dan Jackson, 2000:106-107) yang mengidentifikasi lima sumber kekuasaan, yaitu:

(1) Reward power: controlling reward that will induce other to comply with the power-wielder?s wishes; (2) Coercive power: having control of potentially punishing resources that will induce other to avoid them; (3) Expert power: having knowledge that others want to themselves so much that they will be induced to comply with the power-wielder so as to acquire the knowledge or benefit from it; (4) Legitimate power: having authority conferred by holding a position in organization that is recognized by others as having a legitimate right to obedience; (5) Referent power: when a power holder has personal charisma, or ideas and beliefs so admired by others that they are induced by the opportunity to be not only associated with the power holder but, insofar as possible, to become more like him or her.
  
Thoha (2009:332-333) mengemukan tentang perkembangan sumber kekuasaan dari pandangan French dan Raven. Dimana dalam penelitian lanjutan Raven bekerja sama dengan Kruglanski menambahkan kekuasaan keenam yaitu kekuasaan informasi (information power). Berikutnya pada tahun 1979, Hersey dan Goldsmith mengusulkan kekuasaan yang ketujuh yaitu kekuasaan hubungan (connection power).

Simpulan :

Seorang yang memiliki kekuasaan cenderung untuk menerapkan kekuasaannya dengan semena-mena, sehingga kekuasaan ini juga akan memicu adanya konflik antar pribadi. Dengan adanya ?penyelewengan? kekuasaan ini yang akan berakibat pada hilang/diperolehnya kekuasaan. Seseorang yang memiliki kekuasaan cenderung memiliki kemampuan intelektual yang diatas rata-rata. Akan tetapi kekuasaan ini perlu dikendalikan dalam penggunaannya, sehingga seseorang perlu untuk memiliki kecerdasan emosional dan spiritual. Dengan adanya tiga kecerdasan yang mengiringi seorang pemimpin/orang yang memiliki kuasa, maka insyaallah kekuasaan ini akan terjaga dengan baik.



Budiarjo, M. 1984. Konsep Kekuasaan: Tinjauan Kepustakaan. Jakarta: Sinar Harapan.
Gordon, J. R. 1991. A Diagnostic Approach to Organizational Behavior. Boaston: Allyn and Bacon.



Thursday, October 22, 2015

WEWENANG dalam manajemen





Pengertian wewenang, kekuasaan dan pengaruh

- Pengertian Wewenang
Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu.Penggunaan wewenang secara bijaksana merupakan faktor kritis bagi efektevitas organisasi. peranan pokok wewenang dalam fungsi pengorganisasian, wewenang dan kekuasaan sebagai metoda formal, dimana manajer menggunakannya untuk mencapai tujuan individu maupun organisasi.
Wewenang formal tersebut harus di dukung juga dengan dasar-dasar kekuasaan dan pengaruh informal. Manajer perlu menggunakan lebih dari wewenang resminya untuk mendapatkan kerjasama dengan bawahan mereka, selain juga tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman dan kepemimpinan mereka.

- Pengertian Kekuasaan

Kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain untuk mencapai sesuatu dengan cara yang diinginkan. Studi tentang kekuasaan dan dampaknya merupakan hal yang penting dalam manajemen. Karena kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, maka mungkin sekali setiap interaksi dan hubungan sosial dalam suatu organisasi melibatkan penggunaan kekuasaan.
Cara pengendalian unit organisasi dan individu di dalamnya berkaitan dengan penggunaan kekuasaan. Kekuasaan manager yang menginginkan peningkatan jumlah penjualan adalah kemampuan untuk meningkatkan penjualan itu. Kekuasaan melibatkan hubungan antara dua orang atau lebih. Dikatakan A mempunyai kekuasaan atas B, jika A dapat menyebabkan B melakukan sesuatu di mana B tidak ada pilihan kecuali melakukannya. Kekuasaan selalu melibatkan interaksi sosial antar beberapa pihak, lebih dari satu pihak. Dengan demikian seorang individu atau kelompok yang terisolasi tidak dapat memiliki kekuasaan karena kekuasaan harus dilaksanakan atau mempunyai potensi untuk dilaksanakan oleh orang lain atau kelompok lain.
Kekuasaan amat erat hubungannya dengan wewenang. Tetapi kedua konsep ini harus dibedakan. Kekuasaan melibatkan kekuatan dan paksaan, wewenang merupakan bagian dari kekuasaan yang cakupannya lebih sempit. Wewenang tidak menimbulkan implikasi kekuatan. Wewenang adalah kekuasaan formal yang dimiliki oleh seseorang karena posisi yang dipegang dalam organisasi. Jadi seorang bawahan harus mematuhi perintah manajernya karena posisi manajer tersebut telah memberikan wewenang untuk memerintah secara sah.

