Latest News

Friday, July 6, 2018

Prabowo Amien ke Arab, Jokowi ke Dunia Fantasi



Prabowo Amien ke Arab, Jokowi ke Dunia Fantasi

Dalam banyak kesempatan, beberapa kali Presiden Jokowi membuat publik tercengang. Aksi atau tindakannya kadang membuat kita terharu, termotivasi dan berani. Misalnya saat terjadi bom di Sarinah, beliau langsung balik ke Jakarta dan datang ke lokasi. Begitu juga saat terjadi bom di Surabaya, beliau datangi satu persatu, melihat apa yang terjadi. Menanyakan bagaimana itu bisa terjadi.

Tapi juga kadang Presiden membuat kita tertawa terpingkal-pingkal. Saat kasus Setnov disidang oleh MKD, Presiden dengan tanpa rasa bersalah mengundang pelawak ke Istana, melakukan sidang tandingan. Bahkan jam undangannya pun sama persis dengan jam sidang Setnov di MKD atas kasus papa minta saham.

Jokowi juga sempat ditanya bagaimana komentarnya tentang film G30S/PKI yang beberapa waktu lalu sempat menjadi polemik. Presiden diposisikan sebagai orang yang pasti tidak akan setuju dengan film tersebut mengingat fitnah terhadap Jokowi selama ini adalah beliau PKI, keluarganya PKI. Namun menanggapi hal semacam itu, Jokowi rupanya tidak menanggapi sesuai keinginan atau prediksi kelompok oposisi. Beliau menyatakan film itu bagus sebagai bagian dari sejarah. Cuma gambarnya sudah buram dan harusnya diproduksi ulang. Lagipula dulu film tersebut dibuat pada masa Soeharto berkuasa, rezim otoriter. Meski begitu, Presiden juga menyempatkan diri menonton bersama pemutaran film PKI tersebut.

Semua pengamat, politisi oposisi dan kampret-kampretnya kelabakan. Presiden berjalan di tempat yang tidak seharusnya, bukan di jalan yang sudah mereka persiapkan untuk melakukan penyerangan.

Yang belum lama ini terjadi, soal polemik boleh tidaknya mantan koruptor untuk maju sebagai caleg. Komentar Jokowi sangat sederhana, boleh, tapi diberi tanda bahwa yang itu mantan koruptor.

Komentar atau sikap Jokowi penuh simbol. Bahasanya tidak bisa langsung dimengerti, perlu penafsiran. Sehingga kalau boleh saya tafsirkan, Jokowi ingin bilang ke MKD bahwa mereka cuma ngelawak dalam sidang Setnov terkait kasus papa minta saham. Film PKI itu tidak enak ditonton, gambarnya saja jelek. Kalau sudah koruptor ya jangan nyaleg lah, ga tau malu! Dan terakhir soal bom, Jokowi seolah mengatakan “Saya nggak takut!”

Lalu mengapa saya menuliskan ini? bukankah semua kejadian-kejadian tersebut sudah berlalu? Hehe ini masih ada kaitannya dengan peristiwa politik terbaru. Di saat Prabowo dan Amien Rais terbang ke Arab untuk bertemu Rizieq, alasannya umroh, Presiden Jokowi juga melakukan sesuatu. Jokowi mengajak keluarganya, formasi lengkap dengan mantu dan cucu, untuk ngabuburit menunggu adzan maghrib.

Lokasi yang dipilihpun luar biasa, Dunia Fantasi (Dufan) Ancol. Wahana yang dipilih juga luar biasa menarik, berhasil membuat saya tertawa; komedi putar lengkap dengan 40 tunggangan dan istana boneka.

Apa yang bisa ditafsirkan dari kegiatan Presiden kali ini? sebenarnya itu adalah simbol komunikasi sangat telak kepada Prabowo yang jauh-jauh ke Arab untuk bertemu Rizieq. Prabowo tak punya keluarga yang utuh, bercerai dengan istrinya, dan anaknya adalah…. Ah tak perlu saya lanjutkan.

Tidak ada pembalasan yang lebih menyakitkan dibanding menunjukkan bahwa kita bahagia dengan keluarga yang kita miliki. Tidak ada. Dan Prabowo serat Amien tidak memiliki itu, di usianya yang mulai renta. Malah menemui Rizieq yang bukan siapa-siapa mereka.

Pertemuan Prabowo, Amien dan Rizieq tak ubahnya pertemuan di Dunia Fantasi. Mereka membicarakan hal-hal besar, padahal semuanya hanya berputar-putar seperti komedi putar. Saling menunggangi. Mereka seolah-olah membahas hal-hal yang sangat penting, padahal salah satu dari mereka hanyalah boneka yang dimanfaatkan.

Semua mereka tahu bahwa itu hanyalah permainan, wahana. Pertemuan tersebut pun hanyalah pertemuan di Dunia Fantasi. Namun mengapa mereka tetap melakukan hal tersebut? karena mereka merasa gembira melakukannya. Meskipun lelah dan jauh.

Itu semua tergambar oleh aktifitas Presiden kemarin. Bedanya, beliau benar-benar bergembira karena memiliki keluarga yang harmonis dan utuh. Tidak seperti Prabowo. Selain itu, Jokowi tak perlu jauh-jauh mencari keluarga, tak perlu jauh-jauh mencari kebahagiaan.

Lalu apa pelajaran yang bisa kita petik dari peristiwa politik ini? bagi saya, berpura-pura itu tidak pernah menyenangkan. Kabur dari tanggung jawab dan kasus itu tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Menggalang dukungan padahal sudah berkali-kali ditolak rakyat Indonesia, itu seperti orang yang tidak tahu malu.

Seharusnya Amien dan Prabowo mulai legowo. Menerima kenyataan bahwa Jokowi adalah Presiden terbaik Indonesia saat ini, sampai tahun 2024 mendatang. Jika itu tidak bisa mereka lakukan, maka segala hal hanya akan nampak seperti Dunia Fantasi. Sujud syukur padahal kalah. Begitulah kura-kura.

No comments:

Post a Comment

Tags