Struktur Lini dan Staf
Dalam suatu organisasi pemimpinlah yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas dengan sebaik-baiknya. Dan dalam mempertanggung jabawaban bukan berarti dia sendiri yang melakukan, karena waktu, perhatian dan pengetahuan yang terbatas, maka dapat menunjuk seseorang yang tepat untuk melaksanakannya, ini bisa lini dan bisa juga staf atau sekelompok orang yang berupa panitia.

Staf tugasnya memberi layanan dan nasehat kepada manajer dalam pelaksanaan suatu kegiatan. Staf didalam melaksanakan fungsinya tidak secara langsung terlibat dalam kegiatan utama perusahaan atau organisasi.
Tugas yang dilakukan oleh lini merupakan tugas-tugas pokok dari suatu organisasi atau perusahaan. Dalam pengetatan yang harus dibuat oleh organisasi dalam saat yang kritis ditentukan oleh pilihan terhadap departemen lini atau staf, ini tergantung situasi yang dihadapi.
Kualifikasi yang harus dipenuhi oleh orang yang duduk sebagai staf yaitu dengan menganalisa melalui metode kuisioner, metode observasi, metode wawancara atau dengan menggabungkan ketiganya. Baishline mengajukan enam pokok kualifikasi yang harus dipenuhi oleh seorang staf, yaitu :
v Pengetahuan yang luas di tempat dimana dia bekerja.
v Punya sifat kesetiaan, tenaga yang besar, kesehatan yang baik, inisiatif, pertimbangan yang     baik dan kepandaian bergaul.
v Punya semangat kerja sama yang ramah.
v Kesederhanaan.
v Kemauan baik dan optimis.

Kualifikasi utama yaitu memiliki keahlian pada bidangnya dan punya loyalitas yang tinggi.
Konsekuensi organisasi yang menggunakan staf yaitu menambah biaya administrasi, struktur organisasi menjadi kompleks dan kekuasaan, tanggung jawab serta akuntabilitas.

Jenis-jenis staf
Menurut bidang yang dilayani staf dibagi menurut fungsi-fungsi yang ada di perusahaan, seperti staf personalia, staf pengembangan, staf perencanaan, staf pemasaran, dan lain sebagainya.
Menurut banyaknya pemimpin yang dilayani staf dibedakan menjadi :
1. Staf pribadi (personal staf ), Staf pribadi dibentuk untuk memberikan saran, bantuan dan jasa kepada seorang manajer. Staf pribadi biasa disebut asisten atau asisten staf yang mempunyai banyak tugas untuk atasan dan biasanya generalis. Umumnya ini deperbantukan pada manager tingkat tinggi (top manager). Staf pribadi ini ada dua, yaitu :

v Staff Asistens, disebut juga asisten manager atau asisten direktur yang berposisi sebagai lini atau hubungan lini, yaitu hubungan orang-orang dan komponen-komponen yang bertanggung jawab atas tercapainya tujuan perusahaan serta mempunyai wewenang mengambil keputusan terakhir mengenai hal yang berhubungan dengan tujuan. Staf asisten ini meliputi :

o Asisten to dan executive assistens memberi bantuan kepada pucuk pimpinan dalam suatu tugas pimpinan tertentu dan memberikan segala hal yang diperlukan.

o Administrative assistens memberikan layanan kepada seorang pimpinan dalam soal kecil administrasi.

o Special assistens memberikan layanan dalam bidang keahliannya kepada pimpinan.

v Line assistens, yaitu asisten yang berada pada masing-masing fungsional yang ada dalam perusahaan, dan dia memberikan nesehat dan bantuannya pada bidang menurut fungsinya.

2. Staf khusus (specialist Staff), Memberikan saran, konsultasi, bantuan, dan melayani seluruh lini dan unsur organisasi. Bertanggung jawab ke tingkatan-tingkatan organisasi yang bermacam-macam, seperti tingkatan divisi, tingkatan bagian, ataupun tingkatan cabang yang berdiri sendiri.

Sifat khusus staf specialist yaitu :

o Terbatas dalam pemberian nasehat dan bantuan serta tidak mempunyai kekuasaan terhadap elemen-elemen dalam organisasi.

o Nasehat dan bantuannya diberikan kepada seluruh bagian dan seksi.

o Nasehat dan bantuannya hanya untuk lapangan tertentu.

Wewenang Lini, staff dan fungsional

v  Wewenang lini (Lini Authority), adalah wewenang dimana atasan langsung memberi wewenang kepada bawahannya, wujudnya dalam wewenang perintah dan tercermin sebagai rantai perintah yang diturunkan ke bawahan melalui tingkatan organisasi.

v  Wewenang Staf (Staff authority), adalah hak para staf atau spesialis untuk menyarankan, memberi rekomendasi atau konsultasi kepada personalia lini.

v  Wewenang staf fungsional (Functional Staff Authority), adalah hubungan terkuat yang dapat dimiliki staf dengan satuan-satuan lini. Bila spesialis staf diberi wewenang fungsional oleh manajemen puncak maka dia mempunyai hak untuk memerintah satuan lini sesuai dengan kegiatannya.

Delegasi wewenang

Untuk mancapai tujuan organisasi yang efektif dan efisien, maka perlu adanya pendelegasian tugas dari atasan ke bawahan. Pendelegasian tugas ini juga harus dibarengi dengan pendelegasian wewenang, sebab pendelegasian tugas tanpa pendelegasian wewenang sama halnya orang mau pergi tapi tak punya uang.
Delegasi dapat diartikan sebagai pelimpahan wewenang dan tanggung jawab formal dari atasan kepada orang lain untuk melaksanakan tugas tertentu. Sedang delegasi wewenang diartikan sebagai proses pengalihan wewenang dari atasan kepada orang yang ditunjuk. Hal yang perlu diperintahkan dalam mendelegasikan suatu kegiatan kepada orang yang ditunjuk yaitu:

1. Menetapkan dan memberikan tujuan serta kegiatan yang akan dilakukan

2. Melimpahkan sebagian wewenangnya kepada orang yang di tunjuk

3. Orang yang ditunjuk mempunyai kewajiban dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan agar tercapainya tujuan.

4. Menerima hasil pertanggung jawaban bawahan atas kegiatan yang dilimpahkan.

Alasan-alasan pendelegasian
Beberapa alasan yang mendasari manager mau mendelegasikan tugasnya lepada orang lain, yaitu:

1. Tugas manager bukan hanya pada satu kegiatan saja, oleh karena itu tugas yang dianggap orang lain bisa melakukannya, dilimpahkan kepada orang yang ditunjuk. hal ini agar tercapai efektivitas dan efisiensi kerja.

2. Manager lebih memperhatikan pada tugas-tugas yang perlu penanganan lebih serius dan penting demi kelangsungan organisasi.

3. Manager tidak harus mempelajari semua permasalahan dan pengetahuan karena adanya keterbatasan-keterbatasan.

4. Mendorong dan mengembangkan bawahan yang menerima pelimpahan wewenang.

Delegasi dibutuhkan karena manajer mungkin hanya menguasai ?the big picture?, tidak cukup mengerti secara terperinci dan tidak selalu mempunyai semua pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan. Sehingga untuk mengefisienkan penggunaan sumber daya, pelaksanaan tugas tertentu didelegasikan kepada tingkatan organisasi yang serendah mungkin di mana terdapat cukup kemampuan dan informasi untuk menyelesaikannya.
Sentralisasi versus Desentralisasi

Sentralisasi adalah pemusatan kekuasaan dan wewenang pada tingkatan atas suatu organisasi. Desentralisasi adalah penyebaran atau pelimpahan secara meluas kekuasaan dan pembuatan keputusan ketingkatan-tingkatan organisasi yang lebih rendah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Derajat Desentralisasi sebagai berikut:

v Filsafat manajemen
Ada sebagian manajer yang otokratik dan menginginkan pengawasan pusat yang kuat.

v Ukuran dan tingkat pertumbuhan organisasi
Bila semua keputusan dipegang oleh manajemen puncak, maka organisasi tidak mungkin dapat berjalan dengan efisien dan efektif, karena bila ada masalah yang mendesak harus lewat manajer puncak yang tentunya memakan waktu yang lama. Bagi organisasi yang besar cenderung akan memperbesar desentralisasi dalam kegiatan.

v Strategi dan lingkungan organisasi
Faktor ini sangat penting sekali dalam menentukan bentuk yang akan diambil, yang selanjutnya akan mempengaruhi derajat desentralisasi.

v Penyebab geografis organisasi
Semakin menyebar geografis cenderung organisasi menggunakan desentralisasi, karena keputusan yang akan diambil lebih baik bila sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.

v Tersedianya peralatan pengawasan yang efektif
Bila peralatan yang tersedia berkurang organisasi cenderung menggunakan sistem sentralisasi, karena sulit untuk memonitor semua kegiatan yang ada di organisasi tersebut.

v Keanekaragaman produk dan jasa
Semakin banyak jenis dan macam produk cenderung untuk menggunakan sistem desentralisasi, sebaliknya jika semakin tidak beraneka produk yang dihasilkan cenderung menggunakan sentralisasi.

v Karakteristik organisasi lainnya
Tergantung pada masing-masing organisasi yang berhubungan dengan pembuatan keputusan, biaya dan lain sebagainya.
v Kualitas manajer
Desentralisasi memerlukan lebih banyak manajer-manajer yang berkualitas, sebab harus memutuskan dan mengambil tindakan sendiri.

Sumber :

Bagaimana mempengaruhi Orang lain: Berbagai model




Untuk bisa mempengaruhi orang lain, Anda harus bisa melakukan sesuatu di luar perkiraan dan melakukan sesuatu yang lebih dari apa yang sering terlihat. Percaya dirilah sepenuhnya pada diri sendiri dan apa yang ingin Anda capai. Berikan saran, nasihat, dan bantuan kepada orang yang membutuhkan. Terakhir, ketahui dampak dari apapun tindakan Anda dan perlihatkan kepada mereka dampak tersebut agar mereka bisa paham.

Metode 1 dari 3: Mempengaruhi Rekan Kerja

1.Tingkatkan Kepercayaan Diri.Anda bisa mempengaruhi orang lain untuk melakukan hal yang Anda minta dengan modal percaya diri. Orang yang percaya diri cenderung lebih mampu memimpin daripada mereka yang kurang percaya diri dan sering merasa khawatir. Postur tubuh dan nada bicara yang tegas, serta pikiran yang positif akan mengindikasikan sifat yang tenang dan kuat, dan keduanya adalah sifat yang dicari oleh orang banyak dan diikuti agar mereka bisa memiliki sifat tersebut.
  • Salah satu cara untuk terdengar percaya diri adalah menghindari kata-kata yang meragukan seperti 'mungkin' dan 'mencoba'. Daripada mengatakan "kita akan mencoba mengatasi masalah ini dengan melakukan A dan B," katakan "kita akan mengatasi masalah ini dengan cara ini" Dengan menghilangkan kata-kata yang meragukan, orang-orang akan percaya bahwa Anda memiliki soulsi dan jawaban yang mereka cari, sehingga mereka akan mau mengikuti Anda.
  • Franklin D. Roosevelt memiliki pengaruh yang sangat kuat bagi orang Amerika di masa Perang Dunia 2 dengan mengatakan "kita akan menang secara mutlak" dengan penuh percaya diri di pidatonya di tahun 1941 setelah serangan di Pearl Harbor oleh Jepang. "Tidak peduli berapa lamapun waktu yang diperlukan untuk mengatasi serangan terencana ini, Amerika, dengan kemampuannya, akan menang secara mutlak."

2. Lakukan riset dan tingkatkan pengetahuan dan wawasan Anda. Cari tahu apa yang sebenarnya ingin Anda capai dan pelajari segala hal terkait dengan topik dari tujuan dan target Anda. Anda harus mengetahui segala sesuatu yang ingin Anda pengaruhi pada orang lain dan siap menjawab pertanyaan apapun mengenai topik tersebut. Dengan memiliki pengetahuan dan wawasan, Anda akan memiliki otoritas. Riset akan membuat Anda memiliki pemahaman menyeluruh mengenai topik Anda dan kemudian bisa membuat orang lain kagum dengan keahlian Anda. Dengan pengetahuan, orang lain akan ingin belajar dari Anda.
  • Secara alami, manusia akan selalu mendengarkan orang yang tahu lebih banyak, karena kita ingin mendapatkan nasihat, filosofi, dan kebijaksanaan darinya

3. Kenali orang yang ingin Anda pengaruhi. Dale Carnegie pernah mengatakan dalam buku "How to Win Friends and Influence People": "Ketika bicara dengan orang lain, mahas mereka dan mereka akan mau mendengarkan selama berjam-jam.[3] Orang akan langsung menyukai Anda jika Anda memperlihatkan ketertarikan pada mereka lebih dulu. Kenali hobi mereka, apa yang mereka sukai dan tidak sukai, dan sebagainya. Kenali mereka dan buat diri Anda disukai dan gunakan itu untuk membangun rasa percaya pada Anda.

4. Pastikan Anda tampak jujur dengan menjadi seorang yang tulen dan absolut. Mengatakan kebohongan akan membuat Anda berada dalam masalah jika ketahuan. Membelokkan kebenaran yang Ada hanya akan membuat orang tidak percaya dan melawan Anda, dan itu tentu membuat Anda sulit mempengaruhi orang lain.
Iklan

 

Metode 2 dari 3: Mempengaruhi Musuh

1. Kenali musuh Anda. Pahami sudut pandang yang mereka yakini dan pendapat mereka. Penting bagi Anda untuk mengetahui jawaban atas segala pertanyaan yang mereka lemparkan ke mereka dan juga sebaliknya. Jika Anda sudah tahu semua itu, maka Anda bisa mencari tahu dan menjelaskan mengapa pendapat Anda lebih baik. Akui jika mereka punya poin yang benar dan buktikan bahwa Anda benar-benar paham akan pendapat mereka dan mengapa.
  • Gunakan kelebihan yang dimiliki sisi lawan Anda untuk memperkuat sisi Anda sendiri dengan membandingkan fakta dari sisi lawan dan akhiri dengan mengapa fakta yang Anda miliki lebih kuat.
  • Berikan contoh yang kredibel dan perlihatkan bahwa pendapat Anda lebih baik.
  • Jangan menjatuhkan lawan atau pendapatnya. Layani layaknya Anda setara dan perlihatkan bahwa dengan bantuan Anda, kalian berdua bisa melakukan sesuatu yang hebat.

2. Buktikan dedikasi dan komitmen Anda. Lawan Anda akan menantang Anda dengan pertanyaan "mengapa". Mereka juga akan memperlihatkan semua sisi negatif dari sudut pandang Anda. Tapi Anda tetap bisa menang dengan memperlihatkan bahwa Anda berdedikasi dan memiliki komitmen pada pengetahuan yang Anda miliki.

3. Perlihatkan bahwa Anda ahli dan memiliki keyakinan yang kuat. Seperti yang sudah disebutkan di atas, orang akan lebih mendengarkan seseorang yang sudah ahli dan berpengalaman. Jika Anda bisa membuktikan bahwa Anda sudah ahli dengan subjek atau topik yang Anda bawakan, lawan Anda akan mau mendengarkan dan mempelajari apa yang Anda ketahui.
  • Lawan Anda mungkin berpikir bahwa dia juga sudah ahli. Tapi jika Anda bisa memperlihatkan bahwa Anda lebih baik atau lebih ahli, serta sangat yakin pada pendapat Anda, mereka akan mulai ragu pada diri sendiri. Jika mereka melihat Anda sangat yakin pada pendapat Anda, mereka akan mulai ikut percaya pada pendapat Anda.

 


Metode 3 dari 3: Mempengaruhi Orang Lain Ketika Menjual Sesuatu

1. Miliki kemampuan persuasi.Secara umum, persuasi adalah membentuk kalimat yang terdengar menarik. Pertimbangkan siapa orang yang ingin Anda pengaruhi dan mengapa, lalu pikirkan bagaimana Anda akan mempengaruhi orang tersebut, kemudian susun kalimat yang bisa menarik.
  • Permainan kata adalah keahlian yang sangat bagus dan sangat bermanfaat bagi seseorang yang mencoba menjual sesuatu. Misalnya: "Anda bukan mengeluarkan uang untuk membuat logo baru. Anda sedan berinvestasi untuk sebuah solusi pemasaran untuk perusahaan Anda."[4]
  • Jangan membuat orang bingung dengan manipulasi kata. Anda ingin tetap menjaga rasa percaya mereka, dan caranya adalah memperlihatkan fitur dan fakta apa adanya.
2. Gunakan kesesuaian dan dampak sosial.Orang-orang biasanya cenderung mengikuti apa yang disetujui masyarakat luas, karena mereka berpikir dengan mengikuti mayoritas, mereka akan bisa diterima dan disukai, dan akan melakukan apa saja untuk mengubah pendapat mereka untuk tujuan tersebut.Gunakan keseuaian untuk mempengaruhi seseorang dengan mengatakan bahwa apa yang Anda jual diterima dengan sangat baik oleh masyarakat di wilayah Anda.
  • Akui bahwa diri Anda termasuk salah satu masyarakat yang mengikuti pengaruh sosial yang Anda sebutkan.
  • Gunakan contoh yang menjelaskan bagaimana produk Anda bisa populer dan mengapa (menggunakan fakta yang nyata, tentunya). "Mayoritas masyarakat di wilayah kami menggunakan produk kami karena produk kami lebih efisien dan efektif, sehingga menghemat waktu dan uang."[
3. Yakin bahwa apa yang Anda jual adalah yang terbaik.Jika Anda yakin bahwa produk yang Anda jual adalah pilihan terbaik untuk semua orang, maka Anda pasti bisa meyakinkan orang lain.

Tags